20

82 8 2
                                    

Seorang gadis menghampiri ibunya. Ia membawakan sebuah amplop yang baru saja diambil dari kamarnya. Kakinya melangkah untuk duduk di sebelah sang ibu.

"Ma, ini amplop yang tadi." Ucap Raya.

"Coba Mama liat?" Balas sang ibu.

Nafa mengambilnya. Wanita itu membuka amplop tersebut. Kemudian membaca isinya.

"Sepertinya surat ini berisi sebuah kode." Gumam Nafa membuat Raya ikut penasaran.

"Maksud mama?" Tanya gadis itu.

"Udah, kamu gak usah pikirin. Nanti biar mama yang cari tau." Jawab Nafa menenangkan putrinya.

"Oke ma." Ucap Raya.

"Mama tadi denger suara gak?" Lanjut gadis itu bertanya.

"Suara apa?" Tanya Nafa membuat Raya yakin bahwa ibunya tidak mendengar suara itu.

"Oh, ngga jadi mah. Mungkin cuma perasaan Raya aja tadi." Balas Raya.

"Hm, yaudah kalau gitu. Sekarang udah malem. Kamu istirahat sana." Perintah Nafa membuat Raya menurut.

Akhirnya Raya dan Nafa pun memutuskan untuk istirahat. Mereka masuk ke kamarnya masing-masing.

--Chapter 20--

"Seberapa keras orang tua mendidik, tidak akan pernah membiarkan sang anak terus dalam kelengahan."

~Mr. Reno Narajaya

-

-

-


Pagi hari telah tiba. Seorang laki-laki dan perempuan tengah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Mereka adalah Kinan dan Aldi.

"Ayo," ajak laki-laki itu.

Kinan mengikuti Aldi dari belakang. Setelah selesai bersiap-siap, mereka pamit kepada sang Ibu.

"Bu, Kinan sama Aldi pamit ya." Ucap Kinan.

"Iya, hati-hati ya." Pesan Ika membuat kedua anak itu mengangguk.

"Iya. Ibu juga jangan kecapean di rumah." Ucap Aldi membuat Ika tersenyum.

"Iya, nak." Jawab Ika.

Kinan berjalan ke depan. Sementara Aldi mengeluarkan motornya. Kinan memakai helm, kemudian menaiki motor Aldi yang sudah siap dihadapannya.

"Jangan ngebut ya" pesan Kinan diangguki oleh Aldi.

Lima belas menit mereka di perjalanan. Akhirnya sampai juga di rumah sakit. Kedua sejoli itu turun dari motornya.

Kinan berjalan di depan sementara Aldi di belakangnya. Gadis itu langsung menuju ke ruangan periksa. Diikuti Aldi yang juga mendampingi gadis itu.

"Selamat pagi dok." Sapa Kinan.

Seorang dokter yang sudah cukup umur menghampiri gadis itu.

"Pagi, Kinan."sahut dokter perempuan itu ramah.

"Sekarang jadwalnya Kinan untuk kemoterapi ya." Ucap Dokter itu.

"Iya dok," jawab Kinan.

"Sudah siap?" Tanya dokter itu membuat Kinan mengangguk ragu.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaWhere stories live. Discover now