60. Insiden

31.5K 961 97
                                    

"Sama dia sakit, tapi kalo gak sama dia lebih sakit"

-Anindiya Aletta

***

"Minta maaf itu mudah, yang susah itu melupakan kesalahannya"

-Erlangga Pradhika

***

- 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 シ︎

Menarik tekuk leher Syela dan menciumnya kasar, Erlan merasakan kembali efek dari obat itu sampai lepas kontrol, bahkan memberi space bagi Syela menenggelamkan jari tangannya pada rambut laki laki itu.

Langkah Anin terhenti, senyumnya kian memudar, terpaku melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain, tetesan air lolos di pelupuk matanya yang tidak bisa di bendung lagi. Hati nya seperti di tusuk ribuan duri neraka, Kenapa? Kenapa mereka tega melakukan ini?

Anin bergetar lemas menyentuh perutnya sendiri, "Jangan lihat kelakuan bejat papa kamu, sayang..."

Dada nya sesak, Anin menahan mulutnya agar tidak menangis berteriak hebat, hanya ada buliran air mata yang mengalir deras menjawab semua rasa sakit yang tidak bisa di ucapkan sebuah kata kata.

Ini terlalu sakit, Anin tidak pernah berfikir sejauh ini. Di depan matanya, di lihat oleh mata kepalanya sendiri. Pemandangan yang sungguh menjijikan!

Anin membelakangi mereka membekap mulutnya menahan agar tidak mengeluarkan suara. Perasaannya kesal, marah, campur aduk melihat apa di depan matanya sekarang.

Perempuan mana yang tidak sakit melihat suaminya melakukan hal itu dengan mantan kekasih nya?

Anin pergi meninggalkan kamar milik Syela, menuruni tangga sambil terisak melewati beberapa tamu di sana yang menatap bingung ke arahnya.

Lantas Agres berdiri melihat Anin yang pergi dalam keadaan menangis, "Tu cowok apain sepupu gue bajingan!"

Agres berlari ke lantai atas, menyelonong masuk ke kamar Syela yang terbuka tidak di kunci itu. Seketika matanya menajam tidak percaya, apakah ini yang Anin lihat sampai membuat dia menangis?

"Anjing! Pantesan"

Gumaman Agres rupanya terdengar sampai di telinga Erlan, dia pun tersadar langsung melepas Syela dan menatap Agres di ambang sana yang berada tak jauh melayangkan tatapan kebencian.

"Puas lo udah bikin Anin nangis nangis? Hah?" mata Agres memanas, "Jauh jauh Anin nyamperin lo ke sini, tau nya kelakuan lo sebejat ini sama tu cewek!"

Syela berdecak telah di pergoki oleh orang lain yang tanpa permisi masuk ke dalam kamarnya, "Kita memang sering melakukan ini, kenapa? Lo mau protes apa lagi, Hah?"

"Gila" Agres geleng geleng kepala, "seorang Arsyela Finola dari keluarga terhormat kelakuannya melebihi iblis? Cih!"

"Dan lo---- Erlan, gue bener bener gak nyangka! Ini yang kesekian kalinya lo berbuat sejauh ini sama orang yang sama"

Erlan mengacak rambut prustasi merasa salah, "Gue gak sengaja, Res! Gue di jebak! Dan gue mana tahu kalo Anin ada disini, arghhhh!"

"----Anjing anjing! Lo bodoh, Lan! Anin lagi hamil bisa bisanya lo bikin dia tertekan" Erlan memukul kepalanya sendiri menyalurkan kekesalan.

"Setelah ini jangan harap Anin mau ketemu sama lo lagi!"

Agres meninggalkan Erlan yang sekarang ngamuk mengakui perbuatannya, "Kenapa gak nunggu aku pulang aja sih, Nin! Kenapa kamu yang harus lihat aku kaya gini! Arghhh, sialan!"

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang