40. MENGALAH LAGI

7 2 0
                                    

Aku terbangun kala mendengar ketukan pintu yang di ketuk tanpa jeda. Aku memaksakan berdiri dengan badan yang terasa remuk. Kepalaku terasa pening.

Dengan langkah yang terhuyung huyung aku melangkah mendekati pintu. Tubuhku di rengkuh erat oleh seseorang.

" Kamu gak papa? Kenapa kamarnya di kunci? "

Aku tak menjawab pertanyaan dari mama. Aku hanya memeluknya semakin erat sambil terus meminta maaf.

" Maaf "

" Maaf "

Mama mengelus rambutku halus kemudian mengurai pelukannya.

" Kita sarapan bersama ya Sayang. Maafin mama sama papa kemarin ya? "

Aku ingin menolak namun melihat Bang Rafka yang tak ada di meja makan membuatku mengangguk.

Aku berusaha menahan rasa pusing yang menyerang kepalaku. Aku berusaha berjalan seperti biasanya.

" Kamu sakit? "

Tanya Papa yang tak ku jawab.

" Rak..... "

" Apa kalau Raka sakit papa peduli? Papa emang peduli? hem? Bukannya cuma Bang Rafka yang papa cariin sebegitunya sampai sampai rela anaknya yang satu lagi hilang aja kalau Bang Rafka gak ketemu? "

Kataku tertahan. Papa terlihat ingin mengucapkan sesuatu namun urung. Papa tiba tiba berdiri dan berjalan cepat ke arah tangga sambil menatap lekat ke arah tangga.

Aku ikut menoleh melihat Bang Rafka yang terlihat jalan menjauh dari tempatnya berdiri. Di ikuti oleh Papa. Mama juga terlihat mengikuti keduanya. Aku tertawa hambar.

" You keep winning!!! "

Kataku kemudian beranjak meninggalkan meja makan. Aku langsung keluar dari rumah tak menghiraukan Panggilan mama.

Aku melajukan mobilku cepat tanpa memperdulikan Mama yang mengejarku.

Aku menghembuskan nafasku panjang ketika aku sudah jauh dari rumah. Aku tak ingin membolos hari ini. Jadi aku memutuskan untuk membeli seragam dan juga sepatu baru.

.............

Aku tetap mengikuti pembelajaran hingga akhir walaupun rasa pusing menyerang kepalaku.

Aku tetap memaksakan diriku untuk sekolah karena ku pikir itu bisa melupakan kejadian kemarin kemarin ataupun tadi pagi. Bukannya lupa, ingatan tentang kejadian kejadian itu terus terngiang di kepalaku.

" Lo tadi ketemu Cinta gak Chel? "

Tanya seseorang dengan panik yang membuatku berpaling dan mengamati interaksi antara mereka.

" Gak "

Tatapan gadis itu menubruk tatapan ku. Segera saja ia berlari ke arahku. Aku langsung menghindarinya. Namun gadis itu mencoba menyamai langkah ku.

" Lo gak ketemu Cinta tadi Ka? Cinta hil........ "

Kata Dista setelah berhasil mengejarku dengan nafas tersenggal senggal.  Aku meliriknya sekilas sambil berdecak sebal hingga kalimat yang ia ucapkan pun tak sempurna.

" Rak.... "

" Kenapa tanya gue? Tanya sendiri ama pacarnya sono! "

" Tapi Cin..... "

" Gue gak peduli "

Kataku ketus kemudian meninggalkan kedua perempuan itu.

Aku tak langsung pulang ke rumah. Aku mampir ke rumah Andri untuk sekedar menenangkan diri.

bukan dia yang aku inginkan Where stories live. Discover now