09

95 12 1
                                    

Dilain tempat, Raya sudah beberapa kali menangis. Gadis itu sedang membantu ibunya memasak. Ia ditugaskan untuk memotong bawang.

Perempuan itu sesekali sambil curhat tentang laki-laki yang dia kagumi. Ibunya menanggapi dengan ucapan selembut mungkin. Raya juga senang bisa bercerita dengan Nafa, ibunya.

Karena sekecil apapun masalah hidupnya, Raya selalu menceritakan kepada ibunya. Sebenarnya gadis itu takut jika ibunya nanti marah. Tetapi, kalau tidak menceritakan justru semakin kepikiran.

Beruntung selama ini Raya tidak pernah dimarahi oleh ibunya. Nafa selalu memberikan saran dengan lembut dan baik kepada putrinya. Hal itu membuat Raya semakin tenang bisa curhat dengan sang ibu.

--Chapter 09--

"Kalau dia udah nolak, berati cukup perjuangan kamu sampai disitu saja."

~Mamah Nafa

-

-

-

"Mamah, sebenarnya suka sama orang itu boleh ngga?" Tanya si gadis yang sudah selesai memotong bawang.

"Boleh." Jawab sang ibu.

"Tapi kok orang yang yang Raya suka gak mau di sukain sama Raya ya? Emang ada konsep begitu?" Ujar Raya menceritakan kisahnya kepada Nafa.

"Sayang, dengerin mamah. Kalau orang itu gak mau di sukain sama kamu, itu artinya secara tidak langsung orang itu sudah menolak kamu." Jawab Nafa sambil menuangkan minyak di wajan.

"Ooh gitu ya mah," jawab Raya. Gadis itu tengah mencuci tangannya.

"Kenapa memangnya?" Tanya Nafa membuat Raya nyengir seperti orang yang telah ketahuan jahil.

"Kok nyengir gitu" ujar Nafa penasaran.

"Hehe, gak papa mah. Sebenernya Raya lagi suka sama cowok." Jujur gadis itu.

"Siapa?" Ucap Nafa penasaran.

"Denan, Denandra Alfiano Narajaya. Itu nama lengkapnya mah." Jawab Raya sambil tersenyum salah tingkah.

"Cie, anak mamah udah besar ya." Kata Nafa sambil mengaduk masakannya.

"Ah mamah, masa iya harus kecil terus." Jawaban Raya membuat Nafa kembali membuka suara.

"Bukan gitu maksudnya sayang, maksud mamah itu udah mulai jatuh cinta." Koreksi Nafa.

"Ooh gitu, heheh." Cengir Raya.

"Cengar cengir mulu kamu." Ledek Nafa membuat Raya cemberut.

"Kan lagi jatuh cinta, mamah kaya gak pernah muda aja." Jawab Raya membuat Nafa terdiam sesaat.

"..."

"Mah, kok diem sih?" Tanya Raya.

"Hm? terus gimana orangnya?" Balas Nafa.

"Dia tuh ganteng tau mah. Terus dia juga ketua basket di sekolah. Tapi kata temen-temen dia ikutan geng motor. Jadi ketua gengster juga." Ucap Raya mendeskripsikan sosok yang ia puja.

Nafa mendengarkan ucapan putrinya. Dengan hati-hati ia juga telah menyelesaikan masakannya. Wanita itu menaruh makanannya di meja makan dan dibantu oleh Raya.

"Terus?" Balas Nafa.

"Terus Raya suka." Ucap Raya yang masih tersenyum.

"Udah nyatain?" Lanjut wanita itu sembari menyiapkan piring.

Dear Dera - The Story of Denan and RayaWhere stories live. Discover now