23| Kelemahan Rakha

11.3K 737 24
                                    


Jika seseorang melukaiku aku bisa memaafkannya, tapi jika sesorang melukaimu aku tak akan mengampuninya ---- Rakha


Semua anggota sudah berkumpul di depan markas,dengan menaiki motornya masing-masing. Mereka belum berangkat, karena harus melihat drama tidak penting antara antara Rakha dan Mala. Sebagian dari mereka melihat dengan muka masam, sebagian lagi terlihat tersenyum melihat kejadian tersebut. Diantaranya Afan dan Irsyad. Mereka berdua merasa senang Rakha kembali menjadi Rakha yang dulu. Ceria dan banyak bicara. Afan dan Irsyad yang berteman dengan Rakha dari kecil paham betul dengan perubahan itu. Meski mereka belum pernah bertemu dengan Gista, tapi Rakha sering menceritakannya. Persahabatan dengan Rakha mulai terjalin saat sekolah Dasar tepat setelah Gista pindah dari kota ini. Mereka masih teringat betapa antusiasnya Rakha saat bercerita tentang pertemuan dengan Gistanya saat liburan. Hingga saat Gista tak pernah datang lagi,saat itulah Rakha berubah menjadi orang yang berbeda, dingin dan tertutup.

"Nggak mau Rakha! Aku mau naik motor sendiri aja." 

"Lukanya belum sembuh betul, bahaya kalau naik motor sendiri!" larang Rakha

"udah sembuh nih lihat"  Mala melompat-lompat untuk meyakinkan Rakha. 

"Ckkk, kapan berangkatnya ini?" Farel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ares memilih memainkan HP nya sembari menunggu. 

"nggak pkoknya kamu tetap bonceng aku!" Rakha memegang tangan Mala untuk menghentikan kegiatannya.

"Ayolah Kha, aku bukan cewek manja yang harus selalu di bonceng kemana-mana!"

"iya aku tahu, sayang,," Rakha menekankan kata sayang. Membuat pipi Mala langsung bersemu merah. Andaikan Rakha tahu bagaimana ekspresi para temman-temannya nya saat ini. Yang menjadi saksi perdebatan mereka.

"ini kenapa kita kaya penonton bayaran Yak? " Nio menopang dagunya di atas motor.

"nonton drama pertengkaran antara dua kekasih yang tanpa ujung" Zayyan menyauti

"tapi ngga papa, jarang-jarang loh liat pak bos banyak bicara" Kata Naufal. yang lain manggut-manggut.

"Benar juga ya biasanya Rakha irit bicara , paling ham hem ham hem aja klo di tanya" Ares menimpali "ini bisa panjang kali lebar ngomongnya"

"Rakh, masih lama ngga, kalo masih lama kita mau tidur dulu" Afan berteriak sudah bosan menunggu. Rakha meliriknya dengan tatapan dingin. Afan mengangkat kedua tangannya tanda pasrah.

"Pokoknya selama bareng aku , kamu ngga boleh naik motor sendiri, Ok? atau....." Rakha menatap Mala tajam. Mala merasa mendapat ancaman, sebelum Rakha bertindak lebih jauh.

"iya,,iya aku bonceng kamu" ucapnya malas sambil mengerucutkan bibirnya . 

"Anak pintar" Rakha mengelus pucuk kepala Mala . Membantunya naik ke atas motor. Memasangkan jaket untuk menutupi paha Mala. Dia tidak ingin orang lain melihatnya. Setelah memastikan Mala nyaman baru Rakha naik. Menarik tangan Mala melingkar ke pinggangnya. 

"aduh, aduh cobaan apalagi ini Tuhan?" Ucap Eby sambil menengadahkan tangannya. "harus melihat keuwuan mereka setiap saat" Ucapnya lagi disertai tawa teman-temanya yang lain.

Rakha mulai menancap gas. Dengan kecepatan sedang,dia memimpin. Para anggota yang lain mengikuti dari belakang dengan jarak yang aman. Sepanjang jalan banyak orang melihat dengan takjub iring-iringan motor mereka. 

"Gue mau jadi ceweknya donk, dikawal cowok-cowok ganteng" celetuk seorang gadis di pingir jalan.Terlihat iri melihat Mala.

"mau dong bang dibonceng" 

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang