Bab 5

246 55 5
                                    

Setelah hari Senin selesai--jadwal di mana matkul dan dosen killer berada--harusnya beban tugas yang ia dapat semakin meringan. Namun bukan hari-hari tenang yang Sasuke dapat ke depannya, melainkan tugas rumit yang diberikan oleh Mr. Louis.

Walaupun tugas tersebut dilakukan berkelompok dan kemungkinan besar baru terlaksanakan satu bulan lagi, tapi diskusi serta penentuan tema akan dilaksanakan di pertemuan selanjutnya. Dosen berambut putih itu sepertinya tak akan tenang jika belum membuat anak didiknya pusing bukan kepalang.

Bukannya kenapa, tidak seperti dosen lain yang memberikan tugas secara bertahap dan menberikan deadline yang lumayan santai, Mr. Louis justru berbanding terbalik dengan memberikan tugas secara beruntut serta deadline yang sangat mepet seolah-olah dunia akan berhenti keesokan hari.

Melepas penat sembari meminum kopi,  Sasuke mencoba bersantai. Menghilangkan segala kelelahan yang memenuhi setiap gurat tubuhnya. Pening mulai melanda diri dan keringat mulai membasah tubuh.

Namun disela kesibukannya itu, Sasuke tak bisa menahan timbulnya senyum ketika melihat pesan masuk dari ponselnya. Terlebih lagi dering nada khusus yang ia berikan kepada salah satu kontak di handphonenya tersebut membuatnya terperanjat senang tanpa ia sadari.

Sakura

Sasuke-kun, apa
kau malam ini bisa
menemaniku belanja?
18.47 PM

Akan kujemput
18.48 PM

Oke, terimakasih
karena sudah menyempatkan
waktumu;)
18.50 PM

Sasuke mematikan laptopnya. Menggulung kabel serta membereskan semuanya sebelum bersiap-siap untuk memakai jaket dan topi.

Kali ini Sasuke tak memerlukan waktu lama untuk bersiap-siap karena tak ingin membuat sang gadis menunggu lama. Hanya berbekal pakaian hangat dan kunci mobil ia sudah siap untuk berangkat.

Perjalanan dari apartemennya ke rumah Sakura membutuhkan lebih dari dua puluh menit. Namun karena Sasuke yang mengendarai mobil terlampau semangat, waktu yang lebih panjang bisa ia singkat menjadi sekitar 10 menitan saja.

"Kau sudah sampai?! Astaga, astaga! Sebentar! Aku ambil mantel dulu!"

Sambungan teleponnya dimatikan secara sepihak. Lumrah jika Sakura baru bersiap diri, dirinya saja yang terlalu cepat datang ke rumahnya.

Lima menit kemudian, Sakura keluar dari rumah dengan terburu-buru. Bahkan ponsel yang ia bawa sempat terjatuh, dan untungnya tepat di kawasan rumput luas di rumah Haruno.

"Maafkan aku karena sudah merepotkanmu. Mobilnya masih dibawa ayahku bekerja dan baru saja ibuku mendapat pesanan mendadak untuk besok malam." Sakura menjelaskan dengan raut kentara merasa bersalah.

Sasuke meyakinkan bahwa dirinya yak masalah dengan hal tersebut. Justru merasa senang karena ia bisa sekalian melepas penat.

"Siapa pemesannya?"

Saat melihat banyaknya belanjaan Sakura, Sasuke seketika mengernyit heran karena jumlahnya lebih banyak dari pada yang ia kira. Pantas jika Sakura mencari tumpangan yang lebih fleksibel untuk menampung.

Sakura berseri senang. "Langganan ibuku. Mereka mengadakan acara amal, dan berpesan pada ibuku untuk membuatkan hidangan pembuka dan dessert."

Sasuke mengangguk paham. Membantu memasukkan barang bawaan gadis itu ke dalam mobil.

"Pemesan dari keluarga yang sangat-sangat berada! Aku yakin seluruh negeri mengenal keluarga itu!"

Sakura menjelaskan dengan binar kecil di matanya. Kantung-kantung kertas yang sebelumnya dia bawa sudah dipindahkan Sasuke ke bagasi mobilnya.

Wrong Between UsNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ