6|| Mala

12K 660 21
                                    


Terkadang tidak tahu itu lebih baik   ...


Setelah Dara mengantarnya ke kamar, dia merebahkan dirinya, mencoba untuk tidur tapi belum bisa. Dia bangun dan duduk di atas kasurnya. Dia teringat dengan kejadian tadi.

"Kenapa cowok aneh itu panggil gue Gista ya?" pikir Mala. "berarti dia kenal gue dong? " 

"Tapi kan kita baru ketemu tadi" banyak pertanyaan di otak Mala.

"au ah pusing" Mala kembali menjatuhkan tubuhnya di kasur. Di langit-langit kamar tepat di atas kasurnya, banyak hiasan bintang. Juga lampu berbentuk bintang.

Mala kembali duduk , dia teringat sesuatu. Dia belum mengirim pesan ke orang tuanya. Mala mengambil ponselnya. Mengmabil foto selfi untuk di kirimkan ke Salma, mamanya. 

Mala melihat sekeliling kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mala melihat sekeliling kamar. Kamar dengan warna pink. Sofa , meja dan lemari semua berwarna pink. Dan di salah satu sisi kamar. Ada lemari penuh dengan boneka.

"Gue ko baru sadar ya? " Mala melangkah menuju lemari boneka. 

Banyak banget bonekanya? batin Mala Ini kamar siapa ya? apa tante Dara punya anak perempuan? Mala mengambil salah satu boneka yang agak besar. Mengambilnya untuk diletakkan dikasur sebagai teman tidurnya.

"Mungkin kakak cowok aneh itu, yang sudah menikah atau kuliah di luar kota?" batinnya lagi. Mala kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Membawa boneka yang dia ambil tadi ke dalam pelukannya. Mala memang tidak bisa tidur kalau tidak memeluk sesuatu. Mala mencoba memejamkan matanya.

***

Di kamar Rakha. 

"Sebenarnya...."Dara menarik nafas. Dia melanjutkan ceritanya.

"Sebenarnya, Mama sama Papa sdah tahu sejak lama, Mala kehilangan ingatannya" Dara menatap Rakha. Dia tahu Rakha pasti Marah mendengarnya.

"Maksud mama?" mendengar penuturan Dara' Rakha mulai bereaksi. Dara menarik nafas lagi.

"Mama dan Papa sengaja merahasiakan itu darimu Rakha" Dara berhenti sesaat melihat perubahan muka Rakha. Rakha terlihat menahan amarahnya.

"Apa? mama tahu kan gimana Rakha sejak kehilangan Gis,, Mala" suara Rakha mulai meninggi. Entahlah , kenapa saat ini untuk memanggil nama Gista, Rakha merasa aneh. Dia mencoba membiasakan untuk memanggil Mala. 

"Rakha! dengarkan dulu cerita Mama" tegas Dara. Rakha memejamkan matanya. 

"Kami melakukan ini demi kebaikan kalian." ucap Dara kemudian. Rakha mengepalkan tangannya. Dia tidak percaya Papa dan Mamanya telah membohonginya selama ini. Rakha memalingkan wajahnya .

"Kamu ingat terakhir kalian bertemu saat usia kalan 9 tahun. Sepulang dari sini. Saat perjalanan dari Bandara ke rumah Mala. Mobil Mala mengalami kecelakaan. Mobil mereka tergelincir karena hujan. Kedua orang tua Mala baik-baik saja. Tapi fatal bagi Mala , tubuhnya terpental dan dan kepalanya terbentur trotoar. Mala sempat koma beberapa bulan" Dara menghentikan ceritanya. Menahan airmata nya yang hampir menetes. Dia dan Leon sudah menganggap Mala seperti putri mereka. 

" Mama dan papa sempat menengok Mala di rumah sakit, sebelum dia dibawa ke Luar negeri untuk pengobatan lanjutan." Dara mengelus punggung Rakha. " Setelah beberapa bulan di luar negeri Mala sadar, tapi dia melupakan semuanya. " Dara menghentikan lagi ceritanya. Airmatanya sudah menetes. Hati Rakha mulai melunak , dia menghampiri mamanya. Disekanya airmata di pipi Dara. Semarah-marahnya Rakha dia tak pernah tega melihat seorang wanita menangis, apalagi ini mamanya. Orang yang sangat disayanginya.

"Berbagai terapi di lakukan dan sedikit demi sedikit Mala mulai pulih, tapi..." 

Agak lama Dara berhenti. "Tapi kenapa ma?" tanya Rakha medengar mamanya tak lagi melanjutkan ceritanya.

"Tapi, dia melupakanmu Rakha, semua hal tentangmu. Dan masa kecilnya. Mama dan papa ngga mau melihatmu tambah sedih. JAdi kami merahasiakannya" 

DEG,, hati Rakha seperti tersayat sembilu . 

" Mala belum bisa mengingat kejadian sebelum kecelakaan itu terjadi,,dokter menyarankan untuk membantunya kembali ke tempat -tempat yang sering di kunjungi dulu. Untuk membantunya mengingat kembali"

"Tapi apakah Mala bisa ingat lagi ma?"

"Makanya, tante Salma dan Om Fatir meminta bantuan mu Rakh. Mungkin hanya kamu yang bisa membantu Mala mendapatkan kembali ingatan nya dulu." Dara berdiri. Berjalan ke meja belajar Rakha. Mengambil foto di atas meja.

"Mama percaya Mala pasti akan ingat semuanya kembali dengan bantuanmu dan dengan kembalinya Gista , Danish mama akan kembali" Dara tesenyum menatap foto dua anak kecil yang tersenyum manis. Sangat bahagia.

"Iya ma, Rakha akan coba" Rakha ikut tersenyum. Memeluk Dara dari belakang. Dara mengelus tangan Rakha . Sudah sangat lama Rakha tidak memeluknya seperti ini. Hangat.

Terimakasih Gista,  batin Dara.

"Udah ah sedih-sedihan nya.Mama lupa kan mau bikinkan kopi papa. Papa pasti nungguin mama di ruang kerjanya." Rakha melepas pelukan nya . 

Dara mengambil minum di atas nakas dan memberikan pada Rakha. "Nih minum dulu!" Dara tahu sejak pulang tadi Rakha belum minum. "Trus mandi, bau" Dara berjalan  keluar  kamar Rakha. Belum sampai di pintu, Dara berbalik.

"Ohya sampai lupa, kami sudah memutuskan untuk menjodohkan kalian" 

Rakha menyemburkan minuman yanga baru saja ia teguk. "APA?" GAnti Dara yang terkejut. Diikuti tawa melihat ekspresi Rakha yang lucu.

"Kenapa ? Kamu ga mau?ya udah nanti mama bilang sama papa biar.."DAra menggoda

"jangan mah,,! "reflek Rakha. Dara tersenyum geli.

"Tapi, kita gak bisa memaksa ya Rakh, kalau Mala tidak mau. Sekarang tugasmu bantu Mala untuk ingat kembali itu yang terpenting." ucap Dara sebelum krluar dari kamar Rakha.

"Baik ma" jawab Rakha singkat. 

Sedih bahagia jadi satu. Itu yang sedang dirasakan Rakha saat ini. Ternyata selama ini hanya dia yang tidak tahu keadaan Mala. Sebenarnya Rakha ingin marah tapi dia mencoba memahami maksud kedua orang tuanya. Mungkin saat itu dia masih terlalu kecil. 

Sekarang tujuan utama Rakha adalah membantu Mala untuk kembali mengingatnya. Tapi jika tidak bisa, Rakha berjanji akan membuat Mala bahagia meski tanpa ingatan masa lalunya.

"Aku gak akan melepaskanmu lagi gista" 

Setelah membersihkan badannya Rakha menuju ke tempat tidur untuk merebahkan badannya setelah penat seharian. Dengan hanya memakai celana pendek. Kebiasaan Rakha yang lebih suka tidur bertelanjang dada. Di genggamnya cincin yang menggantung dikalungnya.

"belum saatnya aku memberikan ini" batinnya.

Baru saja Rakha mencoba memejamkan mata tiba-tiba....

Drrrrttt

 Ponselnya berdering.

"siapa si?" Rakha mengambil ponselnya di nakas. Tertulis nama Afan di layarnya.  Tak langsung diangkatnya. Rakha berjalan ke arah balkon. 

"Ada apa?'' Rakha meletakkan tangannya di railing balkon. Belum sempat Afan menjawab.

"AAAAaaaaaa..."


--- HAppy Reading ---


Maaf agak lama post nya

Terimakasih komen dan vote nya yaa

👌👌

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang