Chapter 6 - Luka dan Duka

8.8K 970 31
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

Duchy of Frederick.

"Nona, bagaimana perasaan Anda?" tanya James ramah setelah ia menuangkan teh ke cangkir El.

"Sangat baik! Perutku jadi jauh lebih besar dari pada kemarin," jawab El senang.

"Syukurlah, saya senang mendengarnya."

El menatap bunga-bunga di sekitar taman mansion, cuaca yang cerah sangat cocok untuk jalan-jalan menyusuri taman mansion.

Ini adalah surga yang indah, aku tidak perlu kerja siang dan malam demi bisa liburan ke tempat indah seperti ini, batin El.

El meneguk teh bunga yang ada di cangkirnya, bola matanya membesar saat mencicipi teh asing itu. Rasanya sedikit asam namun nikmat, El menghembuskan napas perlahan merasa lebih rileks dari sebelumnya.

James tersenyum melihat El yang ceria, ia bahkan lebih segar dari sebelumnya. Pandangan James tertuju ke luka yang ada di tangan El.

James dengan hati-hati meraih tangan El membuat gadis itu mendongak menatapnya heran. "Nona, siapa yang membuat luka ini?"

"Kemarin Maury memukulku," jawab El menarik kembali lengannya.

Huh! Seharusnya aku membunuhnya kemarin. Aku penasaran bagaimana kabar anak-anak di sana.

Melihat El yang terdiam, James mengira bahwa El merasa sedih karena kekerasan yang diterimanya.

"Nona, apakah ada hal yang Anda inginkan?" tanya James memerhatikan El.

El berpikir sejenak, mungkin saja itu kesempatan untuknya bisa membebaskan anak-anak panti.

"Ya, aku punya keinginan," jawab El.

"Silakan katakan pada saya, Nona," sahut James mempersilakan El mengatakan keinginannya.

"Aku ingin semua pengurus panti berkumpul di mansion ini dalam keadaan terikat. Dan, ada seorang pengurus panti baik hati yang merawat kami dulu. Tapi, dia sudah lama pergi dari panti," ucap El.

Ia ingat pemilik asli tubuhnya pernah dirawat dengan baik oleh seseorang. Wanita itu begitu baik dan ramah pada anak-anak, tidak seperti pengurus lainnya.

"Siapa, Nona?"

"Namanya kak Flora, dia sangat baik. Aku tidak tahu dia pergi ke mana setelah diusir dari panti," jawab El. "Aku ingin kak Flora mengurus anak-anak, dan pengurus panti lainnya aku ingin menghukum mereka dengan tanganku sendiri."

"Eh? Nona ingin menghukum mereka sendiri?" tanya James kaget.

El menatap James, James lebih terkejut lagi saat melihat kebencian dari pancaran mata El. Samar-samar James melihat warna mata El berubah merah.

"Aku ingin mereka menderita, mereka harus mengalami luka dan duka kami selama ini," sambung El, ia mengalihkan pandangannya dari James.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Where stories live. Discover now