Fate 10

69 13 9
                                    

Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*
*

Jiyong terbangun tepat matahari menyingsing. Seung Hyun yang menjaganya pun segera membantu sang adik untuk duduk di kasur sambil bersandar. Kepalanya menengok ke sana kemari seperti mencari sesuatu.

"Dia sedang di rumah sakit. Ada operasi mendadak," ucap Seung Hyun sebelum Jiyong bertanya.

"Berapa lama aku tidur?"

"Satu hari."

Lalu, Jiyong menundukan kepala. Memikirkan sesuatu yang Seung Hyun tidak bisa tebak. Jiyong memblokir pikirannya darinya.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak Jiyong! Kau baru sembuh," ucap Seung Hyun sedikit kesal karena adiknya pasti sedang memikirkan sesuatu yang dia tidak bisa larang.

"Aku tidak memikirkan sesuatu yang berbahaya," jawab Jiyong.

"Lalu?" Seung Hyun sungguh penasaran.

"Memikirkan kekasihku yang berada jauh dan tidak ada saat aku bangun," jelas Jiyong dengan senyum sendiri.

Seung Hyun menyesal sekarang telah bertanya. Dia memilih merapikan pakaiannya dan duduk dengan benar di kursi terakhir Seungri duduki.

"Jiyong, mengenai lukamu ...," Seung Hyun menjeda, "kau keracunan conium, untuk sementara jangan terlalu sering menggunakan bahumu atau kau akan mengalami kelumpuhan. Aku hanya bisa mengunci racun itu untuk tidak menyebar lebih cepat ke nadi jantungmu," jelas Seung Hyun.

"Kau tidak punya penawar racunnya?"

"Hanya ada satu tanaman yang bisa menghilangkan seluruh racun dalam tubuhmu, tapi sayang tanaman itu sulit ditemukan," ungkap Seung Hyun.

"Seandainya tanaman itu tak juga ditemukan, apa yang akan terjadi padaku?" Jiyong menatap lirih pada kakaknya.

Seung Hyun berkata, "Maka waktumu tidak akan banyak. Sebisa mungkin hindari pertarungan dengan para Lycan selama aku mencari tanaman itu."

Jiyong tersenyum miris. "Apa aku harus berakhir dengan racun? Aku baru saja bertemu dengannya setelah ratusan tahun aku menunggu. Apa sebegitu menentangnya langit padaku?"

"Jiyong ..."

Jiyong melihat kakaknya sejenak, bibir pucatnya merekah sedikit dan berkata, "Maka aku harus bisa menghabiskan waktu bersama Seungri sebaik mungkin."

"Apa yang akan kau lakukan?"

Jiyong berpikir, "Tidak tahu. Melamarnya mungkin."

"Dasar gila!" umpat Seung Hyun.

"Hyung, jangan beri tahu Seungri. Aku tidak ingin dia khawatir dengan kondisiku," ujar Jiyong.

"Kalau dia tidak tahu, lalu siapa yang akan melindunginya dari para Lycan?"

Jiyong mengangkat tangannya, lalu satu telapak tangannya muncul sebuah belati perak dengan ukiran kepala anjing di gagangnya.

Fate of Us [On Going]Where stories live. Discover now