18. (KRITIS)

12 12 0
                                    

Rembulan kini duduk termenung ditaman rumah sakit sendirian. Setelah dari apartemen Pelangi ia bergegas menuju kerumah sakit karena tadi pihak rumah sakit meneleponnya dikabarkan kondisi neneknya yang semakin memburuk

Flash back

Rembulan kini tengah berlari dilorong rumah sakit . Ia tidak peduli jika itu mengganggu pasien lain atau tidak karena sekarang yang terpenting adalah neneknya

Bergegas menuju ke ruangan sang nenek. Ia pun langsung masuk kedalam ruangan neneknya ketika melihat dokter yang menangani neneknya keluar dari ruangan itu

"Dokter !" Panggil Rembulan ketika melihat dokter itu hendak pergi dari ruangan neneknya

Dokter itu pun menoleh kearah Rembulan "bagaimana kondisi nenek saya dok ?" Tanya Rembulan ketika sudah dihadapan sang dokter

Dokter pun menghela napas pelan "kondisinya semakin hari semakin memburuk , berdoa saja semoga nenek Supi segera siuman dan melewati masa kritisnya . Kalau begitu saya permisi dulu"ucap sang dokter lalu melenggang pergi meninggalkan Rembulan yang masih termenung disana

Tes

Air mata itu tidak bisa dibendung lagi. Ia segera masuk kedalam ruangan sang nenek. Ia dapat melihat berbagai alat kini terpasang didalam tubuh neneknya , ia tidak tega melihat neneknya terbaring diatas brankar rumah sakit itu. Ia tetap berdoa kepada yang Maha Kuasa agar neneknya cepat siuman dan pulih seperti sedia kala

Rembulan pun duduk dikursi samping kanan brankar nenek Supi. Ia pun diam sejenak menahan rasa sesak didadanya melihat kondisi neneknya , tangis tertahan kini tidak dapat ia Tahan. Mengambil tangan kanan nenek Supi yang sudah keriput dan kini terdapat selang infus yang berada ditangannya ,Rembulan pun menggenggam tangan itu dan menaruh disisi pipi kanannya

"Nek..."panggilnya dengan nada serak
"Nenek kapan bangun?" Lanjutnya seraya menatap wajah damai nenek Supi

"Nenek ga rindu Bulan lagi ya ?"tanyanya kepada nenek Supi walaupun nenek Supi tidak merespon

"Nek... Bulan disini selalu nungguin nenek. Bulan berdoa kepad Allah semoga nenek segera siuman dan Pulih ya nek , Rembulan gamau hidup sendirian tanpa nenek" Rembulan pun kini menangis tersedu sedu . Ia tidak kuat untuk tidak menangis

"Yaudah nek ,kalau gitu Bulan pergi dulu ya nek , assalamualaikum " setelah mencium tangan kanan sang nenek , Rembulan pun bergegas pergi meninggalkan ruangan sang nenek

Flash back off

Tujuan Rembulan setelah dari ruangan nenek adalah taman. Menurut nya taman lebih bisa membuat dirinya tenang dibandingkan tempat yang lain

Menenangkan segala pemikiran pemikiran yang kini masih bersarang diotaknya. Rembulan pun duduk termenung sendirian. Menatap orang orang yang tertawa bersama keluarganya ataupun kekasihnya ada pula yang hanya sekedar berjalan jalan sembari mendorong kursi roda keluarganya yang sakit

Walaupun seperti itu Rembulan ingin sekali dapat merasakannya. Momen momen yang ingin ia rasakan sampai saat ini belum terwujudkan , ia hanya berharap suatu saat nanti ia bisa merasakan apa yang belum pernah ia rasakan

Rembulan pun menunduk sbariememgang kalung miliknya yang berbandul inisialnya

"Semoga dengan kalung ini . Aku akan menemukan kebahagiaanku yang sesungguhnya"

_____

"Terus Lo mau kayak gimana Lintang oon?" Baru kali ini seorang Lintang dikatakan oon. Sungguh kejadian yang sangat langka

"Ya gatau gue"jawab Lintang lesu

Memang tadi Lintang menceritakan kejadian yang ada dirumahnya. Niatnya untuk meminta solusi pada kedua bocah itu tapi bukannya dapat solusi melainkan dapat depresi

"Goblok sia" celetuk Kevin yang sedari tadi bermain game

Lintang pun menunduk, ia menghela nafas pasrah akan keadaan. Mungkin bagi orang lain ia terlihat menyedihkan untuk dikasihani namun Lintang sendiri tidak peduli terhadap omongan omongan orang orang yang toxic kepada dirinya

"Lo seharusnya ga lari kayak gini . Gue ga pernah menyalahkan apa yang Lo lakuin dan gue juga ga membenarkan akan hal itu " Kevin pun memberikan sedikit saran yang ada di otaknya

"Gue tau yang gue lakuin itu salah tapi apa gue harus diem aja kalo diperlakukan kayak gitu ? 17 tahun bukan waktu yang singkat Vin"ujar Lintang dengan lirih seraya menunduk

"Tang...harusnya Lo juga ga boleh kayak gitu, mereka tetap orang tua Lo dan juga Pelangi itu adek Lo!"

"Huft , okeh gue akan coba perbaiki hubungan gue sama keluarga gue. Doain aja deh" Ucap Lintang yakin dan pasti

"Tang ! Btw gimana sama ayang beb gue, Lo kok bisa ketemu dia?" Lintang dan Kevin yang mendengar ucapan ngelantur Gala pun hanya menyengit bingung

"Ayang beb?"tanya Lintang seraya menaikan sebelah alis kanannya

"Ck,ituloh yang ketemu dicafe" akhirnya Lintang pun paham siapa ayang beb yang dimaksud Gala

"Namanya Bulan,dodol!" Larat Kevin yang mendengar julukan ayang beb dari Gala

"Nah itu neng Bul Bul "

Pletak

Lintang pun menjitak kepala Gala lantaran seenaknya saja mengatakan Bulan dengan ayang beb dan panggilan sendirinya neng Bul Bul

"Namanya Rembulan. Gausah Lo ganti ganti" Gala pun mengangguk patuh seraya mengusap bekas jitakan Lintang yang tidak main main

"Awal gue ketemu Bulan mungkin agak gak masuk akal dan mungkin kalian berpikir gue sedang kesurupan tapi nyatanya enggak"
"Awalnya gue lagi main basket ditengah derasnya hujan dan ga sengaja ketemu dia tapi yang menarik bukanlah itu. Gue seakan akan menemukan kegelapan yang sama kayak yang gue miliki bedanya doa kelam dan sunyi. Dia sendirian, dia butuh sedikit cahaya untuk membuat kegelapan itu terlihat dan ada apa didalam kegelapan itu "

Kevin dan Gala sama sama bungkam mendengar penjelasan dari Lintang. Mereka tau seperti apa sosok Lintang , ia tidak akan begitu saja mempersilahkan seorang perempuan mendapat sedikit saja perhatiannya tapi dengan Rembulan entah kenapa mereka melihat ada sedikit yang berbeda dari Lintang untuk Rembulan

Assalamualaikum gaes
Hi hai

Gimana kabarnya hari ini ?

Jangan lupa vote and komen

Spam komen gaes"

Btw, temen kalian ada ha nih yang kayak Lintang ? Kalo ada boleh di spill sih hha

Salam dari akuuuu

Banyuwangi,13 April 2023

SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now