Chapter 2 - Jiwa yang Lelah

8.5K 881 9
                                    


-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡


El, gadis kecil berusia 8 tahun. Ia dibawa ke panti asuhan setelah kehilangan seorang nenek yang merawatnya.

El mendapat perlakuan buruk dari pengurus panti, tak jarang anak-anak mendapat siksaan dari mereka. Bahkan mereka juga dipaksa bekerja ke desa, beberapa anak juga ada yang mereka jual.

El selalu memperhatikan tindakan mereka secara diam-diam, ia takut suatu saat dirinya juga akan dijual. El telah kehilangan 2 orang temannya, mereka lebih dulu pergi dari panti. Pengurus panti membujuk mereka dengan mengatakan bahwa ada sebuah keluarga yang menginginkan mereka.

Tentu saja mereka tergiur, anak mana yang tidak ingin mendapatkan keluarga? Semua anak pasti menginginkan sebuah keluarga yang harmonis.

Suatu hari, saat El selesai bekerja membersihkan rumah di desa. Ia melihat pengurus panti sedang berbincang dengan seseorang, El mendengar mereka tengah membicarakannya.

Pengurus panti melihat El kemudian menariknya untuk diperlihatkan pada seorang pria tua.

"Lihatlah Tuan, ini anak yang saya bicarakan pada Anda," ucapnya memperlihatkan El.

"Hoho ... sungguh anak yang manis," sahut pria itu tersenyum.

"Nah, El. Beliau adalah Baron Barnum, kelak beliau akan menjadi ayahmu," ujar pengurus panti mengenalkan Baron Barnum pada El.

El menatap pria gemuk di depannya, melihat tatapan aneh dari pria itu membuat El ketakutan lantas ia berlari menuju desa.

"El! Kau mau kemana?!" teriak pengurus panti.

"Astaga ... dia kabur, bagaimana ini Nyonya Maury?" tanya Baron sembari tersenyum.

Maury terdiam ketakutan melihat tatapan yang dilontarkan Baron padanya. "I-itu ... masih ada anak-anak lainnya yang cantik, Anda bisa memilih mereka untuk dijadikan selir Anda," jawab Maury takut.

"Hooo ... benarkah? Apakah diantara mereka ada yang secantik anak bernama El itu?"

Maury mengangguk. "T-tentu Tuan, ada beberapa anak yang tak kalah cantik dengan anak itu."

"Baiklah, tapi aku akan memotong bayarannya karena aku tidak mendapatkan anak itu," ucap Baron.

Maury menunduk. Sialan, anak tidak tahu diri. Kenapa dia malah lari dan menimbulkan masalah?

"Bagaimana Nyonya? Apakah Anda menyepakatinya?" tanya Baron Barnum.

Maury mengangguk. "Tentu saja Tuan, saya tidak masalah meski bayarannya dipotong."

"Baguslah. Mari, tunjukan anak-anak lainnya padaku!" Baron Barnum berjalan masuk ke dalam panti untuk melihat anak-anak lainnya.

Maury mengepalkan tangannya kesal. Seorang pengurus panti lainnya mendekati Maury.

"Cari anak itu! Jangan biarkan dia lolos!" titahnya kemudian ia berbalik menyusul Baron Barnum.

El berlari menyusuri desa, ia benar-benar takut pada Baron Barnum itu. Setelah cukup lama ia berlari, El duduk di sebuah gang kecil.

El memeluk lututnya, tubuh kecil El bergetar hebat. Hari mulai gelap, tidak seharusnya ia berada di tempat itu. Bisa saja penjahat membawanya dan menjualnya.

"El, apa yang kau lakukan di sini?" tanya seorang wanita tua.

El mengangkat kepalanya menatap wanita itu. "N-Nyonya Mave."

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Where stories live. Discover now