08. LUPA HARI

11 3 0
                                    

Pagi ini dengan semangat menggebu aku menuruni anak tangga.

" Pagi ma "

Kataku seraya memeluk leher wanita yang tengah duduk di depanku.

" Ouh pagi juga anak mama "

Katanya sambil mencium pipi kiriku. Kemudian aku duduk di sampingnya.

" Semangat banget mau kemana? "

Aku mengernyit heran. Sudah jelas aku memakai seragam pastilah akan sekolah.

Kulihat papa keluar dari kamarnya dengan pakaian formalnya. Kemudian menghampiri kami. Ketika mata papa menatap ku beliau tertawa keras. Entah apa yang membuatnya tertawa hingga sebegitunya.

" Papa kok ketawa "

Beliau tetap melanjutkan tawanya. Aku yang tak mengerti menatap mama ternyata mama juga ikut tertawa.

" Kamu belum buka hp Raka? "

Kata mama sembari menghapus air matanya. Iya, beliau tertawa Sampai mengeluarkan air bening dari matanya. Apakah selucu itu penampilan ku hari ini. Aku menggeleng sebagai jawabannya.

" Coba deh lihat hpmu dulu "

Aku melakukan apa yang mama ku suruh.

" Baca di layar hp Raka, sekarang tanggal berapa? "

Perintahya kepadaku. Ku lihat wajah papa masih terkekeh geli. Walaupun aku bingung dengan sikap mereka. Tapi aku menuruti perintah dari mamaku ini.

" Minggu 21 Agustus "

Setelah itu keheningan terjadi. Otak ku berputar keras. Setelah tau ada yang sebenarnya mereka tertawakan membuat muka ku memerah. Aku sangat malu sekali.

Melihat wajahku yang memerah membuat mama dan papa tertawa lepas. Tak mau berlama-lama aku segera meninggalkan ruang makan. Aku kembali ke kamarku.

Aku merutuki diriku sendiri kok sampai sih aku lupa hari. Aku segera mengganti baju ku dengan koas oblong putih dengan celana selutut. Tak berselang lama pintu kamarku di ketuk.

" Raka sarapan dulu yuk "

Ajak mamaku sembari menghampiri aku yang sedang bermain PS itu.

" Hm iya ma nanti deh "

" Hmmmmmmn tapi mama mau keluar sama temennya mama. Gak papa? "

" Oh oke. Be careful ma, have fun "

" Makasih assalamualaikum "

Setelah mengucapkan salam. Terdengar pintu kamar ku yang tertutup. Terdengar juga suara mama yang bersiap siap. Aku geleng geleng melihat peringai mamaku. Selalu heboh di setiap kondisi.

Lagi lagi pintu kamarku terbuka menampilkan mama dengan senyum yang tak bisa di artikan.

" Gak mau nemenin mama "

" No "

Mama kembali menutup pintu kamarku.

" Beneran ini gak mau nemenin? "

Kata mama setelah beberapa menit tadi meninggalkan kamarku. Aku kaget reflek langsung berbalik menghadapnya.

" Iyhaaaaa mamaaa ya Allah demen banget ganggu anak nya "

" It's okey mama pergi bye bye assalamualaikum "

" Waalaikumsalam warohmahmatullahi wabatoakatuhhh mamah sayang "

Pintu kamarku di ketuk lagi.

" Apa lagi sih maaaa "

Kataku sedikit marah karena dari tadi mama selalu menganggu ku. Aku berbalik. Sedikit terkejut melihat kehadiran Andri secara tiba-tiba.

" Kenapa lo bro? "

" Daripada banyak tanya mending sini main bareng "

Kataku yang di angguk i. Ketika di tengah tengah permainan tiba tiba cacing di perutku memberontak meminta makanan.

" Lu udah sarapan belum An? "
" Sudah sih tapi masih ada ruang kosong kok di lambung gue kalau Lo ajak sarapan lagi "

Katanya sambil nyengir.

" Ya udah yok turun. Laper gue "

" Siyap pak bos "

Katanya kemudian berjalan ke ruang makan mendahului.

" Giliran di ajak makan aja sat set lo "

Keluhku dia hanya tertawa nyaring.
Kami akhirnya sarapan bersama. Setelah itu kami ingin melanjutkan kegiatan kami yang tertunda tadi.

" Lu gak punya wa nya Cinta "

" Bahkan yang punya wa nya Cinta itu cuma Chelsy. "

Aku terdiam sejenak. Wow gadis itu sangat tertutup bukan?

" Yahh jadi gue harus baik baik baik in saja Chelsy biar di kasih wa nya Cinta "

" Ya nggak kaya gitu juga. Kan kalau si Chelsy dah baper. Eh kamu minta wa nya Cinta gak kasihan tuh "

Aku menggeleng mantap.

" Mungkin Lo ga kasihan ke Chelsy nya. Tapi Cinta? Apa bener dia bakal baik baik saja? "

Kalau di pikir pikir memang benar ada omongannya sahabat nya itu.

" Udah ah slow aja. Gak usah terlalu di pikirin "

Kata Andri kemudiaan. Kamipun melanjutkan permainan yang tertunda tadi.

" Menurut lo apa gue bisa dapetin Cinta? "

" Sangat sangat bisa. Ayolah bro masa mau menyerah? "

Senyumku terukir. Mereka berdua melanjutkan kegiatan nya. Sampai suara adzan dhuhur berkumandang.

" Eh bro. Dah siang nih. Gua pulang dulu ya ? "

Pamit Andri yang langsung ku angguk i. Setelah mengantarkan sahabatku sampai ke depan pintu. Aku kembali masuk ke kamarku. Aku ingin merebahkan tubuhku. Tapi mendengar suara iqomah membuat aku mengurungkan niatku.

Aku berdiri kemudian beranjak untuk ke kamar mandi. Setalah mandi aku mengambil wudhu. Setalah itu aku mengerjakan solat dhuhur dahulu. Setelah itu aku baru tidur.

Jangan lupa vote and comment ya. Makasih banyak udah mau baca ya. Mampir ke cerita aku yang lain juga ya.

bukan dia yang aku inginkan Donde viven las historias. Descúbrelo ahora