49. TRAGEDI

11 2 0
                                    

Sudah lebih dari seminggu ini aku tak minat untuk berangkat ke sekolah. Selama Cinta di skors aku juga ikut bolos.

Aku terus berdiam diri di taman kota. Memang aku dari rumah berseragam. Namun aku tak menuju ke sekolah.

Seperti saat ini aku aku sedang berada di dalam cafe. Sepertinya di taman kota terlalu terbuka untuk ku. Aku tak mau tertangkap satpol pp.

" Ka "

Panggil seseorang membuat aku spontan mendongak. Terlihat tatapan matanya garang.

" Lo bolos!! "

Bentaknya kasar aku hanya memutar bola mataku malas.

" Ga usah ikut campur! "

" Gu.... "

" Apa?!! Gue apa?!! Abang? Masih ngaku jadi abang gue? Mana ada seorang kakak yang nyakitin adeknya ha!! "

" Ikut gue!! "

Kata Bang Rafka menarik tanganku halus namun aku menghempaskan kasar tangannya.

" Apaan sih! "

" Ka....... "

" Lo tahu kenapa gue manggil lo Abang?. Sedangkan gue manggil yang lainnya pakai sebutan kakak. Itu karena gue ngerasa gak nemuin figur kakak di diri lo Bang! "

Kataku kemudian bergegas pergi. Aku sengaja  menubruk bahu Bang Rafka keras.

...................


Aku membuang ranselku tepat kearah wajah Bang Rafka. Ia yang sepertinya tertidur itupun terjingkat kaget.

Aku sempat terkejut dengan responnya yang langsung duduk. Pasti kepalanya sakit gara gara gerakan reflek tadi. Tapi aku mengkesampingkan rasa kawatir itu.

" Shhhhh Kaget gue "

Keluhnya dengan ringisan yang tak tanggapi. Aku malas untuk berkata kata. Aku melakukan aktivitas di kamar seperti tak ada siapapun disana.

" Gue mau  ngadain pesta ulang tahun gue di apart. Gue mau suasana baru aja "

" Terus? "

" Gue gak mau kado apa apa. Mungkin gue yang ngasih kado spesial buat lo "

" Yang nawarin lo kado siapa bangke!!! "

Sentakku malah memancing kekehan kecil darinya. Bang Rafka berdiri tanpa berkata apapun kemudian keluar dari kamarku.

...............

Pesta telah berjalan seperti mestinya. Pesta ini terasa hambar. Karena Bang Rafka tidak mengizinkan aku untuk mengundang siapapun termasuk Andri.

Dan disinilah aku sekarang, di pojok ruangan pesta yang ramai dan tak ada yang bisa aku lakukan. Selain berdiam diri karena tak ada satupun orang yang ku kenal di pesta ini selain keluarga dan juga Kak Deni.

Agak menyesal aku menghadiri acara Bang Rafka yang tak ada bagus bagusnya itu. Ini terlalu membosankan.

" Sialan banget tuh Bang Rafka!! Brengsek!! Ngundang gue, gue udah dateng di anggurin!! Nyesel gue dateng!! "

Gerutuku agak keras namun terendam alunan musik yang bersahutan.

" Ka!!! Ngapain lo disini? Di tungguin semua orang juga! "

" Lah, nyalahin gue?. Gue udah dateng dari tadi anjir! Lo cuekin yah udah gue mojok aja! Orang gue gak kenal ama mereka! "

Bang Rafka berdecak sebal kemudian menarik tanganku dan membawaku membelah kerumunan. Acara potong kue pun baru akan di mulai.

bukan dia yang aku inginkan Where stories live. Discover now