Chapter 19 - Harus Pergi

5.3K 616 9
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

"Nona, apakah Anda tidak apa-apa? Apakah ada luka?" tanya Teon beruntun seraya memeriksa tubuh Elisa.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja anak ini terluka karena melindungiku," jawab Elisa sambil menunjuk anak laki-laki yang terbaring lemah tak sadarkan diri.

Teon berjongkok di samping anak tersebut, ia memeriksa denyut nadi anak tersebut. "Dia masih hidup. Tapi, lukanya cukup parah."

"Sir Teon, bisakah kita membawanya? Aku hanya ingin mengobati lukanya, berkat dia aku bisa selamat dari terkaman serigala itu."

"Baik, Nona. Saya akan membawanya ke tenda," jawab Teon, lantas ia menggendong anak laki-laki tersebut menuju tenda.

"Astaga, dia siapa, Sir?" tanya Berry terkejut.

"Anak ini penyelamat Nona muda," jawab Teon.

"Berry, kita tidak jadi piknik. Sebaiknya kita kembali ke tenda mengobati lukanya sambil menunggu Paman kembali," ucap Elisa.

"Baik, Nona."

Lantas mereka kembali ke tenda Frederick, Elisa membantu Berry mengobati luka anak kecil kecil itu, sementara Teon berjaga di luar tenda.

Tak lama terdengar terompet berbunyi pertanda berakhirnya perburuan, Duke Aillard masuk ke dalam tenda sambil menggendong seekor kelinci putih.

"Paman." Elisa menoleh melihat kedatangan Duke Aillard.

"Siapa dia?" tanya Duke dengan tatapan menyelidik.

"Dia anak yang telah menyelamatkan aku dari terkaman serigala," jawab Elisa.

"Serigala? Bagaimana bisa ada serigala yang mencoba menerkammu?"

"Itu salahku karena berani masuk ke dalam hutan," jawab Elisa sambil menunduk.

"Lalu, apa yang dilakukan Teon dan pelayanmu?"

"Sir Teon dan Berry kembali ke tenda untuk mengambil perlengkapan piknik."

Duke Aillard menghela napas panjang, ia menyerahkan kelinci tersebut kepada Elisa seraya mengelus kepala sang putri. "Syukurlah kau baik-baik saja."

Elisa tersenyum menerima kelinci pemberian Duke Aillard. "Terima kasih karena Paman memenuhi janji Paman."

"Tentu saja, kebetulan aku menemukannya di hutan. Jaga dia dengan baik," jawab Duke Aillard.

Duke Aillard menatap anak laki-laki dengan rambut platinum yang terlihat kotor.

"Paman, apakah festivalnya telah usai?" tanya Elisa sambil mengelus kelinci di gendongannya.

"Belum, masih ada pesta penutupan. Kenapa?"

"Aku ingin pulang dan membawa anak itu ke rumah," ucap Elisa.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora