19. DI JENGUK

6 2 0
                                    

" Ma, Raka mau sekolah!! "

" JANGAN!! "

Aku terkejut dengan teriakan yang berasal dari ketiga orang di depanku itu.

" Kompak bener!! "

Kataku jengah. Kulihat mereka saling pandang kemudian tertawa.

" Udah deh ka, lo di rumah aja. Kan enak tinggal bobok bobok manja "

Aku memutar bola mataku malas.

" Udah Raka sarapan dulu, terus istirahat !! "

Perintah mama dengan melembutkan suaranya. Aku tersenyum kemudian.

" Lu kuliah bang? "

Tanyaku di sela sela menyantap roti berselai coklat itu.

" Mulut penuh jangan bicara dulu tersedak nanti "

Nasehat papa. Aku mengangguk.

" Enggak deh "

Jawab Bang Rafka langsung membuat kami bertiga memandangnya kompak.

" Kenapa? "

Tanya mama kemudian duduk di sebelahnya.

" Rafka sakit ma "

Papa yang sedang berada di dekatnya itu mengulurkan tangannya untuk memeriksakan kening Bang Rafka.

" Nggak panas kok "

" Kepalaku pusing ma aduh aduh aduh pusing banget maaaa aaaaa "

Kata Bang Rafka yang di akhiri teriakan penuh dramanya itu. Aku menggeleng gelengkan kepalaku heran dengan peringainya.

Bukannya merasa iba justru mama malah menarik telinga Bang Rafka keras.

" Ampun mama iya mama gak gak gak iya mama ini iya Rafka kuliah RAFKA KULIAH "

Mendengar teriakannya itu membuat tubuhku ikut merinding. Apalagi melihat wajah Bang Rafka ikut memerah semerah telinganya itu.

" Makanya jangan bandel!! "

Kata mama kemudian kembali duduk di tempatnya. Bang Rafka mengelus telinganya. Kami melanjutkan sarapan.

" Ya udah ya ma, papa berangkat dulu"

Kata papa kemudian mencium kening mama setelah itu mama mencium punggung tangan papa sedangkan papa mencium pucuk kepala mama. Adegan ini terus terjadi ketika papa berangkat ataupun pulang. Aku dan Bang Rafka saling pandang.

" Ekhem "

Bang Rafka berdehem membuat kedua pasutri yang sedang bermesraan itu menoleh.

" Dunia serasa milik berdua kita tu cuma ngontrak Bang "

Keluh ku membuat mereka tertawa.

" Boleh gak kita nyewa dunianya mama sama papa dulu, sehari aja biar gak  jadi nyamuk terus "

Kata Bang Rafka dengan wajah seolah tersakiti.

" Kalian ngomong apa sih? Ya sudah papa berangkat dulu, Raka papa titip mama ya assalamualaikum "

" Waalaikum salam, padahal yang sakit Raka loh kok Raka yang harus jagain mama, bukan kebalik yaa?? "

Kataku kemudian Bang Rafka menepuk pundak ku.

" Sabar!! "

Kata Bang Rafka aku hanya mengangguk saja. Aku langsung naik ke lantai dua menuju kamar ku.

" Ma, Rafka kan kuliahnya siang, Rafka izin ke kamar dulu yaaaa? "

Mama mengangguk kemudian.

Bang Rafka mengekoriku.

bukan dia yang aku inginkan Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum