29. MAIN

7 2 0
                                    

" Assalamualaikum "

" waalaikum salam anak mama "

Aku tersenyum kemudian menghampirinya dan menyalimi tangannya takzim.

" Ka "

Merasa terpanggil aku pun mendongak ke atas. Terlihat Bang Rafka sedang berjalan turun dari tangga.

" Hm "

" Temenin Abang ya? "

" Kemana? "

" Ke........ "

" Rakaaaaaa kamu bersih bersih dulu habis itu makan baru setelah itu boleh keluar "

" Ah mama kan Raka cuma ngobrol. Ini juga mau otw ke kamar "

" Cepet!! "

" Iya iya "

Kataku jengkel. Akhirnya aku memutuskan untuk ke kamarku. Aku merebahkan tubuh ku ke atas kasur empuk ku. Setelah merasa lebih mendingan aku baru mandi.

Setelahnya aku kembali turun ke ruang makan. Disana sudah ada Bang Rafka yang sibuk dengan smartphone nya.

" Mama mana Bang? "

Tanyaku ketika tak menemukan keberadaan mama. Bang Rafka mengalihkan pandangannya ke arahku.

" Mama keluar. Udah deh cepet makan siang. Temeni Abang "

" Abang dah makan? "

" Udah "

Aku mengawasi meja makan ini. Tak ada satupun piring kotor di atasnya. Kalau Bang Rafka langsung membereskan piring kotornya itu hal yang mustahil.

" Kapan? "

" Kemarin "

" Sekarang makan lagi "

" Gue males Ka "

" Di suruh makan kaya di suruh bersihin gudang "

Kataku jengkel Bang Rafka tak terusik ia tetap pada Smartphone nya. Aku duduk di depannya. Kemudian mengambil piring mengisikan dengan nasi serta serta lauk yang tersaji di meja makan.

Aku menatap bang Rafka yang masih sibuk. Terbesit sebuah ide di pikiranku.

" Yah "

Kata Bang Rafka. Melihat mulutnya yang sedikit terbuka. Aku menjejali mulut Bang Rafka dengan nasi. Dia tak bisa menolak. Akhirnya memakannya.

" Makan Bang! Tu hp gak bisa bikin kenyang "

" Rese lu!! "

Katanya kemudian meraih jus jambu di dekatnya. Kemudian meneguknya hingga tandas. Setelah makan kami pun bergegas keluar.

" Mama mana? Kita pergi gak pamit nih? "

Tanyaku penasaran.

" Mama lagi mau nemenin papa full time di kantor. Kayak gak tau mereka aja "

Kata Bang Rafka yang hanya ku angguk i saja. Aku duduk manis di kursi samping kemudi. Aku seperti mengenali jalan yang di tuju Bang Rafka.

" Ini mau kemana sih Bang? "

" Ke rumah temen Abang. Dia baru pulang dari Qatar "

" Lah ngapain ngajak gue? "

" Dia punya adek cantik siapa tau jodoh Lo "

" Ga deh buat lo aja "

" Gak perlu ka, aku ikhlas kok. Kan aku dah ada Cinta "

Kata Bang Rafka dengan senyuman menjengkelkan seperti biasanya.

bukan dia yang aku inginkan حيث تعيش القصص. اكتشف الآن