06. From Someone

67.7K 2.1K 7
                                    

"Erlan sebentar, Papa mau bicara." Arhan beranjak dari sofa mendapati putra sulungnya yang baru pulang.

Erlan yang baru saja memasuki rumah terpaksa harus menghentikan langkahnya dengan menghela napas. Ini bukan waktu yang tepat untuk bicara bukan? Baru pulang sekolah, lelah, malah tidak di izinkan masuk kamar.

"Ada apa, Pa?"

Arhan mendekati putranya."Papa mau bicara sama kamu."

"Tentang?" alisnya terangkat.

Sebelum memulai ucapannya Arhan tampak mengembuskan udara lewat mulut. "Mulai malam ini Syela akan tinggal di rumah kita selama 3 bulan terakhir. Kamu gak keberatan, kan?"

"Apa? Kenapa harus disini? Kerabat dia banyak Pa! Kita jangan terlalu baik sama dia."

"Erlan, Kamu lupa ya kalo sebenarnya yang menolong perusahaan Papa itu om Ander? Jadi kita gak ada salahnya balas budi sama mereka, terutama Syela."

Erlan mengusap wajahnya gusar. "Pa! Syela itu terlalu sering repotin Erlan! Erlan gak bisa kalo harus terus terusan---,"

"Itu belum seberapa sama apa yang keluarga mereka kasih ke kita, Lan. Papa mohon kamu bisa mengerti saat ini juga!" tekan Arhan.

Erlan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Sebentar lagi Erlan punya istri, Pa! Gak mungkin Erlan lebih mengutamakan apa mau Syela di bandingkan Anin yang jelas jelas istri Erlan nantinya!"

"Papa paham apa maksud kamu, Lan. Tapi Papa juga mohon sama kamu, terima Syela di rumah kita, dan perlakukan dia seperti adik kamu sendiri."

"Erlan gak tau Pa!" Erlan pergi begitu saja ke kamar dengan perasaan campur aduk, muak mendengarnya.

"Erlan kenapa mas?" tanya Resha datang dari arah dapur.

"Tolong kamu kasih pengertian sama Erlan, Sha. Biar dia bisa menerima Syela di rumah kita," ucap Arhan pada istrinya.

"Ya ampun mas, kamu tau sendiri kan Erlan gimana? Dia pasti bakal emosi, apalagi dulunya mereka berdua pernah----,"

"Itu sudah masa lalu, kamu jangan ungkit lagi. Biarkan Erlan dan Syela berteman dekat lagi." sela Arhan.

"Tapi cara kamu salah mas!"

"Enggak, Sha. Apapun caranya, kamu harus bujuk Erlan supaya dia bisa terima Syela disini."

"Kalo gitu mas ke kamar dulu," lanjut Arhan meninggalkan Resha.

°°°°

Malam ini Anin baru saja membersihkan tubuhnya, selesai berganti baju. Dia turun ke ruang tengah untuk menemui Bundanya yang tengah asik menonton televisi sambil memangku bantal.

Tapi nyatanya Anin malah mengambil remot yang berada di atas meja dan menekan tombol hingga saluran tv itu terganti.

"Ya Nin! Kenapa di ganti? Bunda masih mau nonton ikatan cinta tau." kesal Jihan pada putrinya.

"No! Anin mau nonton upin ipin, Bun. Sekarang jadwalnya episode baru!" seru Anin menyembunyikan remot nya di belakang punggung.

"Ah kamu mah gak asik! Udah gede kok masih suka nonton kartun. Gak malu sama status kamu yang sebentar lagi jadi seorang istri hm?" goda Jihan.

"Biarin aja. Lagian status sama umur gak memperngaruhi tontonan kesukaan kita, Anin si fine fine aja," ucapnya.

Jihan menggeleng menanggapi sifat putrinya yang masih ke kanak kanakan. "Yaudah deh kalo memang itu yang bikin kamu seneng, Bunda cuma bisa ngalah."

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang