8

1K 78 0
                                    

Budayakan untuk memberi setidaknya Vote, agar saya bisa lebih semangat untuk menulis.

Tolong tandai jika ada Typo.

Happy Reading

°°°°°°《♤》°°°°°°

Malam hari di mansion keluarga De Merion, setelah selesai makan malam bersama, keluarga tanpa orang tua itu berkumpul di ruang utama, yaitu ruang keluarga.

Ed duduk di pangkuan Alex dengan susu hangat yang baru saja di buat oleh pengasuh.

"Bagaimana sekolahmu?"

Ed mengalihkan perhatiannya dari susu di tangannya pada Luke yang bertanya, pria manis itu menarik senyum dan mengengguk pelan.

"Suka, Prince punya banyak temen." Ujarnya kemudian meminum sedikit demi sedikit susu di tangannya.

Luke mengangguk, ia dan saudaranya yang lain sudah tahu apa saja yang terjadi di sekolah dari Heli.

Tentang Ed yang sangat antusias di kelasnya, Ed yang makan banyak saat istirahat, dan Ed yang terluka karena kehilangan kendali.

Mereka tidak bertanya lebih, memilih untuk diam dan membuat pangeran kecil mereka nyaman, mungkin Ed tidak ingin mengatakannya.

"Susunya sudah habis, waktunya untuk tidur." Alex menyeka noda di bawah bibir Ed lalu mengambil gelas di tangan si manis.

Ed menggeleng, "Belum mau bobo, Prince mau kerjain dulu tugas dari Miss Marry." Jelasnya.

Alex mengangguk, lagipula ini baru jam 9 malam, "Baik, tapi jangan tidur lewat dari jam 10, oke?"

Ed mengangguk patuh lalu mengangkat tangannya, membentuk ibu jari dan telunjuknya agar membuat huruf 'O' "Oke!" Jawabnya dengan senyuman.

Alex terkekeh, ia lalu berbalik dan berjalan menuju kamar adik bungsunya. Ed menatap empat kakaknya yang lain, melambai kecil dengan senyuman yang senantiasa menghiasi wajah manisnya. "Good night~" Ucapnya halus.

Empat pria yang memperhatikan menarik senyum lembut, mengangguk dan menyahut. "Good night too, Prince."

Sesampainya di kamar Ed, Alex mendudukkan Ed di kursi belajarnya, ia melihat jam sekilas lalu mendaratkan ciuman lembut di pipi Ed yang lumayan berisi.

"Lihat, sekarang jam 9 lebih 12 menit, kamu harus sudah tidur sebelum jam 10, mengerti?" Alex kembali memberikan peringatan pada Ed.

Ed mengangguk, ia tidak akan lama, lagipula tugasnya juga sedikit, Alex tersenyum lalu pamit keluar dari kamar sang adik bungsu.

Sepeninggalan kakak ketiganya, Ed langsung membuka buku Bahasa Inggris dan mengerjakan tugas, mengerjakan dengan mudah karena sebelumnya ia pernah tinggal di lingkungan yang mengharuskannya menggunakan bahasa asing itu.

Beberapa menit berlalu, Ed melirik jam di nakas, jam 10 kurang 13 menit, menutup buku yang sudah selesai ia kerjakan.

Mematikan lampu meja belajar dan beranjak menuju ranjang yang sudah menunggunya, membaringkan tubuhnya lalu menarik selimut sebatas dada, ia menarawang mengingat kejadian-kejadian yang terjadi hari ini.

Kebiasaan Ed sebelum tidur adalah mengingat apa saja yang sudah ia lakukan hari itu, bersyukur karena ia masih diberi kesempatan untuk tidur, lalu berdo'a agar ia masih bisa bangun dan berkumpul dengan keluarganya hari esok.

Ed mengangkat tangan kanannya membuat baju tidur berlengan panjang itu sedikit melorot, memperlihatkan perban yang tadi di ganti oleh Heli. "Tidak apa, walau sulit, aku akan terus berusaha agar bisa perlahan terlepas dari bayangan itu." Gumamnya, ia membicarakan tentang traumanya dan kebiasaannya yang selalu lepas kendali dan menyakiti dirinya sendiri.

Prince : Edzard Where stories live. Discover now