08 • Niet Nyai

113 23 0
                                    

Tiga belas tahun usia Lerajee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga belas tahun usia Lerajee.

"Tegakkan badanmu!"

"Kecilkan langkahmu!"

"Jangan bermain dengan anjing-anjing itu!"

Begitulah suara Nyai menggema. Awalnya Lerajee baik-baik saja dan segera meralat sesuai dengan titah Nyai. Sampai ketika wanita itu mulai gemas dengan Lerajee yang selalu salah.

"Sini, Noni!"

"Apalagi mama?"

"Cepat!"

Kamar Nyai adalah satu wilayah teritori yang tidak pernah Lerajee sentuh. Gadis itu hanya tahu, kamar di lorong yang berhadapan dengan kamar Victor, adalah kamar Nyai. Kamar yang selalu ditutup rapat dan mungkin hanya sesekali Kile yang diperbolehkan untuk datang.

Tanpa Lerajee duga jika, isi kamarnya bak kamar seorang putri bangsawan. Dia gundik yang diperlakukan dengan sangat baik oleh tuannya.

Bagaimana meja rias yang satu pasang dengan lemari berukir tertata bersebelahan. Cermin besar dan kursi goyang yang juga sepasang. Nakas dan ranjang berkelambu putih. Lampu yang menggantung indah. Bahkan begitu Nyai membuka isi lemarinya, nampak banyak sekali kebaya putih dengan renda beragam, dan kebaya berwarna yang tidak pernah Nyai kenakan.

Lerajee sempat bertanya, bagaimana tampak Nyai ketika mengenakan kebaya berwarna. Bukan kebaya putih yang menegaskan statusnya seorang Nyai.

"Pakai!"

Gadis itu menatap kebaya berwarna kuning yang diletakkan Nyai di atas meja dan batik sogan dengan motif yang ramai.

"Mengenakan ini?"

"Biar mama bantu."

Menurut adalah cara aman bagi Lerajee. Gadis itu melepas gaun santainya dan diganti dengan kebaya serta jarik yang membelit pinggangnya. Pada cermin tersebut, dapat Lerajee lihat seberapa cantik pakaian yang selalu dikenakan wanita-wanita jawa. Seperti yang Nyai kenakan.

"Cobalah berjalan!"

Gadis itu menurut. Berjalan dengan langkah kecil, sedikit kesulitan.

"Duduk!" Lerajee duduk di kursi rias.

Nyai tersenyum. "Bagus."

"Benarkah?"

Wanita itu mengangguk.

"Pakaian ini bisa sedikit membantumu, Noni."

"Ja mama!"

Gadis itu mengangguk. Dia bisa mengenakan kebaya, tapi Lerajee menyadari, pakaian itu tidak layak untuknya yang berwajah Eropa.

"Boleh saya memilikinya?"

LerajeeWhere stories live. Discover now