21. Milik Sepenuhnya!

75.9K 1.6K 18
                                    

"Syela! Dari mana saja kamu!" suara bariton itu menggema membuat Syela menghentikan langkahnya.

"Papa, kenapa Papa ada di sini?" bingung Syela baru menyadari, ternyata Ander papanya itu datang ke rumah Erlan.

"Kamu gak perlu tau kenapa papa bisa ada di sini!" Ander berdiri mendekati putrinya. "Semalaman kamu kemana aja hah? Om Arhan sama tante Resha mereka sampai kebingungan nyariin kamu karena gak pulang pulang! Kamu dimana?"

Mendapati pertanyaan itu Syela menunduk tak mampu menjawab, jika Papanya sudah bertindak ia tidak bisa berbuat apa apa.

"Semalaman kamu kemana aja Syela! Jawab!" gertak Ander, napasnya memburu.

"Ma-maaf pah," lirih Syela.

"Papa gak butuh kata maaf dari mulut kamu! Papa hanya butuh penjelasan! Kemarin kamu kemana! dan ke tempat apa sampai seharian gak pulang!?" tanya Ander penuh penekanan.

Syela menautkan jari tangannya semakin takut. "Se-Syela pergi ke club sama temen Syela pah."

Plak

Tamparan keras berhasil menyentuh pipinya sampai meninggalkan kemerahan di sana. "Gak guna! Sudah berapa kali papa ingatkan! Papa tidak mengizinkan kamu ke club lagi Syela! Itu tempat gak baik buat kamu! Di sana mama kamu jadi pelacur! Papa gak suka!"

"Lalu, apa saja yang sudah kamu lakukan disana, hah?" Ander menatap lekat wajah Syela, seperti ada kekecewaan disana.

Ander pun melihat tubuh Syela dari ujung kepala sampai kaki, wajah pucat dan tampak lusuh, seragam sekolah yang di kenakan putrinya tampak kusut dan kotor, sama seperti istrinya dulu yang pulang dengan keadaan seperti ini.

"Kamu gak ngelakuin itu kan?" tanya Ander berbisik lumayan pelan, karena takut terdengar oleh Arhan dan Resha yang kini sedang menyaksikan perdebatannya di sofa.

Syela mendonggak dan menggeleng. "E-enggak Pa, Syela gak ngelakuin itu, Se-Syela cuma minum minum aja sama temen temen." bohongnya.

"Maaf Pa, Syela harus ke kamar." pamit Syela cepat cepat pergi menuju kamarnya.

"SYELA! PAPA BELUM SELESAI BICARA SAMA KAMU!" teriak Ander menatap kepergian putrinya.

"Sudah Der, biarkan anak kamu istirahat dulu" ucap Arhan. "Dia perlu waktu."

"Iya Ar, sorry sebelumnya, sepertinya saya sudah buat gaduh di rumah kalian, sekali lagi saya minta maaf atas semuanya, terutama Syela, Syela sudah banyak merepotkan kalian, maaf Ar, Sha." Ander menatap keduanya.

"Gakpapa Der, kami juga ngerti, Syela seperti itu juga pasti ada alasannya, jadi jangan terlalu keras sama dia." peringat Arhan menepuk nepuk pundak Ander.

Di bawah kucuran sower Syela sesekali memejamkan matanya menikmati dinginnya air yang mengalir, membiarkan rambut dan tubuhnya basah.

Setelah selesai Syela memakai jubah handuk, dia berjalan ke wastafel untuk melihat pantulan tubuhnya di cermin, ada banyak tanda kemerahan di lehernya. "Ini gila, tapi gue suka!"

Syela menyunggingkan senyum miring. "Kalo sampe gue hamil, gue tinggal minta Erlan buat tanggung jawab!"

"Siap siap aja Anin! Gue bakal rebut Erlan dari lo!"

Lalu tangan Syela terulur menyentuh perutnya yang tertutupi jubah handuk. "Cepetan tumbuh! Biar gue bisa dapetin bapak lo!"

°°°°


Di kamar, kedua pasutri tengah sibuk prepare mempersiapkan barang barang apa saja yang akan di bawa. Terutama milik Erlan, besok Erlan akan berangkat ke Filipina bersama tim basketnya untuk melaksanakan turnamen.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang