18. Nightmare

270 40 2
                                    

•••

Soojung mengambil napas lelah setelah adegan yang menguras tenaganya akhirnya selesai setelah beberapa kali pengulangan. Menggenggam sebotol air mineral di tangannya, Soojung tidak mengalihkan pandangannya dari layar yang merekam adegannya tadi. Berdiskusi sedikit dengan sang sutradara dan pemain lainnya akhirnya mereka mendapatkan sekali lagi gambaran yang akan lebih bagus.

Lalu dengan segera baik Soojung maupun lawan mainnya kembali mengambil posisi dan segera di hampiri oleh tim make up untuk memperbaiki riasan. Dalam hitungan ketiga adegan pun di mulai kembali dengan arahan baru yang di diskusikan.

Satu jam setelahnya Soojung merasakan akibat dari pengabaiannya setelah tadi dirinya terjatuh saat adegan. Pergelangan kakinya nampak membengkak dan kini mulai berwarna biru samar.

"Bagaimana ini Soojung. Aku akan carikan es batu sebentar." Ucap Siyeon dengan bergegas tanpa mendengarkan apapun yang hendak Soojung katakan.

Ruang tunggunya kini terasa hening hingga perlahan tanpa sadar rasa kantuknya menyerang. Rasa nyeri pada pergelangan kakinya bahkan tidak terasa karena rasa lelah yang mulai menderanya.

Beruntungnya ini adegan terakhir yang di ambil dan jam masih menunjukkan pukul sembilan malam. Sepertinya mereka harus pergi ke rumah sakit untuk pemulihan kakinya dan juga mendapatkan suntikan vitamin.

Rasa dingin pada pergelangan kakinya membangunkan Soojung dari tidur sesaatnya, "Siyeon, kita ke rumah sakit dulu sebelum pulang." Ucapnya yang di angguki oleh asistennya.

"Tentu saja kita harus ke rumah sakit. Aku bisa mati di tangan Wootak Oppa jika tahu Eonni seperti ini." Ucapnya dengan cemas.

"Ah... Jadi kau tidak khawatir denganku melainkan khawatir kau akan di tegur?!" Ucap Soojung dengan berdecak kesal.

"Tidak! Tentu saja tidak! Eonni kau tahu maksudku bukan seperti itu." Gumamnya dengan wajah memelas tetapi tidak merasa bersalah.

•••

Kyuhyun mengendarai mobilnya dengan perlahan ketika lampu merah menyala lalu tangan kanannya terulur untuk menghubungi Joohyun. Jika dugaannya tepat wanita itu sudah tiba di rumah dan sedang beristirahat dengan melakukan perawatan wajah seperti biasanya.

Dering pertama terlewat begitu saja lalu berlanjut hingga dering ke empat yang tidak mendapatkan tanggapan apapun. Jika belum pulang Hyeyoon yang akan mengangkat panggilannya dan mengatakan Joohyun masih dalam kegiatan pekerjaannya tapi ini tidak seperti biasanya.

Lalu dirinya kembali melakukan panggilan dengan perlahan juga mulai melaju menuju apartemen. Cukup lama berdering akhirnya terangkat juga oleh Joohyun.

"K-Kyuhyun." Ucap Joohyun yang terdengar bergetar di telinga Kyuhyun.

Keningnya mengerut merasa janggal, "Kau sudah tiba di rumah? Sudah makan malam?" Tanya Kyuhyun mulai merasa tidak nyaman ketika menyadari napas Joohyun yang tersengal.

"K-kau ingat saat kita makan naengmyeon di persimpangan pertama sebelum apartemen? Bangunan biru di sampingnya sepertinya menyajikan makanan enak. Tolong pesankan ya Kyuhyun?" Ucap Joohyun dengan nada suara yang bergetar, Kyuhyun bahkan bisa mendengar wanita itu terisak pelan.

Panggilan yang di tutup membuat Kyuhyun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh lalu dalam kepanikkan dirinya menghubungi kantor polisi seperti yang di katakan Joohyun. Bangunan biru di persimpangan pertama tempat mereka makan naengmyeon adalah bangunan kantor polisi.

Mobilnya berhenti tepat di depan lobi gedung apartemen yang sudah pasti menghalangi jalan bagi orang-orang tapi Kyuhyun tidak peduli. Dengan berlari Kyuhyun memanggil penjaga gedung untuk mengikutinya menuju lantai tempat tinggalnya.

FIRST TACIT UNDERSTANDINGWhere stories live. Discover now