Episode 35 ~ Musuh or Teman?

9.1K 551 6
                                        

Arabella menghela nafas untuk yang kesekian kalinya setelah dia tahu jika ini adalah dunia nyata bukan dunia tipu-tipu.

Artinya, perpindahan jiwa itu memang nyata dan mungkin hanya beberapa orang saja yang mengalami nya.

Aneh! namun ini terjadi kepada nya.

"Sekarang di tubuh aleya udah terisi dengan jiwa asing, dan kayak nya aku harus cari tau siapa yang membuat cerita ini".

Ingatan nya kembali lagi pada pertemuan antara dia dan lionel, laki-laki yang sepantaran umur devian itu terlihat tidak baik-baik saja.

Lalu bagaimana kabar orang tua nya? apakah arabella harus mencari tau tentang keberadaan mereka?

Walau pun kedua pasangan itu yang menjadi dalang dari takdir lucu nya ini, arabella tetap akan mengingat kebersamaan mereka dulu.

Pasangan itu begitu baik dengan memberikan kasih sayang yang tulus untuk nya, namun tak ayal ada sedikit rasa kecewa yang hadir.

Tak

Satu buah susu rasa strawberry mendarat di atas meja nya lalu sebuah suara dengan intonasi bas terdengar di indra pendengaran arabella.

"Ara,, lagi apa?".

Arabella terperanjat kaget kepala nya menengok ke arah kanan dimana wajah seorang laki-laki yang begitu dia kenali sedang menatap nya.

"Rayan?".

Gumam arabella lalu menjauhkan diri nya, rayan yang melihat itu merasa tidak suka tiba-tiba dia berjalan dan duduk di samping nya.

"Lagi apa?". Lagi laki-laki itu bertanya kepada arabella yang hanya diam saja sejak kedatangan nya.

Tuk

Jari rayan menyentil dahi arabella dengan pelan membuat gadis itu merenggut kesal karena kelakuan rayan yang tiba-tiba.

"Ara lagi duduk aja, emang dari tadi gak lihat ya? kan gak mungkin ara lagi masak". Arabella menjawab lalu mengambil susu kotak itu, lumayan juga kan.

Rayan terkekeh geli, "Yaaa, gue lihat. ra gue mau ngomong sesuatu". Ucap rayan menatap lamat-lamat wajah arabella.

Arabella menyergitkan dahi nya yang mulus, rayan yang melihat itu segera mengelus nya lalu menyingkir kan anak rambut yang menghalangi wajah ayu itu.

"Gue---".

Belum sempat rayan berbicara, aleya malah datang dengan wajah angkuh nya tak lupa seringaian itu yang terlihat sangat menyebalkan di mata arabella.

"Kenapa lagi sih? ara lagi gak mood buat ribut!!".

Aleya mengangkat bahu acuh lalu mendatarkan wajah nya, "Rayan gue mau kita putus". Ucap aleya tanpa beban.

Rayan yang mendengar itu malah mengangguk kan kepalanya pertanda jika dia setuju dengan keputusan sepihak aleya.

Arabella yang menatap kedua pasangan yang baru putus itu dengan aneh, tiba-tiba sekali meminta putus padahal wanita itu begitu menggilai rayan.

Ah maksud nya aleya asli ya, yang di depan nya mah palsu.

"Terus ngapain lo masih di sini?". Tanya rayan dengan pandangan tidak suka.

Aleya menatap arabella sebentar sebelum berlalu dari sana,

"Dunia ini nyata ya?". Aleya membatin dengan semua rasa penasaran, ingin bertanya pun dia gengsi.

Kepergian aleya membuat arabella menghela nafas lega, lalu di tatap nya rayan yang ternyata tidak pernah mengalihkan pandangannya dari arabella.

"Kenapa sih natap ara mulu?".

Rayan menggelengkan kepalanya, "Gue sa--".

Kring

Kring

"Sialan". Rayan mengumpat.

Arabella tertawa pelan karena ucapan rayan selalu saja terpotong, tangan nya menepuk pundak rayan.

"Gak papa kok ara tau pasti kamu sedih kan".

Rayan menghela nafas kesal, dia menatap arabella dengan penuh ke obsesian yang sangat kental.

"Hehh-- yaaa gue sedih ra".

Laki-laki itu mengangguk-anggukan kepala nya dengan amarah yang ingin meledak, tiba-tiba tubuh pendek itu berdiri dari duduknya.

"Nanti sewaktu pulang mampir ya di rumah ara sekalian sama yang lain deh,, supaya kamu nggak sedih lagi, gimana?". Arabella bertanya dengan wajah serius nya.

Niat nya ingin menghibur rayan yang saat ini sedang sedih? mungkin.

Rayan mengangguk menuruti kemauan gadis itu yang begitu berarti bagi nya.

"Yaaa,,".

Setelah mendapat persetujuan dari rayan gadis itu memilih untuk kembali ke dalam kelas nya, tidak enak juga berdua-duaan begini dengan rayan.

"Ara duluan ya?? sudah masuk juga". Pamit arabella kepada laki-laki itu, setelah nya dia melangkah semakin jauh dari pandangan rayan.

"Semakin lo menjauh, gue akan semakin mendekat ra, ingat siapa gadis kecil yang udah janji bakal sehidup semati sama gue? dan itu lo ara jadi jangan pernah berpikiran untuk lari dari tanggung jawab lo". Batin rayan dengan perasaan yang mengganjal di hati nya.

~~ ® ~~

Zean mendengus malas, hari ini dia memilih untuk tidak masuk sekolah, selain karena malas dia juga sedang tidak mood.

Lihat lah lala seorang perempuan yang selalu mengintili nya layak nya se ekor anak ayam.

Tapi zean tidak bisa untuk membentak atau melakukan hal kasar lain nya, karena ada sang ibu yang mengawasi putra nya itu.

Lala tersenyum senang, hari ini adalah hari perdana seorang zean terlihat begitu soft dan baik hati tentu nya.

Karena laki-laki itu akan selalu marah jika dia dekati, dan lala bersyukur karena ada ibu zean yang mengawasi.

"Zean mau makan apa? biar aku buatin ya". kata lala kepada zean yang baru saja masuk ke dalam dapur.

Zean menimbang-nimbang berhubung dia juga lapar jadi dia menerima tawaran lala, " Hmmm,,".

"Buatin gue ayam katsu".

Lala mengangguk dengan patuh, dia memulai acara memasak nya sedangkan zean kini tengah sibuk dengan handphone ber digit apple nya.

Zean menatap intens sebuah foto seorang gadis yang selalu menjadi alasan nya untuk selalu menjaga image nya yang buruk.

Lalu dia menatap lagi pada lala, gadis itu tidak terlalu buruk sebenarnya, tiba-tiba saja pikiran kotor zean hinggap dan bersarang di otak nya.

"Lala,". Panggil zean, gadis itu menatap nya.

"Yaa? kenapa zean". Tanya lala kepada zean yang saat ini berjalan mendekati nya.

Bibir lala bungkam saat ucapan itu terlontar dengan enteng dari mulut zean, "Lo mau kan sama gue? gimana kalau lo jadi --- ya seharus nya lo tau apa yang gue maksud".

"Zean serius?".

Decihan itu membuat lala terdiam, lalu di saat tubuh laki-laki itu ingin berbalik dengan secepat kilat lala menjawab.

"Yaaa aku mau zean".

~~ ® ~~

Bersambung...

I'm A ekstra [AND]Where stories live. Discover now