05 • De Afstand Tussen Hen

145 21 2
                                    

"Lerajee kau dapat kiriman!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lerajee kau dapat kiriman!"

Gadis itu berlari dengan gaun tidurnya. Mengira mungkin saja Galuh hanyalah penipu dan hampir saja ia merelakan bayangan soal waffle dengan krim kocok di atasnya. Ternyata semua hanya di bayangannya saja.

Sebelumnya, setelah perkenalan mereka di gerbang tadi siang, Lerajee mengatakan bahwa krim yang dimilikinya kurang untuk membuat sebuah waffle. Ketika Galuh menawarkan akan membawakan kembali sekeranjang krim dan susu untuk Lerajee olah, gadis itu ragu. Terlebih Galuh memberikannya secara cuma-cuma. Tanpa imbalan.

Kile berdiri di pintunya dan sekeranjang berisi empat botol susu serta krim membuatnya mengernyit. Susu di malam hari? Termasuk surat yang sengaja diletakkan di keranjang tersebut untuk putrinya baca.

'Maafkan saya, nona. Saya tidak sempat menemui anda karena anjing yang sibuk menyalak. Saya risau akan mengganggu istirahat keluarga anda. --Galuh'

Begitu Lerajee turun menghampiri Kile, gadis itu segera mengambil susu dan kertas di tangan Kile.

"Who is he?"

"Stranger."

"Orang asing yang tahu letak rumahmu?"

"Huh?" Lerajee mengernyitkan dahi lalu tersenyum tipis. "Hanya menyebut Roell semua orang akan tahu dimana itu."

Kile hanya diam, membiarkan anak gadisnya kembali memasuki rumah berlanjut ke dapur.

Pria itu mendesis tampak berfikir. Ya, Lerajee benar. Roell dikenal oleh banyak orang. Tidak salah jika Lerajee mengatakan hanya dengan menyebut nama belakangnya, tidak sulit untuk menemukan rumah mereka. Dalam hati masih bertanya, siapa Galuh? apa dia inlandeer yang bekerja sebagai pengirim susu?

Suara anjing yang menyalak membuat Kile ikutan geram. Memelihara hewan itu merepotkan. Terutama anjing.

"Buds shut up!" Kile menyentak dan anjing itu seketika terdiam. "Good boy."

Kile melirik jam di ruang tamu rumahnya. Masih terlalu dini untuk tidur. Sementara di dapur mungkin masih meributkan sesuatu. Pria itu berjalan ke sisi rak di ruang tengahnya. Ada begitu banyak barang-barang berharga. Keramik seharga puluhan gulden, kemudian gucci di sudutnya hampir seratus gulden. Sementara itu, sebuah potret Nyai Koespatni dilukis dengan begitu anggunnya oleh seniman terbaik yang dibawa Kile.

Kenapa Nyai?

Bahkan tidak ada potret Lerajee di tempat itu.

Secinta itu Kile dengan gundiknya. Tapi Kile adalah pria bodoh yang membiarkan wanitanya pergi tanpa sedikitpun niat untuk meluruskan.

Menghela nafas pelan, pria itu berjalan ke sebuah ruang yang tersembunyi di bawah tangga. Tempat biasa Kile menikmati harinya sendirian, tanpa tumpukan pekerjaan dan satu lukisan lain terpajang.

LerajeeWhere stories live. Discover now