38| Sahabat

9.2K 749 51
                                    


Persahabatan tidak perlu saling mengerti, karena sahabat akan menerima apa yang tak bisa dimengerti ---- MALA


Pagi ini Mala berangkat sekolah tanpa Rakha. Setelah mengantar Mala , Rakha langsung berangkat menuju perusahaan Papanya. Ada yang harus Rakha kerjakan di kantor.  Akhir-akhir ini Rakha memang terlihat sangat sibuk. Mala sedikit merasa khawatir.

 Mala melangkah gontai sendiri menuju kelasnya. Dia bertemu dengan beberapa siswa. Mala tetap tersenyum meski mereka tak menyapanya.  Karena pada dasarnya Mala memang anak yang ramah. Meski beberapa memandangnya dengan sinis. Mala tak memperdulikannya. Waktu masih menunjukkan pukul  setengah tujuh , Mala tahu teman-temannya belum berangkat jadi Mala memilih untuk duduk dan menunggu mereka di taman. Sembari menghirup udara segar.

Ting. Ponsel Mala berbunyi.

"Sayang, maaf ya ngga bisa nemenin?" ternyata pesan dari Rakha

"Ngga papa selesein dulu pekerjaannya, jangan lupa sarapan!"

"iya sayang, nanti kalo udah selesai aku langsung ke sekolah"

"Oke"

Mala memasukkan handphonenya ke tas. Dia memilih untuk menikmati suasana pagi di taman sekolah daripada bermain dengan handphonenya saat ini.

"Fan dengarin dulu!" Mala mendengar samar-samar suara sesorang

"Nggak, sudah gue bilang jangan ganggu gue, gue udah punya Adara" Mala sebenarnya tidak mau mendengarkan tapi suara mereka lumayan keras . 

"Kenapa lo berubah Fan?" 

"gue ngga berubah, lo yang berubah?"

"Lo sama aja kayak Rakha, sok-sokan ngga bisa melupakan cinta masa lalunya pada akhirnya tetap kepincut sama yang baru" kenapa sampai membawa nama Rakha. Apa maksudnya dengan cinta masa lalu?

"stop, Rakha ngga seperti itu, lo kalo ngga tahu mending diem aja!"

"kalian berdua sama aja!"

"dulu lo bilang suka sama gue , sekarang Adara yang lo pacarin, apa bedanya sama Rakha? mencintai teman masa kecilnya tapi pacaran sama Mala"

"Gue ngga pernah bilang suka,,,,"  

Entah kenapa ucapan Cantika membuat hatinya sakit. Mala memilih untuk pergi. tapi saat hendak melangkah. Kakinya menginjak ranting dan itu terdengar oleh dua insan yang sedang beradu argumen itu.

"MALA?" ucap mereka hampir bersamaan. Mereka berdua saling berpandangan. Mereka berharap Mala tak mendengar perdebatan mereka.

"Eh maaf ,,?" ucap Mala sambil berjalan meninggalkan mereka yang masih mematung.

"INi gara-gara lo banyak bacot!" Afan tersulut emosinya. Lalu pergi meninggalkan Cantika dan berlari mengejar Mala.

"sejak kapan MAla di situ, semoga dia ngga dengar, kalau sampai dengar,gue bisa gawat, gue ngga akan bisa selamat dari Rakha" Cantika bermonolog sendiri. Mencoba meredam ketakutannya. 

Mala berjalan cepat menuju kelas. Dia mencoba membuang jauh-jauh pikiran buruk terkait perkataan Cantika yang dia dengar tadi. Apakah benar Rakha tidak bisa melupakan cinta masa lalunya.

"Lalu apa posisiku di hatinya sekarang" Mala mencoba menebak-nebak. Sampai seseorang menepuk bahunya.

"La, lo ngga usah dengerin apa kata Cantika,," ternyata Afan. Dia mencoba menjelaskan.

"Apa itu benar Fan? Rakha belum bisa melupakan cinta masa lalunya?" Mata MAla menerawang jauh. Dia ingin mengetahui kebenarannya.

"Itu ngga bener La, kamu itu satu-satunya di hati Rakha" Afan ingin sekali mengatakan pada Mala bahwa orang yang di maksud Cantika itu dan teman kecil yang sangat di cintai Rakha adalah orang yang sama yaitu Mala. Tapi Afan tidak bisa. Rakha memintanya dan EBy untuk tidak memberitahu Mala karena takut berakibat fatal bagi Mala. Jika harus mengingat dengan paksaan.

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang