paji . 25 .

91 11 4
                                    

dengan lemah, bocah kecil berkuncir dua lucu itu duduk sambil menangis memandang rumah nya yg telah terbakar hangus didepan nya

para warga yg ada saat itu hanya bisa memeluk si bocah menenangkan. mereka merasa bersalah karena tak bisa memadamkan api yg begitu besar melahap rumah si anak

bocah berumur 6 tahun itu sesegukan menangis sambil terus memanggil kedua orang tuanya

"ibu... bapak... " katanya lirih

"ibu sama bapak ada didalam sana" tunjuk nya pada rumah yg telah hangus rata dengan tanah

si bapak-bapak yg memeluk bocah itu semakin mempererat pelukan nya. dia juga sama-sama menangis karena tak tega melihat anak kecil itu

"udah ya, kamu jangan nangis" kata si bapak-bapak tersebut

hujan turun tiba-tiba dengan deras, warga-warga berhamburan meninggalkan tempat tersebut untuk berteduh

"nak hujan, ayo ke rumah om dulu" ajak nya

si anak hanya menggeleng

"om pergi aja, nanti aku nyusul" ucapnya dengan pandangan kosong dan air mata yg mulai berbaur dengan hujan

akhirnya si bapak-bapak memilih pergi dengan terpaksa meninggalkan anak itu

si anak mendongak menatap langit gelap karena mendung

dunia seolah ikut bersedih atas apa yg telah bocah itu alami

dan untuk kesekian kalinya, dia menangis lagi sambil meringkuk menenggelamkan wajahnya dilipatan lutut dan tangan nya

lalu beberapa saat kemudian dia dengan tegar nya berdiri

"aku buktiin sama ibu sama bapak, aku bisa hidup tanpa kalian!!! KALIAN JAHAT NINGGALIN AKU SENDIRIAN!! "

dia berjalan pergi dari sana, baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba...

JEDERR!!

"AAAAAAAAAA" teriak nya. dia menutup kedua telinga nya sambil jongkok. matanya terpejam. badannya bergetar hebat ketakutan

"engga... aku ga bisa hidup tanpa ibu sama bapak... "





























































"HAAAAHHHHHH" tarikan nafas panjang karena sesak terdengar jelas.

veera terbangun dari tidurnya dengan nafas sesak, dia terduduk dengan keringat dingin membasahi

tangan memukul-mukul dadanya yg masih saja tetap terasa sesak. dia menangis tanpa suara. wajahnya memerah. tangannya bergetar serta tubuh nya ikut bergetar

dia berdiri hendak pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya

tapi karena badannya masih lemah dan bergetar hebat, dia oleng sampai menyenggol sebuah vas bunga kecil di atas meja belajar nya

PRANGGGG!!

veera terduduk lemah, kedua tangan nya ia kepalkan untuk menahan agar tak terus bergetar hebat

pintu terbuka, menampilkan avee dan jiun berlari panik kearah veera. jiun langsung memeluk putrinya dengan erat

"why dear??... you ok?? hm?? " tanya jiun lembut.

veera langsung memeluk papa nya erat, dan menangis kencang seperti anak kecil yg ketakutan melihat monster.

"sssttt, it's okey, ada papa sama mama, jangan nangis... " tambah avee mengelus punggung veera

paji [season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang