03. Daren Alpheus Zorion

86K 3K 11
                                    

"Ini kartu pelajar kamu, Daren. Saya ucapkan selamat bergabung di SMA Cakrawala. Semoga kamu dapat beradaptasi dengan baik di sekolah ini ya." ucap sang kepala sekolah.

Pagi ini SMA Cakrawala di gemparkan dengan kedatangan murid baru pindahan dari Singapore, seorang atlet renang yang memiliki banyak penghargaan juga berwajah blasteran, dan warna rambut yang sedikit kecoklatan.

"Baik pak, terima kasih. Kalau gitu saja izin ke kelas." Daren tersenyum sopan menundukkan kepala.

"Silahkan."

Daren keluar dari ruangan guru dengan tas yang tersampir di pundaknya. Di depan sana ternyata sudah banyak siswi siswi yang menunggu dan berteriak histeris membuatnya terkejut.

"OMG CAKEP BANGET!"

"MAS! WIL YU MERI MI?!"

"Itukan atlet renang yang viral itu?!"

"Kalo gini si gue bakal rajin sekolah anjay!"

"Jajaran calon mantu mamak ku tambah satu!!"

"Cakep si, tapi masih cakepan Erlan kali"

"Ikan cucut, ikan hiu,
You're so cute, i love you!"

Bisikan bisikan setan terdengar sampai ke telinganya. Namun Daren bersikap tak peduli seolah tidak mendengar, sebab itu sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Daren melanjutkan langkahnya dengan membelah kerumunan siswi siswi menuju kelasnya di kelas XII IPA 1.

Hari ini akan menjadi awal yang baru baginya, apalagi sekarang satu sekolah bersama perempuan yang dulu selalu mengejar ngejarnya saat masih di SMP.

°°°°

"Jika min ketemu min, jadi apa?" tanya bu Sandra pada muridnya.

"JADI MIMIN BUK!" teriak Satrio berhasil mengundang gelak tawa teman temannya.

Guru matematika itu tampak menghela napas dan geleng geleng kepala. "Yang benar Satrio, kita ini lagi belajar, jangan bercanda"

Satrio malah cengengesan tanpa dosa. "Maaf bu, saya jadi ke inget emak nya si Anton, Mimin Darwati haha."

"Cih! Kampret lo!" marah Anton melempar tip-ex ke arah Satrio.

Satrio malah semakin tertawa terpingkal pingkal di ikuti teman temannya. Kelas tidak akan ramai kalau tidak ada pelawak bukan? Maka mereka bersyukur sekelas sengklek semua.

"Sudah sudah jangan berisik, nanti di dengar guru lain kena marah." cecar bu Sandra karena kelas terdengar gaduh.

Kelas kembali hening saat pintu terbuka dan menampilkan sosok laki-laki tinggi menyembulkan kepalanya di pintu.

"Permisi bu."

Bu Sandra membenarkan kacamata yang bertengger di hidung, matanya menyipit ke arah pintu." Ya ampun saya hampir lupa kalau ada murid baru."

"Iya nak silahkan masuk." perintah bu Sandra.

Lalu Daren masuk berdiri di hadapan teman sekelasnya. Semua terlihat fokus mendadak diam, memperhatikan siapa yang ada di depan mereka.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang