53. Kelulusan

43.1K 1.1K 5
                                    

Tidak terasa sudah di penghujung masa putih abu abu. Dimana di setiap sudut sekolah memiliki kenangan indah bersama teman, guru, dan sahabat yang menjadi rumah kedua setelah orang tua.

Momen yang tudak akan bisa di ulang dua kali, yang setiap harinya selalu menunggu hari kelulusan tiba dan ingin cepat cepat lulus agar terbebas dari pelajaran pelajaran yang sering kali membuat pusing tujuh keliling.

Semua permasalahan antara teman yang hampir selesai, segala pendekatan dengan seseorang yang hampir usai walaupun tak menemuka titik terang yang sebenarnya.

Bapak ibu guru menangis haru bahagia melihat anak didiknya mengenakan pakaian formal, dimana mereka semua di nyatakan lulus tanpa bersyarat. Hasil ujian kemarin membuahkan hasil yang baik walaupun mungkin ada yang hasil googling dan mencontek lembar kerja milik teman.

Karangan bunga ucapan selamat berjejeran di depan gedung yang menjadi tempat acara kelulusan kelas XII yang sudah di rancang sedemikian rupa seperti keinginan semua orang. Acara di laksanakan semeriah mungkin dengan menghadirkan penyanyi penyanyi terkenal.

Hingga saatnya malam pun tiba, acara prom night yang paling di tunggu tunggu, sebagai ajang perpisahan sekolah untuk mengenang masa masa SMA.

"Aku nunggu disini aja ya." Anin melepas cekalan tangan yang menggandengnya saat di pintu masuk utama.

"Kenapa?"

"Malu." cicitnya. "Perut aku gede, nanti di liatin sama orang."

Erlan tersenyum dan meraih tangannya. "Jangan malu, malam ini kamu cantik buat aku.'

"Enggak mau kak, kamu sama temen temen yang lain aja ya? Kan kamu yang wisuda, jadi biar aku yang nungguin kamu dari sini. Nggak papa kan gak aku temenin?"

"Justru karena aku yang lulus, makanya kamu yang harus nemenin aku, Nin. Mereka semua di temenin sama pasanngannya masing masing, apa kamu tega biarin aku gak ada gandengan, hm?" tanyanya.

Anin melirik sekitar yang hampir semua memang bersama pasangan, mereka datang ke acara prom night guna mendampingi kekasihnya. "Apa kamu gak malu gandeng aku yang lagi hamil ini?"

"Malu kenapa? Malahan aku seneng sayang, bisa di dampingin istri sama calon anak kita di hari kelulusan." senyum Erlan terukir merangkul pinggang Anin mengusap ngusap perutnya dari samping.

"Ya? Kamu temenin aku selama acara berlangusng?"

Anin pun mengangguk menyetujui, kalo Erlan sudah meminta seperti ini, itu tandanya Anin harus menurut. Lalu mereka berdua duduk disalah satu kursi tamu undangan.

 Lalu mereka berdua duduk disalah satu kursi tamu undangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Lan! Kamu ganteng banget malam ini." seorang perempuan cantik mendatangi meja yang di tempati mereka dan menyapa laki laki itu.

Namun Erlan tak membalas, dia fokus dengan handphone di tangan kanannya dan satu tangannya lagi bergerak mengusap ngusap pinggang Anin yang katanya pegal karena kebanyakan berdiri.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang