12 • Anabertha

117 23 2
                                    

Malam pertunangan adalah malam yang mungkin ditunggu, mungkin juga tidak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam pertunangan adalah malam yang mungkin ditunggu, mungkin juga tidak.

Lerajee memandang pada Victor yang setengah bersimpuh pada Buds sambil memberinya semangkuk susu hangat. Dalam hening, Victor seakan belum puas melepas rindu dengan anjingnya yang telah menua. Terlebih pada Bulls yang telah mati karena Lerajee.

"Maaf aku membunuh anjingmu," ucap Lerajee mendekat pada Victor.

"Aku akan lebih marah jika peluru itu menembus dadamu."

Andai Lerajee tahu, Victor datang pada Koespatni. Disana ia menangis bagai anak sepuluh tahun tersesat di tengah hutan. Tubuhnya gemetar seperti ketakutan, padahal menahan segala sesak dalam dadanya.

Koespatni tidak akan menyangka akan kedatangan putra sambungnya. Ah, Victor bahkan bukan putra sambung. Tapi mereka sedekat itu sampai Victor tidak pernah putus berkirim kabar pada gundik ayahnya itu.

Di rumah sederhana yang hanya berisi beberapa sekat ruang. Victor mendapatkan kembali pelukan yang telah lama tidak ia rasakan lagi. Victor bertanya, apakah pilihannya benar. Apakah dia bisa hidup dengan bahagia dan tidak mengulang kisah Kile di kehidupannya? Victor justru dilanda ketakutan, tapi lebih tidak rela jika Lerajee yang menjadi korban.

Koespatni bertanya, "Apa noni tahu?"

Victor menggeleng.

Pada akhirnya Lerajee tahu dengan sendirinya.

Padahal Kile dan Victor menahan diri. Patricia mencoba membungkam putra dan putrinya.

"Papamu setuju?" tanya nyai saat itu.

Victor mengangguk.

"Saya berharap wanita itu juga baik dan cinta tumbuh perlahan. Hiduplah dengan baik, Victor."

Hiduplah dengan baik.

Kemudian Victor yang kini tengah bersisian dengan Lerajee memandangi Buds, mengusap tubuh buds. Mereka sama-sama menatap pada anjing yang tengah menghabiskan makanannya itu. Bibirnya membentuk seulas senyum tipis, sementara Lerajee tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Hiduplah dengan baik Lerajee," pesannya.

Gadis itu menatap kakaknya. "Kau betulan akan meninggalkanku lagi, rupanya."

Tanpa sedikitpun ragu, Lerajee mengutarakan kesedihannya. Belum genap sebulan dan Victor akan kembali meninggalkannya. Walau masih ada waktu hingga mereka berucap janji suci di altar. Lagi-lagi, Lerajee harus rela untuk ditinggalkan.

Gadis itu berdiri, sebab waktu mereka untuk bersiap masuk sebelum acara pertunangan sore itu dimulai. Sementara Lerajee akan duduk di tempat terjauh dari keramaian orang-orang. Dia hanya akan menikmati alunan musik. Seperti biasa, dalam tenang serta ditemani keheningan.

>>>>>

Manis rasa limun terasa di indra pencecapnya.

Namanya Bertha, gadis yang akan menjadi menantu Roell. Matanya tidak henti menatap pada sosok gadis yang duduk seorang diri sembari memainkan sarung tangan renda membalut tangannya. Dari perjumpaannya bersama Victor, di setiap pertemuan, Bertha selalu dihatui satu nama.

LerajeeWhere stories live. Discover now