23. LONELY

52.6K 1.5K 0
                                    

Suasana malam di Manila terasa dingin dan menyegarkan, langit cerah di hiasi bintang bertebaran di angkasa, juga kilauan cahaya dari gedung gedung pencakar langit yang memancarkan sinarnya.

Jiwa jiwa yang kelelahan terlelap dalam tidur malam, sementara beberapa jiwa tampak terbangun, berdiri dan terdiam menyaksikan indahkan negeri lumbung padi dari atas rooftop.

Erlan, lelaki itu berkali kali menghisap puntung rokok yang berada di tangannya. Sekarang merokok sudah menjadi rutinitas baginya, terkecuali jika di rumah, dia tidak akan membiarkan Anin menghirup asap, karena Anin gampang sesak napas.

"Woi bang!" panggil seseorang dari arah belakang.

Erlan sedikit tersentak dan ternyata orang itu adalah Fatur, teman sekamarnya.

"Ada apa?" Erlan menaikkan sebelah alisnya.

"Nih, hp lo bunyi terus dari tadi, kayanya sih cewek lo yang nelpon." Fatur menyerahkan benda gepeng itu padanya.

"Hm, thanks, kalo gitu lo bisa pergi sekarang."

"Njir! Lo ngusir gue nih ceritanya?" tanya Fatur.

"Lo ngerti privasi kan?" balas Erlan datar membuat nyali Fatur langsung menciut seketika.

"Hehe, iya juga sih bang, yaudah kalo gitu gue balik kamar aja deh," ucap Fatur menggaruk tekuknya tak gatal dan berbalik badan.

"Hm."

Setelah memastikan Fatur pergi, Erlan menempelkan handphone nya ke daun telinga. Di sebrang sana terdengar suara cepreng Anin yang terus bergerutu. "Ada apa sayang?"

"KAK! lo belum tidur? Sekarang dimana? Sama siapa? Lagi ngapain aja! Kenapa chat gue gak di bales bales hah?!"

Erlan menjauhkan hp nya begitu mendengar suara toa Anin. "Pelan pelan Nin, lo kira gue budeg?"

Terdengar kekehan kecil dari sana. "Hihi sowry, lagian gue bete banget sama lo kak! Dari tadi gak ada kabar, KENAPA?!"

"Yang pertama, susah sinyal. Yang kedua, batre gue habis, yang ke tiga----,"

"Yang ke tiga lo berduaan sama Syela kan?!" tuduh Anin cepat.

"Astagfirullah, jangan nuduh sembarangan! Siapa yang ngajarin lo kaya gitu hm?" tanya Erlan.

"Devan! Devan bilang lo mepet mepet Syela mulu.... Ih dasar ya! Mentang mentang gue gak ikut lo enak enakan disana! Liat aja nanti kalo lo pulang gak gue kasih cuddle!" ancam Anin.

"Ya ampun Nin, jangan gitu lah, bisa mati gue kalo gak lo kasih cuddle," lirih Erlan terdengar memohon.

"Bodo amat! Kalo mau mati mati aja sana sekalian!"

Erlan menghembuskan napasnya pelan seraya menyugar rambutnya ke belakang. "Gue belum jelasin satu satu, Nin. Lo jangan main ancem ancem aja, kasih gue waktu buat jelasin dulu."

"Yaudah cepet! Gue udah ngantuk, Hoamm..."

Erlan terkekeh mendengar Anin menguap, sepertinya istrinya itu sudah di landa kantuk. "Back to your first question, masih mau dengerin gak hm?"

"Mauuuu! Tapi cepetan kak! Mata gue keburu perem nih."

"Yaudah iya, tadi lo nanya, gue belum tidur? Jawaban nya belum Nin, karena gue belum ngantuk. Terus sekarang dimana? Sama siapa? Gue di rooftop apart sendirian. Lagi ngapain aja? Pasti lo tau tiap malem gue ngapain. Dan terakhir, kenapa chat lo gak gue bales? Itu karna batre gue habis dan gak ada sinyal. Dan yang paling akhir, gue gak lagi berduaan sama Syela! Gue juga gak mepet mepet dia! Yang bener dia yang deketin gue! Lo jangan percaya sama Devan, dia itu setan yang, semua yang dia bilang gak bener," jelas Erlan meyakinkan Anin.

ERLANGGA | ENDWhere stories live. Discover now