9

867 77 1
                                    

Budayakan untuk memberi Vote dan Komen, biar Mom bisa lebih semangat nulisnya.

Tolong tandai jika ada Typo.

Happy Reading

°°°°°°《♤》°°°°°°

Bandara Soekarno-Hatta nampaknya tidak pernah sepi pengunjung di hari apapun itu, banyak manusia yang berlalu lalang masuk dan keluar bandara, banyak juga yang diam menunggu kehadiran seseorang yang mereka tunggu.

Begitupun dengan seorang pria tinggi dengan surai dan mata sehitam malam yang tengah berdiri sambil bermain ponsel. Poroporsi tubuhnya yang tinggi dan sangat proporsional, membuat banyak kaum hawa menatapnya memuja.

Pria itu mengenakan celana levis dan di padukan dengan sebuah kemeja yang dua kancing atasnya di biarkan terbuka, menambah kesan hot dan sexy, apalagi mata kelam pria itu yang menatap setiap hal dengan datar.

Tapi si empu hanya bergeming dan memilih untuk menyibukkan dirinya dengan ponsel, bahkan saking sibuknya, ia tidak menyadari seorang gadis yang berjalan ke arahnya dengan menyeret sebuah koper berwarna coklat tua dengan beberapa sticker anime di beberapa sisi koper.

Tak.

Langkah yang di hentakkan membuat perhatian pria itu kini beralih pada gadis dengan proporsi tinggi dan surai coklat yang panjang di ikat pony tail, gadis itu mengenakan kaos lengan pendek dengan celana jeans panjang, yang berwarna hitam.

Sebuah kacamata hitam menggantung malas di hidung mancung gadis itu. "Apa yang kau lihat? Apa kau tidak mengenali kakakmu sendiri? Adik sialan!" Maki gadis itu, suaranya terdengar sedikit nyaring, ia kesal. Wajar saja, ia sudah meneriaki nama pria digadapannya ini dari tadi. Tapi si empu malah sibuk dengan ponselnya.

"Lama sekali." Hanya itu yang di ucapkan si pria, dan dengan seenaknya ia mengambil koper dari tangan orang yang mengaku dirinya adalah kakak dari lelaki itu.

"Hei! Zayyan! Apa hanya itu yang kau katakan setelah kita tidak bertemu selama empat tahun?!  Adik sialan! Akan ku adukan pada Papa!" Gadis itu mencak mencak tak jelas, ia kesal, sangat kesal. Tahu begini ia tidak akan pulang saja dari Jepang, ia akan sekolah di sana saja.

Ya, gadis itu adalah Bilqis Suci Dhananjaya, kakak kedua Zayyan, sekaligus satu-satunya anak perempuan di keluarga Dhananjaya.

Dengan perasaan dongkol, Bilqis berjalan cepat menyusul sang adik yang bahkan tidak menoleh sedikitpun padanya, 'Awas saja, akan ku buat perhitungan padamu.' Aura gadis cantik itu seketika berubah menyeramkan, banyak ide yang tertuang di otaknya untuk mengganggu adiknya, membuat para pengunjung bandara takut dan memberikan jalan untuk gadis itu.

Sepanjang perjalanan di dalam mobil, hanya Bilqis yang berceloteh, lebih tepatnya menggegrutu karena adiknya ini bahkan tidak membuka suara sedikitpun.

Liat belas menit lebih, mobil yang di bawa Zayyan memasuki pekarangan manison dan terparkir dengan rapih di tempatnya, Bilqis langsung keluar dan membanting pintu mobil dengan kuat tanpa melihat pada sang adik.

"Bawa koperku!" Teriak Bilqis sambil berlari kedalam mansion.

Zayyan yang baru saja keluar dari mobil hanya bisa menghela nafas pasrah, ia mengambil koper milik sang kakak lalu ikut masuk ke dalam.

Dapat Zayyan lihat sang kakak yang tengah melepas rindu dengan Mama, ia tersenyum kecil, keluarganya sekarang telah lengkap lagi.

"Kenapa berdiri di sini?" Sebuah suara berat dari belakang membuat senyum kecil itu terganti dengan raut datar lagi.

Prince : Edzard Where stories live. Discover now