2|| Aneh √

13.6K 724 21
                                    

Ketika waktu menjawab tanya yang selalu aku bisikkan pada angin --- Rakha

"Gue gak suka milik gue dilihat orang lain!" bisik Rakha lembut tepat di telinga gadis itu.

Rancu memang. Belum sempat Mala bereaksi, Rakha sudah melangkah melewatinya. Berjalan ke luar kelas tanpa menoleh lagi. Meninggalkan teman - teman nya yang masih heran dengan sikapnya barusan.

"Baik, sekarang silakan di lanjut perkenalannya!" suara pak Hendrawan yang tiba-tiba membuat semua siswa kembali fokus ke arah siswi baru itu. 

"Terimakasih pak. Perkenalkan nama saya Basmala Nigista Gralind, siswi pindahan dari Bandung, salam kenal semuanya." ucapnya sambil tersenyum manis. Membuat kaum Adam semakin klepek-klepek. 

Sebenarnya Mala masih terkejut dengan kejadian tadi, tapi ia berusaha menyembunyikan nya. Dari awal Mala sudah nerveus di tambah mendapat sambutan seperti itu dari laki-laki yang belum dikenalnya. 

"Silakan Mala duduk di samping Adara." ujar pak Hendrawan "Dan vio kamu pindah ke sebelah Ebi ya yang kosong? Biar Mala beradaptasi dulu di kelas ini nanti bisa di tukar lagi tempat duduknya" 

"Baik pak tidak apa-apa? sini Mal." jawab Vio ramah.

"Hilih, padahal lo seneng kan bisa duduk sama Ebi?" bisik Adara di ikuti Vio yang reflek menjulurkan lidah.

Mala mengangguk sambil tersenyum. Dia melangkah menuju kursi yang ditunjukkan pak Hendrawan menggantikan Vio. Sebenarnya dia merasa tidak enak. Tapi setelah melihat reaksi vio, Mala sedikit lega.

Setelah gadis itu duduk, Adara memulai pembicaraan "Em kenalin gue Adara." ujarnya memperkenalkan diri.

"Oh ya,  lo kenal Rakha?" tanya Adara . MAla menggeleng. 

"Rakha siapa?" bingung Mala. "Apa cowok aneh tadi ya, ?" ucap Mala sambil menunjuk rambutnya. Mala mencoba menerka. Di balas anggukan Adara. 

"SSt, jangan sampe Rakha dengar Lo bilang dia aneh!" ucap Adara setengah berbisik.

Memangnya kenapa? bukankah dia memang aneh? baru pertama ketemu saja sudah usil batin Mala. Awas kalau sampai cowok aneh tu berulah lagi. 

Pelajaran di lanjutkkan seperti biasa. Setelah perkenalan Mala, sampai bel pulang sekolah berbunyi, Rakha tidak menampakkan hidungnya lagi di kelas. Bahkan tas nya pun masih berada di kursinya. Hal yang biasa bagi Afan dan Ebi untuk membawkan nya, kalau tidak mereka akan membawa tas Rakha pulang.   (Dasar Rakha! untung pinter hehe.)

***

Di rooftop

Setelah kejadian tadi Rakha memilih pergi ke rooftop. Merebahkan tubuhnya di sofa yang memang di siapkan untuknya. Di sinilah tempat ternyaman baginya. Hening jauh dari hiruk pikuk. Di tempat inilah Rakha bisa memperoleh ketenangan. berlama-lama di tempat tersebut tak masalh baginya, dan tak ada yang akan mengganggu tentunya. Karena tidak semua siswa boleh naik ke atas rooftop tersebut tanpa seijin Rakha,

Di tatapnya langit yang mulai menghitam. Ya. Rakha tertidur dan terbangun saat waktu sudah sore. Pikirannya menerawang jauh. 

"Dia siapa?Kok tadi gue bersikap kayak gitu ya?" ternyata dia juga tidak menyangka dengan sikapnya tadi. Dia merasa sperti terhipnotis. Dengan wajah dan mata coklat gadis tadi.

"tapi, gue ga ikhlas kalo lihat cowok - cowok ngeliatin dia  kayak tadi." Batinnya.

Aneh memang.

"Hey bos!" suara Afan tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Rakha hanya diam dan melirik malas.

"Gue tahu pasti lo di sini " timpal Eby " Lo ga pulang di cariin Nyokap lo tuh!" lagi-lagi Rakha hanya melirik tak bergeming.

"Iya, lagian HP kenapa gak bisa dihubungi? untung kita tahu lo pasti di sini." ucap Afan lagi.

"Lowbet " jawab Rakha singkat sambil berdiri dan beranjak pergi, tanpa menghiraukan teman-temannya. Afan dan Ebi hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Memang si kulkas aneh. 

Rakha berjalan menuju parkiran, di ikuti Afan dan Ebi. ke tempat motor mereka di parkir. Meskipun memiliki banyak mobil tapi Rakha memilih untuk pergi sekolah dengan motor sportnya. Begitu juga Afan dan Ebi. 

Meskipun sering bersikap konyol, Afan dan Ebi juga termasuk orang berada.Meski belum bisa di samakan dengan orang tua Rakha. Kedua oarang tua mereka juga merupakan orang berpengaruh. 

Mereka melajukan motorny beriringan. Tapi di persimpangan,,

"LHo Bos, kok gak ke arah rumah lo?" teriak Afan sedikit kencang karena suara motor.

"Kalian pulang duluan" teriak Rakha sambil manambah laju motornya, memisahkan diri di persimpangan. Meninggalkan Afan dan Ebi jauh di belakang.

Rakha melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ke arah bukit belakang sekolah, tempat di mana Rakha suka memandang kerlip lampu kota dan bintang secara bersamaan, Tempat dia mengingat Gista. Sahabat kecil yang selalu dirindukannya. 

Bayangan Gista tiba-tiba semakin jelas muncul saat pertama melihat gadis tadi. Hatinya bergejolak saat mendengar suaranya. Dan hatinya merasa bahwa gadis itu Gista. Meski belum yakin. Masih ada ragu, sampai untuk mengetahui namanya pun Rakha belum siap. Dia takut kecewa.

"Gista,," lirihnya sambil menggenggam sepasang cincin couple yang terpasang di kalungnya. Cicin yang sudah entah kapan Rakha siapkan untuk Gista saat bertemu nanti. Sepasang Cincin berwarna hitam dengan mutiara kecil di atasnya.

"Gue yakin pasti kita akan ketemu , Gista,,," mata Rakha menerawang mamandang langit hitam dengan taburan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue yakin pasti kita akan ketemu , Gista,,," mata Rakha menerawang mamandang langit hitam dengan taburan bintang.

--- Happy Reading ---

Maaf baru sempat upload : }

👌👌

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang