11

94 10 0
                                    

Hehe lanjut nih, maaf kemarin surprise cast dulu wkwk
Hayo! vote nya udah belom?
Xixixi Auna akan selalu menunggu vote dan komen dari kalian🥰

***
-Chapter 11-

"Kecewa boleh, tapi jangan sampai menyerah."

~Denandra Alfiano Narajaya

-

-

-

Seorang laki-laki dan perempuan sedang berdiri di tengah lapangan. Tepatnya di bawah tiang bendera. Mereka sedang dihukum untuk hormat bendera selama dua jam lantaran terlambat datang ke sekolah.

Siapa lagi kalau bukan Denan dan Raya. Bu Beti benar-benar memberikan hukuman kepada mereka. Awalnya disuruh untuk membersihkan toilet, tetapi Denan langsung menolaknya.

Lebih baik dijemur daripada harus menghirup bau WC katanya. Raya pun hanya bisa menurut. Masih beruntung Bu Beti mau menyetujui permintaan mereka.

Akhirnya disinilah kedua sejoli itu berada. Mereka menjadi pusat perhatian para siswa siswi yang tengah beristirahat. Sejak lima belas menit berlalu, hukumannya belum selesai juga.

"Denan." Bisik Raya.

"Hm," Jawab laki-laki itu.

"Aku udah ngga kuat." Ujar si gadis yang sudah mengeluarkan banyak keringat.

Denan meliriknya sebentar. Cowok itu menggeser tubuhnya supaya lebih rapat dengan Raya. Tangan yang satunya ia gunakan untuk menutupi kepala Raya dari sengatan matahari.

Beberapa siswi yang menyaksikan terkejut. Mereka mulai berbisik-bisik. Ada juga yang berteriak.

"Woy gila! Denan kok perhatian banget sih."

"Iya anjir."

"Wah fiks sih jangan-jangan mereka ada hubungan."

"Gak lah. Denan kan gak suka sama cewek itu."

"Heleh bilang aja iri."

Bisik bisik mereka mulai terdengar di telinga Denan dan Raya. Denan yang sudah terbiasa hanya berekspresi datar. Tidak terganggu sama sekali.

Sementara Raya menjauhkan dirinya dari Denan. Ia merasa risih dengan ucapan beberapa siswi itu. Sehingga dia memutuskan untuk menjaga jarak dari Denan.

"Ngga usah didengerin." Ujar Denan.

Sebenarnya Raya juga heran kenapa Denan mulai perhatian dengannya. Bukankah kemarin cowok itu bilang ngga mau di sukain? Tapi sekarang justru bersikap perhatian. Ah sudahlah Raya tidak peduli.

Semakin lama matahari semakin naik ke atas. Semakin panas juga yang dirasakan. Gadis itu sudah sangat pusing. Lama kelamaan pandangannya buram, tubuhnya pun mulai kehilangan keseimbangan.

"Raya!" Teriak Denan sembari menangkap tubuh mungil si gadis yang sudah memejamkan matanya. Ia pingsan.

Cowok itu menggendong Raya ala bridal style membuat semua siswi semakin memekik. Selain terkejut, mereka juga tidak menyangka Denan akan bersikap peduli pada perempuan. Namun laki-laki itu tidak mempedulikan omongan mereka.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang