07. Wedding

72.1K 2.5K 46
                                    

Hari ini mungkin akan menjadi hari yang paling bersejarah bagi kedua pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Dan tentunya di lakukan hanya sekali dalam seumur hidup.

Acara yang berlangsung di hotel mewah milik keluarga Arhan yang sudah di dekor sedemikian rupa dengan hiasan yang terpasang indah di setiap sudut ruangannya. Acara sakral yang hanya akan di hadiri oleh keluarga dekat, teman dekat, dan rekan bisnis saja. Mengingat keduanya masih bersekolah dan butuh privasi, jadi pihak sekolah tidak ada yang mengetahuinya.

Bersanding bersama Erlangga Pradhika, laki-laki itu terlihat gagah dan tampan mengenakan tuxedo lengkap berwarna hitam dengan rambut yang tertata rapih.

Begitu juga dengan Anin, terlihat cantik mengenakan gaun putih mewah yang mencuri perhatian mata dengan polesan make up yang membuatnya semakin pangling.

Berkali kali pandangan mata Erlan tak lepas dari bidadari yang sekarang berada di sampingnya. Mengakui, kalau Anin memang secantik itu. Jelas tidak ada alasan baginya untuk menolak.

Sekarang, di depan mereka terdapat penghulu dan beberapa saksi. Situasi pertama yang cukup menegangkan, jantung yang berdegup lebih kencang.

"Bagaimana sudah siap?"

Erlan mengangguk yakin lalu berjabat tangan dengan Hendra, Ayahnya Anin sebagai wali nikah.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Erlangga Pradhika bin Arhan Arsenio dengan putri kandung saya yang bernama Anindiya Aletta binti Mahedra Dirga dengan maskawin berupa berlian 50 karat, emas seberat 500gr, 6 buah mobil sport, 1 unit rumah mewah, 6 unit apartement, 2 pulau pribadi, uang sebesar 10 miliar dan seperangkat alat sholat. Tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Anindiya Aletta binti Mahendra Dirga dengan mas kawin berupa berlian 50 karat, emas seberat 500gr, 6 buah mobil sport, 1 unit rumah mewah, 6 unit apartement, 2 pulau pribadi uang sebesar 10 miliar dan seperangkat alat sholat di bayar, Tunai!" ucap Erlan berhasil mengucapkan dengan satu tarikan nafas lantang dan jelas.

"Bagaimana para saksi, Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

Semua tamu mengucapkan rasa syukur, begitu pun juga dengan kedua orang tua mereka yang menangis haru bahagia melihat momen sakral yang bisa dilewati semudah membalikan telapak tangan.

Anin menghembuskan napas pelan masih tidak menyangka kalau sudah menikah dan menjadi istri orang. Apalagi dengan seorang Erlangga, laki-laki yang paling di idam idamkan para wanita.

Lalu Anin memasangkan cincin di jari manis seseorang yang sekarang berstatus suaminya itu, kemudian mencium punggung tangannya. Sekarang bergantian, Erlan yang memasangkan cincin di jari manis istrinya.

Anin memejamkan matanya kala bibir Erlan menempel dengan lembut di keningnya. Dan turun tanpa permisi Erlan memiringkan kepalanya mencium bibir Anin sekilas.

Semua tamu undangan bersorak heboh menyaksikan adegan tersebut. Jelas seperti yang ada di drakor drakor yang sering Anin lihat sampai baper ke ulu hati.

"Baru gue cium, belum gue---,"

"APA!" nyolot Anin galak.

"Jangan galak galak my wife." bisik Erlan.

Anin memukul pelan dada laki-laki itu karena merasa malu, salting yang menjadi satu. Pipinya merona merah seperti kepiting rebus.

"Erlan, Anin. Kalian sudah Sah menjadi pasangan suami istri, Ayah harap kalian bisa menjadi pasangan yang taat dan patuh pada agama ya," ucap Hendra pada keduanya.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang