Sebuah Kabar Gembira

33 0 0
                                    

Dalam wahyu yang diterimanya, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat berbagai macam perintah dalam firman Allah,

"Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah." (Al-Muddatstsir: 1-7).

"Kak Nur tanya, hal-hal apa saja yang terangkum di dalam ayat ini? Pertama apa?"

"Tidak tahu."

"Pertama tauhid, kedua Iman kepada Hari Akhirat, ketiga mensucikan jiwa, dengan cara menjauhi kemungkaran dan kekejian, mengakibatkan munculnya hal-hal yang kurang menyenangkan. Mencari keutamaan, kesempurnaan dan perbuatan-perbuatan yang baik. Keempat menyerahkan semua urusan kepada Allah yang Maha Tinggi, dan yang terakhir yakni semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah, Muhammad, di bawah kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.

Permulaan ayat-ayat ini mengandung seruan yang tinggi, sebagai perintah yang ditunjukan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam agar beliau bergegas bangun dari tidur dan melepas selimut, siap untuk berjihad dan berjuang: "Hai orang yang berselimut, bangunlah berilah peringatan."

Seakan Allah berfirman, "Sesungguhnya orang yang hidup untuk dirinya bisa hidup tenang dan santai. Tapi engkau yang memikul beban besar ini, mengapa tidur-tiduran saja? Mengapa engkau hanya bersantai-santai? Mengapa engkau masih berbaring di atas tempat tidur yang nyaman dan tenang-tenang saja? Bangunlah untuk menghadapi urusan besar yang sudah menantimu. Beban berat sudah menunggu di hadapanmu. Bangunlah untuk berjihad dan berjuang. Bangunlah, karena waktu tidur dan istirahat sudah habis. Sejak hari ini engkau harus siap untuk lebih banyak berjaga pada malam hari dan perjuangan berat lagi panjang. Bangunlah dan bersiaplah untuk semua itu."

Sungguh ini merupakan perkataan yang besar dan menakutkan, yang membuat beliau melompat dari tempat tidurnya yang nyaman di rumah yang penuh kedamaian, siap terjun ke medan, di antara arus dan gelombang, antara yang keras dan menarik menurut perasaan manusia, terjun ke medan perang.

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit, dan setelah itu selama dua puluh tahun beliau tidak pernah istirahat atau diam, tidak hidup untuk diri sendiri dan keluarga beliau. Beliau bangkit dan sentiasa berjuang untuk berdakwah, memikul beban yang berat di atas pundaknya, tanpa mengeluh dalam melakukan amanat yang besar di muka bumi ini, memikul beban kehidupan semua manusia, beban akidah, perjuakugan dan jihad.

Beliau pernah hidup di medan peperangan secara terus-menerus dan panjang selama dua puluh tahun. Urusan demi urusan tidak pernah hilang selama itu, semenjak beliau mendengar seruan yang agung dan mendapat beban kewajiban. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada beliau dan kepada siapa pun.

"Aamiin." Serentak anak-anak mengucapkan hal ini dengan berakhirnya cerita.

"Nah, kita cukupkan ceritanya sampai di sini. Sebentar lagi adzan maghrib, nanti ba'da shalat maghrib Kak Furqon yang akan melanjutkan cerita."

"Kenapa aku?"

"Ya, kenapa tidak."

"Bagaimana mungkin."

"Tentu saja, mereka juga anak-anakmu sama seperti halnya aku bagi mereka."

Setelah menikah, Furqon juga ikut dengan Nurhayati mengajar di rumah dan ini kali pertama Furqon datang kembali usai sah sebagai suami dari Nurhayati. Hal yang membuat Nurhayati bersyukur menikah dengan Furqon dan bahagia dengan pernikahan ini. Saat Furqon tetap mendukung semua rutinitasnya tanpa mendebat sang istri.

BELENGGU CINTA NURHAYATI (end)Where stories live. Discover now