29.membaik

85 20 10
                                    

Happy reading----

Hari ke empat berada di rumah sakit ini tidak membuat Reka lelah, ia bahkan terbiasa dengan semua ini, mungkin saat menemani Riki di rumah sakit ia jadi banyak belajar.

Regina sebenarnya ingin pulang, kalian tahu? Regina masih menjadi Regina yang keras kepala dan selalu ingin menang sendiri, namun Reka mencegahnya takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Kedatangan seorang wanita berumur 50 tahun membuat atensi mereka sontak beralih menatap wanita itu.

"Eh Oma cantik, selamat datang Oma" Seloroh Prastan, ia mendekat lalu mempersilahkan Sri untuk duduk di sofa.

"Oma kok ke sini gak bilag² sih" imbuh sadewa dengan cengir kuda nya.

Sri terkekeh, ia memang tidak terlalu mengenal mereka, tapi Gang inti Mavros membuat dirinya nyaman dan merasa seperti muda lagi.

"Oma buru² ke sini, Oh iya sekarang gimana keadaan kamu?, Nenek dengar sudah ada pendonor" Tanya Sri kepada Regina

Regina tersenyum"Alhamdulillah ada nek, ini juga berkat kerja Keras Reka dan teman temannya " Jawab Regina

"Kamu kan udah kita anggap adik sendiri, ya kan?" Tanya Sahlan kepada Gang inti Mavros

Mereka serempak mengangguk"Iya, mulai sekarang kita akan melindungi Regina, Kalista, dan Sahara" Jawab Albara

Kalista seketika tersedak saat meminum boba "Gu-e?" Tanya nya menunjuk dirinya sendiri

"Iya, mulai sekarang Kalian bertiga masuk ke dalam bagian kami, benarkan Reka?" Tanya albara, Reka mengangguk

Kalista dan Sahara saling bertatapan lalu menatap Regina meminta penjelasan"Itu usul dari gue hhe" Jawab Regina membuat keduanya langsung mendelik

Ternyata dia toh dalang nya, pantas saja ke dua gadis itu tidak mengerti, ya karena belum di kasih tahu Regina, bahkan Regina tidak menceritakan hal itu kepada mereka.

"Gue ngikut aja" Jawab Kalista pasrah

"Bagus, kalian hebat, memang harus nya seperti itu, saling melindungi satu sama lain, Oma mengapresiasi kalian" Ucap Sri dengan mengacungkan jempol nya

"Asik di puji Oma cantik "Seloroh Prastan

"Dia muji Albara" Timpal sahara

Prastan mendelik "Diam Lo manusia bunga" Ketus nya, kebiasaan sahara yang suka menyiram bunga membuat Prastan mempunyai sebutan khusus untuk Sahara

"Mending Lo diam, Manusia kacang" Timpal sahara tidak mau kalah.

"Ngomong aja sama daun, gak Punya teman ya?"

"Makannya kacang mulu, gak mampu beli daging ya?"

"Biarin kacang menyehatkan, gak kayak daun hambar"

"Kacang berasal dari tanaman, kalau gak ada tanaman kacang pun gak ada" sungut nya

Sahara masih merasa kesal, ia mengambil apel di atas piring lalu melempar apel itu tepat mengenai pelipis Prastan "Makan tuh apel, biar otak lo sehat!" Cerocos nya

Prastan mengusap pelipis nya "main kasar dongg"Sarkas Prastan

Mereka semua yang ada di sana serempak tertawa melihat keributan itu, termasuk Sri "Baru saja Oma bilang harus saling melindungi" Ucap Sri

"Biarin Oma, jangan ikut campur urusan Rumah tangga mereka, kita nonton Drakor bareng yuk??" Ajak Kalista membuat Sri kembali ingat bagaimana jaman gadis nya dulu

"Boleh juga, dulu waktu jaman nenek, Lee minho masih kecil kalau sekarang udah besar udah punya anak ya"

"Iyaa, Rowoon juga udah pada nikah, owh iya Lee na-eun, terus Eun wu nenek suka banget liat mereka " Tutur nya saat Kalista mulai membuka laptop

Retak(TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें