05

132 15 3
                                    

Raya tersenyum disepanjang perjalanan. Gadis itu tidak menyangka akan pulang bersama laki-laki yang hampir dua tahun menjadi penghuni hatinya. Setelah sekian lama, akhirnya terwujud juga keinginannya. Meskipun mereka tidak menjalin hubungan apa-apa tetapi Raya merasa senang.

Gadis itu menunjuk arah rumahnya. Tinggal belok kiri kemudian masuk ke dalam gang. Tak sampai lima menit pun sampai.

Denan membantu Raya turun dari motornya. Gadis itu masih saja tersenyum.
Hal tersebut membuat Denan berdehem.

"Makasih banyaaaakk yaa Denannn." Ujar cewek itu setelah turun dari motor besar milik Denan.

"Hmm" jawab Denan yang ingin menancapkan gasnya.

"Ehh, ga mampir dulu? Mampir dulu yuk?" Tawar Raya yang ditolak oleh Denan.

"Sorry gue masih ada urusan." Balas laki laki itu tanpa berekspresi.

"Emm okay deh, hati hati ya." Pesan Raya membuat Denan menganggukkan kepalanya.

"Denan!" Panggil Raya lagi-lagi membuat Denan mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan gadis itu.

"I Love You!" Lanjut gadis itu kemudian pergi dari hadapan Denan.

Denan mematung sesaat. Seumur hidupnya, baru kali ini dia bertemu dengan gadis seperti Raya. Gadis yang selalu tersenyum walaupun sering ia sakiti.

-Chapter 05-

"Sejauh apapun lo menyembunyikan, Tuhan tetap bisa melihatnya."

~Nataya Kinan Arashinta

-

-

-

"Cie, anak mama habis dianterin siapa tuh?" Seorang wanita yang sudah berumur, namun tetap terlihat cantik.

Dia adalah Nafa. Ibunya Raya yang selalu sayang padanya. Wanita itu menyambut putri semata wayangnya yang baru saja pulang dari sekolah.

"Temen ma," jawab Raya sambil menyalimi ibunya.

"Assalamu'alaikum" lanjut gadis itu mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam, kebiasaan udah masuk baru salam." Tegur Nafa membuat Raya nyengir polos.

"Eh itu kaki Raya kenapa?" Tanya wanita itu setelah melihat Raya berjalan pincang.

Raya menghentikan langkahnya. "Jatuh ma, hehe" cengirnya dengan wajah tanpa dosa.

"Udah diobati?"

"Udah, sama Aldi tadi."

"Lain kali hati-hati dong. Masih sakit ngga?"

"Engga, udah mama tenang aja gausah khawatir. Raya kuat kok."

Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kamar. Nafa yang ingin membantu langsung ditolak halus oleh Raya. "Ga usah dituntun ma, Raya bisa sendiri, nih." Ucap Raya sambil berjalan tertatih.

"Hmm, yaudah mama ke dapur dulu ya mau nyiapin makanan buat kamu." Ujar Nafa.

"Oke" jawab Raya.

***
Disisi lain, Aldi telah sampai di sebuah gedung yang cukup besar. Langkahnya tergesa-gesa untuk menuju ke sebuah ruangan. Ruang dimana sepupunya berada.

"Kinan?" Panggil cowok itu setelah sampai di ruangan serba putih.

Gadis yang dipanggil menoleh. Ia tersenyum kecil. Wajah pucatnya seolah sirna.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang