19.(MENINGGAL)

6 3 0
                                    

Assalamualaikum gaes

___

Jam menunjukkan pukul 11 malam namun Rembulan sejak tadi masih berjaga didalam ruangan neneknya. Ia terus menggenggam dan mengajak bicara neneknya walaupun tidak ada respon 1 kata pun

Rembulan hanya ingin neneknya segera bangun dan pulih seperti semula. Namun sampai saat ini belum ada tanda tanda neneknya itu akan bangun

"Nek... Ayo bangun nek"ucap Rembulan dengan lirih seraya meletakkan tangan neneknya ke pipi kanannya

"Nenek ga cape tidur terus ?"

"Bulan nungguin nenek loh disini "

"Ayo bangun nek ... Bangun !"

"Hiks... Hiks... "

Rembulan pun menangis tanpa diminta. Air matanya tidak berhenti untuk mengalir sampai ke Pipinya. Kalau boleh mengeluh ia capek seperti ini terus. Ia ingin merasakan ketenangan hati dan jiwanya.

Ia ingin bahagia bersama neneknya. Siapa yang tidak ingin bahagia? Apakah ada ? Jika boleh memilih lebih baik Rembulan saja yang terbaring kaku diatas brankar jangan neneknya

Ia tidak mempunyai siapa siapa lagi selain neneknya walaupun bukan nenek kandung tetapi Rembulan sudah menganggapnya seperti nenek sendiri ia sangat menyayangi neneknya tersebut

Beberapa tahun yang lalu setelah ditinggalkan oleh sang kakek hidup Rembulan kembali bangkit dari kesedihannya dulu ia sangat terpuruk sekali maka dari itu ia tidak ingin terpuruk untuk kesekian kalinya

Tidak terasa setengah jam Rembulan menangis diruangan neneknya itu . Rembulan pun hendak pergi meninggalkan ruangan sang nenek tetapi matanya tidak sengaja melihat pergerakan dari tangan neneknya itu

Dengan segera , Rembulan pun memencet tombol yang tersedia disamping kasur tidur neneknya itu . Melihat belum ada tanda tanda kedatangan dokter , Rembulan pun segera keluar dari ruangan dan bergegas memanggil sang dokter

"DOKTER!"

"DOK!"

Akhirnya dokter pun datang keruangan Neneknya . Rembulan pun hendak ikut masuk kedalam ruangan namun tidak diperbolehkan oleh sang dokter

Setengah jam pun berlalu namun dokter pun belum muncul membuat Rembulan pun dilanda rasa cemas

Ceklek

Pintu ruangan pun terbuka menampilkan sang dokter dengan raut wajah yang sulit ditebak

"Dok, bagaimana keadaan nenek saya dok?" tanya Rembulan dengan tidak sabaran

"Maaf , Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan punya rencana lain"

"NGGAK! DOKTER PASTI BOHONGKAN?" Rembulan pun menerobos masuk kedalam ruangan neneknya. Ia pun menangis sejadi jadinya didepan neneknya yang sudah menghembuskan nafas dan menutup mata untuk selamanya

"Dokter itu bohongkan nek?"air matanya pun tak berhenti mengalir

"Nenek nggak mungkin tinggalin Bulan kan nek?"

"Nenek sayangkan sama Bulan?" Rembulan pun memeluk tubuh tak bernyawa itu dengan erat seakan takut untuk ditinggalkan yang nyatanya memang sudah ditinggalkan

"Tapi... Tuhan lebih sayang sama nenek" ucapnya seraya tersenyum dengan matanya yang memerah berderai air mata dan hidungnya yang memerah juga

"Semoga nenek bahagia di kehidupan selanjutnya ya nek. Bulan ga akan lupain nenek dan kakek yang selama ini udah ada untuk Rembulan. Terima kasih untuk segalanya nek" setelah mengucapkan kalimat itu Rembulan pun mengecup kening neneknya dengan tulus dan kasih sayang

Tepat pukul 00.00 nenek Supi mengembuskan nafas terakhirnya. Dunia Rembulan,orang yang sudah ia anggap seperti keluarga kandungnya sendiri kini pergi meninggalkannya untuk selamanya. untuk kesekian kalinya ia menangis karena ditinggal pergi oleh orang yang ia sayangi

Sedangkan disisi lain ada seseorang yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Ia pun mengabari temannya bahwa nenek dari Rembulan telah meninggal dunia dini hari

"Halo"

"Apa?"

"Nenek Bulan Meninggal"

Orang itu pun mematikan teleponnya. Ia pun bergegas pergi dari sana sebelum ada yang mengetahui tentang dirinya

Karena ia tau bahwa Rembulan tidak mungkin akan mengabari teman ataupun saudaranya perkara neneknya meninggal. Jadi ia pun mengabari mereka yang perlu dikabari dengan diam

Keesokan harinya banyak orang orang yang datang kepemakaman nenek Supi. Ia pun sempat terkejut namun rasa terkejutnya tidak terlalu ia pedulikan karena ia sibuk menangis diacara pemakaman neneknya

Teman temannya yang mengenal dirinya pun datang ke pemakaman nenek Bulan . Walaupun mereka terkesan cuek atau tidak memperdulikan Rembulan tetapi mereka semua masih mempunyai hati nurani akan perasaan empati terhadap sesama teman

Orang orang berbaju hitam kini mulai meninggalkan pemakaman karena langit yang semula cerah kini tergantikan oleh awan yang mendung.

Tetesan air pun perlahan membasahi bumi. Rembulan pun tidak beranjak dari makam neneknya yang masih basah dan terdapat bunga bunga yang wangi. Ia pun masih memeluk batu nisan yang terletak disamping makan kakeknya itu

Seakan mewakili perasaan Rembulan,hujan pun turun semakin deras membasahi bumi. Menyamarkan setiap tangisan dan air mata yang turun dari mata Rembulan

"Nek... Maafin Rembulan ya nek. Rembulan tau Rembulan punya banyak salah sama nenek. Rembulan ga pengen ditinggalin nenek. Tapi... Mungkin Tuhan lebih sayang sama nenek supaya nenek ga ngerasain sakit lagi didunia ini nek. Rembulan janji ga akan melupakan jasa nenek sama kakek yang selama ini selalu ada buat Rembulan. Walaupun Rembulan bukan cucu kandung nenek tapi Rembulan sudah menganggap nenek seperti keluarga kandung sendiri"

"Rembulan janji akan bertemu sama keluarga Rembulan seperti yang nenek inginkan. Rembulan akan ingat sampai kapanpun semua kenangan bersama nenek dan kakek"

"Rembulan pamit ya nek , Rembulan akan doain nenek supaya nenek sama kakek bahagia disana , Rembulan pulang nek. Assalamualaikum "

Sebelum pergi Rembulan pun mencium batu nisan nenek dan kakek nya. Untuk kesekian kalinya ia ditinggalkan oleh orang orang yang ia sayang

Terima kasih semesta, kau sudah membuat aku untuk kesekian kalinya mendapatkan luka



30,april 2023

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now