Episode 36 ~ Axello or Zean

8.4K 480 5
                                        

Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana seluruh anak sekolah libur, kini Arabella tengah bersiap untuk jalan-jalan di taman. Rupanya gadis imut itu begitu antusias bahkan wajah nya nampak terus tersenyum.

Berhubung taman dan mansion nya lumayan jauh, Arabella jadi naik sepeda. Dengan style sederhana dan rambutnya di kepang dua.

Ara bersenandung riang, sejuk rasanya disaat masih pagi hari. Ia jadi senang. "hummm enak nya nanti jajan di akang-akang gerobak lah". Gumam Ara mengayuh sepeda nya.

Ia sudah membayangkan akan memakan semua jajanan yang sudah lama ia tidak makan, seperti somay, cilor, cilok, seblak, cireng, oh masih banyak lagi deh.

Lalu manik nya menatap dua laki-laki yang sepertinya ia kenal, "itu kak elo sama kak zean kan?". Mata Ara menyipit, namun disana Axello dan Zean tidak bersama Rayan dkk. Hmm bersama laki-laki yang kemarin ada di pesta. Ah lupa deh nama geng nya!

Karena kepo ara pun menghampiri Axello dan Zean, mereka terlihat saling menatap tajam, "selamat pagi~~~". Suara ceria Ara membuat anak-anak itu menoleh, menatap Ara.

Axello dan zean menatap Ara, lalu berjalan menuju gadis itu dengan tersenyum manis. "pagi Ara, kamu mau kemana?". Tanya Axello melihat penampilan Ara yang cantik, pakaiannya terlihat sederhana namun itu malah menambah kadar kecantikan Ara meningkat.

Zean nampak kaget namun segera menutupi kekagetan nya, lantas ia segera mendekati Ara dan menjauhkan Ara dari Axello.

"Ara jauhi dia". Zean menatap Axello dengan sinis. Apalagi saat Axello mendekati Ara.

Ara mengedip tidak paham lalu menjauh dari mereka berdua dengan menuntun sepeda nya, karena ia memang sudah turun dari sepeda tadi.

"Semoga saja dugaan ku salah, salah satu dari kalian tidak berkhianat kan?". Jantung Ara bendengup kencang, Rayan sempat bercerita dengan nya bahwa salah satu dari inti Bruiser ada yang berkhianat. Namun anehnya orang itu sama sekali tidak membuat masalah. Semua nampak tenang kecuali geng musuh bebuyutan mereka itu.

Yah walau tidak ada masalah serius yang terjadi namun tetap saja, penghianat tetaplah penghianat.

Axello dan Zean saling menatap, "Lo ngomong apa sih Ra, gak jelas". Ucap zean, ia lumayan kesal. Penghianat kata nya?

"Maaf,,Ara cuma nanya aja kok. Lagian Kak elo biasa aja".

Axello mendekati Ara, lalu mengelus puncuk rambut gadis itu. "kalau berkhianat pun, memang nya kenapa hm?".

Ara menatap Axello lama, lalu menggelengkan kepalanya. "entah kalian atau bukan yang berkhianat, lebih baik hentikan. Jika kalian memiliki masalah bicaralah baik-baik tidak harus berkhianat kan? Apalagi kalian sudah kenal lama".

Zean menatap Ara, ia berdecih pelan. "Ra dia penghianat nya". Tuding zean ia ingin marah namun ia tidak sanggup.

"Buta!, liat baik-baik jaket gue, gue pake jaket kebanggaan Bruiser". Sangkal Axello kesal. Ia tersenyum smirk kala zean tersentak.

"Cih, gue ada urusan".

"Ara sorry, gue harus pergi, ini penting". Kata zean, ia seakan sedang terburu-buru untuk pergi. Dari lokasi itu.

Ara bungkam, dia juga tidak tau namun kecurigaan nya mengarah pada zean, pertama zean tidak memakai jaket kebanggaan Bruiser, zean juga nampak gugup, dan ingin segera pergi dari sana. Apalagi zean belakangan ini sangat terlihat jelas jika sering menghilang.

Ah Ara ingat, Vandalas. Mereka nampak terus menatap nya, dan Zean tadi, Lalu Ara menghela nafas panjang. Ya sudah lah. Itu bisa dicari tahu kedepannya.

"Kak, Ara duluan ya mau jajan dulu". Pamit Ara, dan Axello pun hanya mengangguk.

...

Alan Danuardja masih ingat dia? Pasti nya lah ya. Saat ini alan sedang ada di salah satu pusat perbelanjaan. Ia sedang ingin membelikan Ara sebuah boneka kesukaan gadis imut itu.

Ditangan nya sudah ada beberapa kotak coklat kini ia hanya perlu pergi untuk memilihkan Ara boneka.

Mata tajam nya menatap seorang gadis yang sedang kebingungan mencari sesuatu. Ia nampak panik.

Awalnya ia tidak ingin mendekat, namun saat membayangkan nasehat Ara ia jadi berjalan menuju gadis itu.

"Cari apa?".

Gadis itu nampak menoleh lalu terdiam bak patung, Alan menghela nafas kasar.

"Lo cari apa". Ucap Alan lagi sedikit meninggikan suara nya.

"Ah ya maaf,,,gue lagi cari kunci mobil".

"Dan sialnya tas gue ada di dalam mobil". Ucap gadis itu. Bodoh kenapa juga tidak membawa tas atau setidaknya dompet nya?

Alan hanya mengangguk, bukan urusannya, namun langkah nya segera di hentikan oleh gadis itu.

"Tung-tunggu tolong bantu buat gue cari kunci mobil gue ya, please".

Alan menyergit heran, nolong dia, orang asing? Hah tidak okeyyyy.

"Gue sibuk". Jawab Alan seadanya. Ingin melangkah pergi.

Namun dengan berani gadis itu menyentuh lengan Alan, "gue mohon, nanti gue gak bisa pulang gimana?".

"Bukan urusan gue".

Gadis itu nampak lumayan kesal, "ayolah bantu gue, gue baru soalnya disini".

"Urusannya sama gue apa?".

Tanya Alan, Ahhh kejam sekali.

"Ngeselin banget". Lirih gadis itu.

Wajah laki-laki ini memang tampan tapi sombong cih.

"Ck coba bayangin cewek Lo atau siapapun deh yang Lo sayang, kayak gue gini. Terus gak ada yang bantu. Gimana perasaan Lo?".

"Ara". Gumam Alan, ia menatap sinis gadis asing ini. Kurang ajar sekali.

Alan tidak membantu mencarikan kunci mobil itu, namun ia segera memesankan taksi online.

"Taksi online, gue bayar".

Gadis itu menyergit tidak suka, "kenapa Lo gak antar gue aja?".

"Gue.sibuk".

...

Bersambung...

Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm A ekstra [AND]Where stories live. Discover now