03

146 15 5
                                    

Matahari sudah menampakkan sinarnya. Membawa kehangatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kini, semua siswa-siswi di SMA Nusantara telah masuk di kelasnya masing-masing.

"Kinan, aku gabisa berhenti suka sama dia." Adu seorang gadis kepada sahabatnya.

Kinan diam saja mendengar ucapan si gadis. Matanya sedang fokus mengerjakan beberapa butir soal matematika. Raya yang diacuhkan pun mengguncangkan lengan sahabatnya.

"Aduh! Tuhkan kecoret." Kesal Kinan membuat Raya menyengir.

"Sorry, hehe" ujarnya.

"Ck, udah deh Ray. Lo udah terlanjur suka sama dia. Otomatis juga susah buat lupain lah." Kinan menjawab ucapan Raya yang tadi.

Raya menanggapi dengan dengusan. Kenapa juga dirinya bertanya pada Kinan. Sudah jelas cewek itu akan membalasnya dengan logika.

Setelah sekian lama jam pelajaran pun selesai. Mereka berdua pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Tidak sengaja, Raya menjumpai Denan yang sedang bersama teman temannya.

-Chapter 03-

"Ingatlah, seseorang akan terlihat sempurna di mata orang yang tepat."

~Rayasha Alvyna

-

-

-


Sesampainya di kantin, Kinan menyikut lengan Raya. "Noh calon pacar lo." Tunjuk Kinan dengan dagunya ke arah Denan.

Raya mendengus menanggapi ucapan Kinan. Mereka berdua telah duduk di salah satu kursi yang lumayan dekat dengan kursi Denan. Sengaja, karena hanya itu yang kosong.

Mereka berdua memesan bakso untuk mengisi perutnya yang lapar. Sembari menunggu pesanannya datang, Raya memandangi wajah tampan calon pacarnya itu dari kejauhan. Setelah beberapa saat, gadis itu melihat ada seorang perempuan yang datang menghampiri meja Denan.

Hal tersebut membuat Raya mengerutkan alisnya. Kinan yang menyadari langsung berucap, "santai dulu gak sih. Siapa tau temennya."

Raya menghembuskan napasnya gusar. Ia benar benar tidak suka jika Denan didekati cewek lain. Terlebih jika Denan menyukai cewek itu. Lama-lama bisa potek jantung Raya.

"Ini neng pesanannya." Ucap ibu kantin yang membawakan dua mangkuk bakso ke meja mereka.

"Makasih buk" Balas Kinan dan Raya bersamaan.

Di lain meja, Denan dan kelima temannya didatangi oleh tiga perempuan yang tidak lain adalah Viona dkk. Cewek itu berniat untuk menanyakan soal pertandingan basket nanti sore. Sekalian caper karena cewek itu juga menyukai Denan.

Denan berdehem malas. Cowok itu tidak menatap Viona sama sekali. Justru malah mengabaikan kehadirannya. Hal itu membuat teman temannya terdiam.

Perempuan itu menyentuh lengan Denan, "Den." Panggilnya.

Buru buru cowok itu menepis tangan Viona.
"Eh sorry." Ujar Viona.

Denan menatap Viona. Cowok itu mengangkat sebelah alisnya. Menunggu perempuan itu berucap.

"Nanti sore jadi kan?" Ucap Viona mengundang cuitan teman teman Denan.

"Kiw kiw, ngedate masbro?" Celetuk Venus membuat pipi Viona memerah.

"Aduhh mass" imbuh Lucky.

"Sama aku aja yuk neng?" Goda Nathan sambil menaik turunkan alisnya.

"Bangsat." Umpat Denan.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaOnde histórias criam vida. Descubra agora