40.Kamar

65 14 0
                                    

Hay Ying!!
Apa kabar?

Happy reading!!

Pondasi yang di sebut rumah itu terlihat sepi, seperti biasa dan seperti hari sebelumnya.

Namun bedanya kini Regina merasa gugup untuk masuk ke dalam, ini rumah nya tapi kenapa kali ini ia merasa ini bukan rumahnya, seakan ada pemilik baru yang menempati tempat ini.

Koper yang baru saja turun berputar rodanya karena Regina tarik untuk masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya sebuah neraka.

Sebelum masuk ia berusaha mengontrol dirinya, beberapa kali ia menghirup udara, dan akhirnya ia masuk ke dalam meski tangannya gemetar.

"Udah datang?" Sambutan pertama dari laki laki itu

Ah yang benar saja, Prasetya tidak main main dengan ucapannya, apa lagi yang akan ia lakukan?

Regina seketika tertegun, keringat dingin seketika membanjiri tengkuk nya, ini baru pemanasan tapi ia sudah di buat ketakutan.

Bug

"Akh!"

Regina tersungkur dengan memegang kedua kakinya, ia merasa nyeri di area tulang pipa kakinya, bahkan punggung nya ikut merasakan nyeri.

Prasetya maju lalu menarik Regina tanpa belas kasihan, ia mendorong Regina kembali sampai membentur tembok beberapa kali, tanpa menghiraukan wajah Regina yang sudah memar dan berdarah.

"Darah" Lirih Regina saat tetesan darah mengucur keluar dari belakang kepalanya akibat benturan itu.

"Pah, apa yang aku lakukan sampai papah tega melakukan ini?"

"Diam kamu!!"

"Aku bukan papah kamu!!"Bentak Prasetya

Regina menunduk ia masih merasa nyeri"Lalu siapa orang tua aku?, Siapa bunda aku?, Siapa papah kandung aku?" Tanya Regina

"Kamu mau tahu?" Prasetya berjongkok menatap Regina jijik

Regina mengangguk lalu Prasetya menjambak rambut Regina dan menarik nya untuk naik ke lantai dua, ia tidak akan membiarkan Regina bernapas lega setelah apa yang Regina lakukan kepada dirinya.

Mereka berhenti di Sebuah kamar dengan pintu elegan, yang selama ini di larang prasetya siapapun masuk, terutama Regina, namun kali ini sepertinya Regina akan melihat apa yang ada di dalamnya.

Satu dobrakan berhasil membuat ruangan kedap udara itu terbuka, seperti ruangan pengantin, beberapa hiasan bunga terancang di penjuru dinding, dan sebuah bingkai poto pasangan pengantin berbahagia terpampang jelas di atas dinding itu.

"Lihat ini!!"

"Ini!!"

"Dan ini!!"

Prasetya menunjuk beberapa poto dirinya dan seorang gadis cantik yang sedang memakai gaun berwarna putih.

"Awalnya kami bahagia, tapi saat kedatangan kamu, semuanya berubah, kamu adalah pembunuh!!" Maki Prasetya, ia menatap foto pengantin itu, dia adalah ibu kandung Regina, harusnya ia senang bisa melihat foto itu setelah sekian lama tidak pernah tahu siapa ibu kandungnya.

Prasetya berjalan menghampiri Regina, ia menarik Regina agar berdiri, bahkan ia tidak mempedulikan lagi air mata Regina yang sedari tadi mengalir deras.

"Mati saja kamu!" Bisik Prasetya

Sret

Sebuah benda tajam menusuk area perutnya, Regina menatap Prasetya dengan linangan air mata, sampai akhirnya tumbang dengan darah yang terus mengalir dari bagian perutnya

Retak(TAMAT)Where stories live. Discover now