RAHASIA REMAJA

244 5 0
                                    

Esti Nurjanah yang masih duduk di klas 9 SMP jelas masih ranum dan belum waktunya merasakan cumbuan dari lelaki dewasa. Kalau cuma melihat milik ayahnya sering, tetapi tidak membuat ia bergairah karena sedarah. Tetapi ketika ia mulai melihat milik om Gatot yang besar dan indah telah membuat gejolak birahinya naik. Apalagi ia telah memegang dan meremasnya, hingga nafasnya sesak dan darah menggejolak. Sangat nikmat saat melihat, dan menggenggamnya. Esti membayangkan jika Gatot melakukan seperti ayah dan ibunya.. tentu sangat nikmat. Tapi ia takut hamil. Kan Esti masih kecil. Esti juga takut bila suatu saat perbuatannya diketahui ayah atau ibunya. Ia akan menutupi dan tidak akan memberi tahu kepada siapapun. Linggar yang selalu menemani bila datang ke rumah om Gatot, harus bisa merahasiakan. Kalau Linggar sampai bocor, Esti pasti dimarahi ayahnya.

Masih terbayang dan terasa telapak tangannya menggenggam barang ajaib itu. Bahkan Nurjanah masih mengingat saat miliknya merasakan klimaks dan mengeluarkan cairan kewanitaan. Sungguh baru sekali itu ia rasakan nikmatnya orgasme.

"Mbak belum tidur ya?" tanya Linggar yang tidur disampingnya.

"Kamu jangan omong ayah lho nggar, "

"Omong apaan?"

"Aku tadi tidur di rumah om Gatot, liatin Abang jagonya om"

"Gak lah. Aku juga lihat kok. Gede ya mbak jagonya om Gatot." kata Linggar sambil meraba milik Esti.

"Om Gatot tuh seneng ciumi punyaku. Kan bau ya"

"Iya mbak. Punyaku juga diciumi. Tapi kalau dikobel pakai jari sakit mbak" kata Linggar.

"Kan lama2 enak nggar. Aku jadi seneng tuh remes jagonya om Gatot." kata Esti sambil memeluk adiknya.

"Tapi aku kesel kalau dipaksa lek Slamet kocok burungnya. Malah pernah gesekin ke wuwukku mbak" kata Linggar.

"Jangan mau. Teriak dong biar pak Mul dengar."

"Tapi kalau om Gatot, aku suka sih pegang itunya. Hi hi hi.. gede banget sih. Mbak pernah kan dikobel om Gatot?"

"Hati2 kamu kalau sama om Gatot jangan sampai dimasuki jagonya" kata Nurjanah.

"Mang Napa? "

"Bisa hamil tau"

****

Sore itu Nurjanah jadi mual pengin muntah saja. Nurjanah takut kalau ia hamil karena sering main sama om Gatot. Awalnya cuma coba- coba duduk di pangkuan om Gatot. Tapi om Gatot juga senang sih kalau jagonya keluar masuk milik Janah sampai sama- sama ngantuk dan pules.

Habis Nurjanah jadi ketagihan karena merasa nikmat saat bisa keluarkan cairan kewanitaan. Nurjanah suka berkaca di cermin lemari, tubuhnya kini mekar dan bersih glowing. Dadanya makin mengeras tegang hingga om Gatot senang meremas.

Tapi ia tidak melihat perutnya buncit, mungkinkah Nurjanah hamil? Gumam gadis itu dalam hati. Gadis itu sangat kaget ketika di belakangnya sudah berdiri pak Mul yang masuk kamar tidak omong. Senangnya pak Mul kalau lihat putrinya yang cantik itu telanjang.

"Ngapain sih pak?"

"Mau cari korek gas."

"Kok ke kamarku? Hiiih sana keluar dulu apa!"

Pak Mul keluar sambil menoleh memandangi pinggul Nurjanah yang mulai mekar indah. Nurjanah buruan pakai daster dan mengunci pintu dari dalam. Tapi tiba2 perutnya terasa mual banget hingga gadis itu keluar dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Hoek.. hoekk!"

Untung pak Mul sudah pergi, tidak ada yang mendengar dan melihat Janah muntah2. Tapi Slamet yg denger langsung masuk sambil ngomel.

" Nah lo hamil. Awas kalau kamu hamil, lebih baik minggat dari rumah ini" kata Slamet yang malah menghampiri dari belakang sambil selipkan jago ke celah pinggul Janah.

"Apaan sih mas?"

"Udaaah bentar saja" kata Slamet yang terus mengocok Abang jago ke milik adiknya yang basah. Nurjanah meronta dan mendorong dada Slamet hingga terjatuh. Pak Mul datang marah2.

"Pada ngapain sih kalian ?"

"Ini Slamet mau kurang ajar sama aku" kata Janah.

"Slamet pun nekat kocok Abang jago dengan sabun sampai crut. Nurjanah melihat oli putih berceceran di lantai kamar mandi. Ia jadi inget saat om Gatot menodainya dan mengeluarkan santan banyak. Benarkan ia telah hamil? gumam Janah dalam hati.

***

Nurjanah kelihatan galau ketika om Gatot malah menghampiri dan menarik lepas dasternya.

"Aku hamil nih om" bisik gadis remaja itu.

Om Gatot seolah tidak mendengar karena sudah berada dalam pelukannya.

Nurjanah yang merasa tubuhnya makin mekar glowing tentu saja khawatir bila ia telah hamil. Lalu apa kata pak Mul atau Slamet jika ia benar2 hamil diluar nikah? Diusir dari rumah itu pasti.

"Nanti kalau habis makan nanas muda, kandunganmu yg belum 3 bulan itu akan ikut keluar bersama menstruasi" kata om Gatot yang terus mencangkul sawahku hingga aku merasakan gejolak birahiku makin tinggi. Nafasku jadi sesak dan aku cengkram pinggangnya yang terus melaju maju mundur menekan milikku.

"Hhhhhh.. nikmat sekali rasanya bercinta dengan om Gatot. Om Gatot seperti tidak merasa galau mendengar bisikanku. Mungkin karena ia juga sudah siap jika harus menikahi aku. Om Gatot kali ini kurasa sangat perkasa ketika menghentakkan Abang jago hingga aku terlempar hampir jatuh dari ranjang.

YOUNG MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang