Bab 9

165 42 5
                                    

Malam ini memang malam penuh kejutan. Sasuke tak menyangka berkat kehadiran gadis bersurai merah muda yang berbaring di sebelahnya itu mampu membangkitkan kantuknya begitu cepat. Bahkan kopi yang sebelumnya ia minum sama sekali tak berefek di tubuhnya.

Ditambah lagi dering dari suara hujan menjadi pengantar tidur yang baik bagi Sasuke. Kali ini berbeda dari biasanya, ia bisa jatuh ke alam mimpi lebih dalam berbeda dari malam-malam sebelumnya.

Namun baru dua jam ia memejamkan mata, Sasuke dibangunkan dengan rintihan dari sebelahnya.

Ia mengerutkan alis, mengusap matanya guna menghilangkan kantuk. Jam dinding yang ia letakkan tepat di dinding samping tempat tidur telah menunjukkam pukul 12 malam lebih dua puluh menit.

Ketika sudah sadar dari tidurnya, Sasuke segera tersentak saat mengetahui bahwa rintihan tersebut berasal dari Sakura. Gadis itu terlihat menggigil, bahkan selimut tebal yang sudah ia kenakan seperti tak memiliki efek lebih lanjut.

Lelaki itu segera bangkit, semakin menarik selimut miliknya sampai menutupi bawah dagu Sakura. Namun gerakan tubuhnya yang tak berhenti bergetar membuat rasa khawatir seketika menguasai Sasuke.

Ia terlihat menatap sekitar. Bingung karena tak pernah mengalami pengalaman seperti ini sebelumnya. Ia tak tahu langkah seperti apa yang harus ia ambil agar Sakura berhenti menggigil.

"Sakura..," panggilnya pelan.

Mungkin sebuah jaket parasut tebal mampu menghangatkan gadis itu, pikirnya.

Itulah kenapa Sasuke berniat membangunkannya.

Namun saat melihat wajahnya yang berkeringat dingin, Sasuke jadi tak tega sendiri. Ia menyentuh lengannya pelan. Kulitnya sedingin es, dan bibirnya berpendar pucat.

Rasa panik kini mengambil alih dirinya. Tangannya bergerak tak tahu ingin melakukan apa. Pikiran untuk memeluknya sempat terbesit dalam pikirannya. Tapi Sasuke tak ingin dianggap tak sopan ketika gadis itu bangun nanti.

"Fuck. Maafkan aku."

Pikiran tentang kesopanan ia singkirkan ketika mendengar rintihannya lagi. Sasuke lebih memilih menghangatkan gadis itu dari pada memikirkan reaksi Sakura keesokan paginya.

Setelah mendekatkan diri, Sasuke melingkarkan kedua lengan besarnya di sekeliling tubuh gadis itu. Semakin merapatkan tubuh mereka hingga kepala Sakura menyusup di bawah lehernya.

Dan memang benar saja, cara ini berhasil.

Setelah beberapa menit berlalu, Sakura lebih tenang dari sebelumnya. Gemetar dari tubuh gadis itu sudah berkurang drastis. Kerutan di alisnya serta keringat dingin yang dia keluarkan telah lindap. Panas tubuh Sasuke berhasil menghangatkan tubuh Sakura dengan maksimal.

Akhirnya matanya kembali tertutup saat tubuh gadis itu berhenti menggigil. Memeluknya dengan kedua tangannya, kaki Sasuke yang panjang dan besar juga melingkar pada kedua kaki mungil gadis itu.

Kehangatan mengalir dari seluruh tubuhnya dan tubuh gadis itu. Sehingga Sasuke dengan mudah bisa kembali tertidur lelap.

***

Di jam enam tepat, bunyi alarm dari ponsel Sasuke berdering di seluruh kamar. Sinar matahari yang masuk dari sela-sela tirai semakin membuat tidurnya terganggu, sehingga tak pilihan lain selian terbangun.

Ia mengusap wajahnya pelan. Melirik ke arah Sakura yang masih tertidur lelap. Ketika baru menyelam ke dalam alam mimpinya, Sasuke terbangun karena pergerakan gadis itu. Yah, dari sana ia juga tahu bahwa Sakura adalah tipe orang yang tak bisa diam ketika tidur. Gadis itu secara tak sadar lepas dari pelukannya. Menjadi tidur hampir di pinggir ranjang sebelum kembali tertidur lelap. Sasuke pun hanya bisa menurutinya walau ada rasa kecewa dalam hati.

Wrong Between UsWhere stories live. Discover now