19

77 7 0
                                    

Seseorang misterius tengah berbicara dengan salah satu rekannya. Orang itu menggunakan masker penutup wajah. Ia sedang melaporkan sesuatu.

"Tadi gue dapet laporan dari dia. Katanya besok ada paket yang harus dianter ke rumah itu lagi. Lo siap kan?" Ujarnya.

"Iya, gue bakal usahain." Jawabnya membuat orang itu tersenyum.

"Intinya jangan sampai orang-orang tahu." Pinta orang bermasker itu membuat rekannya mengangguk.

"Ingat. Seratus juta buat lo, kalau lo berhasil sampe finish dan buat gadis itu trauma." Lanjutnya.

"Oke siap bos," ucap orang yang disuruh oleh bosnya.

-Chapter 19-

"Kedatanganku hanya untuk melatih dirimu agar menjadi lebih kuat."

~Scret man

-

-

-

Hari sudah mulai sore. Dari sore berangsur malam. Saat ini tepatnya pukul 19.00 seorang laki-laki sedang duduk bersama salah satu temannya.

Ketiga temannya pulang. Membuat mereka kesepian. Venus yang sedari tadi telpon dengan sepupunya mengarahkan kameranya ke Denan.

"Halo pak bos, gimana keadaan lo?" Sapa gadis yang sebentar lagi akan pindah ke Indonesia.

"Mendingan." Jawab Denan.

Venus terkekeh melihat interaksi mereka berdua. Tidak terasa dua bulan lagi mereka akan bertemu dengan Laura. Gadis yang selama ini ia tunggu kehadirannya.

"La, jangan lupa bawain kita oleh-oleh ya!" Celetuk Lucky dari kejauhan.

"Hahah, kebiasaan Lucky. Oke tunggu gue yak!" Jawab gadis itu.

Sementara Lucky tertawa kegirangan.

"Denan, lo mau gue bawain apa?" Tanya sang gadis membuat Denan menggelengkan kepalanya.

"Gak usah La, ngerepotin." Jawabnya membuat Laura terkekeh.

"Kaya sama siapa aja lo. Itung-itung buat hadiah karena kita gak pernah ketemu. Mau gue bawain semua buat temen temen disitu." Balas Laura membuat Denan menggaruk tengkuknya.

"Ehh-, itu tangan lo masih di infus woy hati-hati." Ujar Laura membuat Denan menghentikan aktivitasnya.

"Gak papa, ini mah gakerasa." Jawab cowok itu.

"Yee, si paling kuat." Cibirnya membuat Denan terkekeh.

Venus mengalihkan kameranya menghadap ke wajahnya. Cowok itu bersiap untuk mengucapkan sesuatu.

"La, lo jangan lupa bilang sama kakek disitu kalau gue disini baik-baik aja." Ujar Venus.

"Iya, gue selalu bilang gitu kok kalo kakek tanyain lo." Jawab Laura di seberang sana.

"Nice," ujar Venus.

"Yaudah ya, gue mau ngurus surat perpindahan dulu." Pamit Laura membuat Venus menganggukkan kepalanya.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaWhere stories live. Discover now