02 (18+)

353 6 0
                                    

BENTAR BENTAR sebelum membaca aku mau NYAPA READERS ku dulu HAII HAII
Gimana kabar kalian? Baik baik aja kan? Wkwk. Kayanya udah berdebu banget lapak ini hehehe ku tinggal berapa windu yaa?? Wkwk. Karna butuh waktu yang cukup lama untuk membuat chapter ini, selain karna kesibukkan juga mental yang selalu down high down high terus aku bener bener kewalahan. Banyak banget event event yang mau diadain apalagi ini sudah masuk waktu ramadhan, nambah nambah ceunahh.
Jadi aku nggak bisa janji kapan aku bakalan update nyaa itu tergantung yaa, tapi aku bakalan usahain buat update dua minggu sekali yaa. Maaf banget😣🙇 makasih buat kalian yang udah nunggu cerita ini. Luvv banget smaa kalian semua.
Semangat buat kalian yang tengah menjalankan ibadah puasa.









Matahari yang cerah hari ini adalah matahari yang menjengkelkan bagi Vhisa. Dia bangun dari tidur dengan rasa sakit, kecewa, marah yang bercampur aduk menjadi satu. Ibunya, pusat dunianya itu ternyata dibunuh oleh seseorang yang dia cintai. Vhisa kecewa,  rasa cintanya pada Jaehyun sekarang berubah menjadi benci. Oase kebahagiaannya, mulai berhenti. Semalam adalah malam yang berat, Vhisa berperang dengan pikiran dan perrasaannya sendiri, dia digulung dengan ketidak nyamanan nya. Dia harus bagaimana? Apa yang harus dia lakukan? Takdir dengan jahatnya membuatnya masuk dalam labirin panjang dan memusingkan tanpa Vhisa sadari. Dia terlalu bodoh untuk berpikir kalau selama ini Jaehyun yang seharusnya dia hindari dan dia benci.

Pagi ini, Vhisa tidak beranjak sama sekali.  Dia masih bergelut dengan selimut yang menguasai kehangatannya. Musim dingin telah tiba, natal juga akan hadir sebentar lagi. Vhisa tersenyum kecut, bagaimana bisa di perrayaan natal kali ini, dia merayakannya seorang diri tanpa sang Ibu? Natalnya tahun ini benar benar sangat sepi. Vhisa membutuhkan sang Ibu. Tolong bisakah Vhisa memeluk Ibunya kembali? Vhisa sangat membutuhkannya.

Vhisa ingin memakan kue jahe buatan sang Ibu. Vhisa ingin diberikan hadiah oleh Ibunya. Semuanya Vhisa ingin di hari natal nanti bersama sang Ibu. Namun, semua keinginannya itu hanya akan menjadi angan yang biasa. Vhisa tidak akan pernah bisa memakan kue jahe sang Ibu atau mendapat hadiah dari sang Ibu lagi di hari Natal. Vhisa sekarang benar benar kesepian.

"Apakah kau tidak ingin mengisi perutmu? Bagaimana jika calon anakku kelaparan?"

Vhisa mengepalkan kedua telapak tangannya. "Apa yang harus aku perdulikan? Aku bahkan tidak ingin dia ada didalam kandunganku!" Balas Vhisa dengan emosi yang mengebu.

Jaehyun yang mendengarnya hanya bisa mengucap kalimat sabar dalam hati. Jaehyun mencintai Vhisa dan selamanya akan selalu begitu.

"Aku membuat bubur dengan sup ikan yang lezat untuk mu. Ayo makan, apa perlu aku suapi?"

"Aku bahkan memilih untuk tidak makan daripada aku harus makan masakkan mu!"

"Kau ini benar benar yaa, sudah manjamu smaa sekali tidak pernah hilang. Baiklah aku akan menyuapimu."

Jaehyun berjalan mendapat, hanya untuk nampan yang dia pegang di tepis oleh Vhisa dengan sengaja. Semuanya berantakkan kemana-mana, bahkan dengan sengajanya Vhisa meludah di lantai.

"Apakah mulut ku harus berbusa terlebih dahulu, sampai kau mau mendengarkan ku?!" Bentaknya hilang kendali.

Jaehyun mengepalkan kedua tangannya, dia mendongak menatap Vhisa tepat di manik  mata Vhisa dengan sorot matanya yang tajam. Jaehyun menarik laci, mengambil___ borgol?

"Tidak kah kau berpikir kalau kau telah melukai ku? Aku akan membuat mu merasakannya!"

Dengan gerak yang cepat, Jaehyun menarik kedua pergelangan tangan Vhisa dengan satu telapak tangannya. Dia mulai memborgol pergelangan tangan Vhisa yang memberontak. "Maafkan aku, apa aku menyakiti mu? Tidakkah dalam pikiran mu terlintas kalimat seperti itu?! Aku tidak akan meninggalkan mu Vhisa-a, walaupun kau berulang kali akan menyakitiku. Kau tidak harus menunggu sebuah karma, karna kau akan mendapat luka setelahnya!" Ucap Jaehyun dengan penuh penekanan.

Scaramanga | Jung Jaehyun✔Where stories live. Discover now