38.Lampion dan rasa

68 16 0
                                    

Hay, Ying!
Masih baik?
Kurang baik?
Atau tidak baik?

Sekali lagi aku ingetin, jangan lupa follow, vote dan comen yaa😉

Spam🗿

Makasih!

Happy reading----

A

tensi Reka sama sekali tidak teralihkan menatap manik sayu pujaan hatinya, Yap sekarang Reka memutuskan hubungan keduanya mempunyai ikatan, bukan sekedar HTS (Hubungan tanpa status)

Sampai akhirnya Reka mengalihkan pandangan saat Regina menggeliat "Kalon, kita dimana"Ucap Regina sambil meregangkan otot² nya

"Di Bandung" Jawab Reka

"Kita udah sampai!" Teriak Regina heboh yang seketika energinya berubah 100%

Reka sedikit terhenyak "Iya, Emang kenapa?" Tanya Reka heran

"Sejak kapan?"Kembali Regina bertanya

"3 jam yang lalu" Penuturan Reka membuat Regina seperti ingin pingsan

"Kok kamu ngak ngebangunin aku sih?" Tanya Regina dengan nada memelas

"Kamu kayak kecapean, aku kasihan lihat kamu tidur, pules lagi" Terang nya

Akhirnya mereka berdua keluar sambil membawa barang bawaan mereka, Hal yang pertama mereka lihat adalah pemandangan pegunungan yang indah dengan cuaca sejuk, dan ini yang Regina suka.

"Aku samperin Kalista dan sahara ya, dahh" Ucap Regina dengan semangat

Dari jauh Kalista melambai ke arah Regina dan memanggil namanya, "Tunggu"Jawab Regina

Reka mengangguk mengiyakan, lalu mencoba mencari keberadaan temannya yang pastinya sudah pada sampai

"Bosss" Teriak Prastan dari jauh, Reka mengulas senyum nya lalu mendekati Prastan dan beberapa orang yang sedang membangun tenda

_ _ _ _ _

Para siswi yang sudah terbangun kelompok memisahkan diri ke dalam tenda yang sudah di sediakan, masing-masing kelompok terdapat 5 orang, sialnya Regina satu kelompok dengan Triana.

"Bisa gantian gak?, Sobat ambyar gue semuanya di kelompok Lo" Pinta nya kepada Keysa, Regina merasa risih jika bertemu ataupun berdekatan dengan Triana, ntah dia masih dendam atau masih ingin membalas dendam.

"Gak, gak bisa, urusan pribadi jangan di bawa² di Camping, ini udah keputusan para Guru" Sargah Keysa lalu melengos pergi

Regina mendecak sebal, sesaat ia lihat Triana yang hanya diam di dalam tenda, tanpa berkomunikasi dengan siapapun dan tanpa ada yang mengajak nya berbicara.

"Kita berpisah dulu 24 jam, jangan kangen soalnya berat, angkat aja" Beo Sahara

Kalista merangkul pundak Regina, ia seperti tahu yang di pikirkan Regina "Nasib lo mungkin hanya sebatas Nerima -Sabar- dan ikhlas"Ucap kalista diiringi kekehan

"Gue ke tenda dulu yaa, jaga diri baik-baik mudah²an kalian bisa akur" Lanjut nya

"Gue ki tindi dili yii, jigi diri biik biik, midih midihin kilian bisa ikir" Cibir Regina sebal

Retak(TAMAT)Where stories live. Discover now