10. Satu Atap

68.2K 2K 2
                                    


"Assalamualaikum, Anin datang." Anin memasuki rumah mewah milik mertuanya yang terlihat sepi, seperti tidak ada orang. Kepulangan mereka nyatanya tidak di sambut hangat, semua sibuk dengan urusan masing masing. Dimana Pemilik perusahaan besar lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja.

"Kayanya gak ada yang nyaut kak."

"Hm, kata bibi Mama sama Papa lagi keluar Nin, nggak papa?"

"Terus kita ngapain dong?"

Terdengar suara langkah kaki dari arah tangga yang mengarah ke mereka berdua. Perempuan seumuran dengan dress pendek yang membaluti tubuhnya.

"Wah, ternyata kalian udah datang?" ucap Syela seraya tersenyum ke arah Erlan. Laki-laki yang sangat ditunggu kehadirannya.

"Tante sama om lagi keluar, Lan. Tapi kamu boleh masuk kamar kok, kebetulan tante Resha udah beresin kamar kamu. Seneng banget akhirnya kamu balik lagi ke sini," tutur Syela, dengan gencar dia bergelayut di lengan Erlan membuatnya risih.

"Tadi pagi aku udah bikin brownies kesukaan kamu tau, kamu mau cobain gak?"

"Gak makasih." Erlan melepas cekalan tangan Syela dari lengannya.

Melihat perlakuan Syela kepada suaminya itu tentu tidak membuat Anin cemburu atau kesal, malahan merasa geli, perempuan sepopuler Syela bisa lancang itu.

"Dasar ulat bulu." gumam Anin.

"Bawain koper gue sama Anin ke kamar." pinta Erlan padanya.

"Hah? Aku?" tanya Syela menunjuk dirinya sendiri.

Erlan mengangguk. "Iya, lo mau atau enggak? Kalo gak mau yaud----,"

"Iya iya aku mau," jawab Syela cepat.

"Bagus! Kalau gitu lo bawa koper gue ke atas. Tapi jangan naik lift."

"----Naik tangga."

Anin yang mendengar lantas tertawa puas. "Anjir! Sumpah gue suka banget!"

"Diem lo!" gertak Syela."Masih untung ya gue ada gunanya layanin Erlan. Gak kaya lo! Bisanya enak enakan doang!"

"Lah gak salah ya? Udah jelas jelas gue istrinya, Erlan gak bakal ngebiarin gue bawain koper kali!" balas Anin.

"Udah udah." tengah Erlan. "Ayo ke kamar."

Anin menggembungkan pipinya kesal, padahal dia belum selesai membalas manusia tokek satu ini, tapi Erlan sudah menyuruhnya untuk ke kamar.

Hari ini perpindahan dadakan. Mengingat lokasi hotel dan sekolah mereka yang lumayan jauh, tentu mengharuskan keduanya untuk tinggal di rumah ini untuk sementara waktu, agar lebih dekat dan tidak telat seperti hari kemarin.

Sebelumnya Erlan sudah pernah menceritakan kepada Anin kalau Syela juga tinggal di rumahnya selama 3 bulan terakhir, untungnya Anin bisa mengerti.

°°°°

Di meja makan pagi ini keluarga Arhan sedang melaksanakan sarapan bersama sebelum bepergian, terdengar dentingan sendok bersahut sahutan yang mengisi suasana mereka. Untuk pertama kalinya Anin merasakan suasana berbeda dihidupnya di selimuti orang orang tersayang.

Banyak hal baru dengan segala keterbiasaan untuk menerima semuanya. Hidup jauh dari orang tua dan menjadi seorang istri sekaligus pelajar secara bersamaan, yang berjalan beririangan.

"Mau nambah lagi gak?" tanya Anin melihat piring Erlan yang sudah habis. Porsi makan laki-laki itu yang banyak jelas Anin suka.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang