50. benar sahabat

243 26 8
                                    

"Selin..."

"Ra? Akhirnya lo bangun juga" nada kelegaan Selin melihat Ara yang sudah membuka matanya.

Ara menyentuh kepalanya, sakit rasanya. Yang ia sadari ialah dirinya kini berada dikamarnya dan bersama Selin.

"Sebenarnya dokter gak ngebolehin lo pulang, tapi Mami lo maksa lo biar pulang" Selin memberitahu.

"Dan kenapa gue bisa ada disini, gue pengen nemenin lo" lanjut Selin dengan senyum.

Mata Ara tertuju pada koper serta barang-barang nya yang sudah rapi dimasukan dalam tas. Dahi nya mengernyit.

"Selin itu ..." Ara menunjuk dekat pintu dimana kopernya tergeletak.

"Oh itu..., sebelumnya gue minta maaf udah ngedenger percakapan bokap nyokap lo. Tadi pas gue dateng gue denger nyokap lo bilang kalian mau pindah besok" ujar Selin, Ara terkejut mendengarnya. Kenapa pindah?

"Tapi kenapa?"

"Gimana gak kenapa? Orang tua lo khawatir sama keadaan lo, dan lo tau? Orang yang nyelakain lo didatengin bokap lo sama perantara nya, gila si keren abiss" Selin mengungkapnya rasa perasaan kagum nya.

"Selin, Ara gak mau pindah"

"Gue juga gak pengen lo pindah, tapi disini lo gak bahagia Ra" Selin memegang pundak Ara.

"Awhhh..." Ara meringis kesakitan, kepalanya tiba tiba sakit.

"Ra??? Lo kenapa???" Selin yang melihat itu sangat khawatir.

"Kepala Ara.. rasanya sakit" jawab Ara.

Selin yang melihat itu merasa kasihan, banyak yang dialami Ara. Bahkan dirinya masuk kedalam orang yang menyelakainya.

Beberapa kali benturan keras yang Ara rasakan dikepalanya. Ia sempat mendengar dokter memberitahu bisa bisa amnesia Ara tidak pulih, dan itu bisa mengganggu fungsi otaknya.

Hug ...

Ara memeluk Selin.

"Selin hiks ...."

Selin mengelus punggung Ara, mencoba menguati Ara.

"Hidup Ara udah gak lama ya?" makin terkejut ketika Ara malah mengatakan hal itu.

"Lo ini ngomong apa sih" Selin melepas pelukan Ara, kenapa bisa Ara berbicara seperti itu.

"Ara gak kuat, Ara takut Selin" tangis nya.

"Lo itu kuat, gak mungkin kalo gak kuat udah sejauh ini. Lo gak usah takut sama senior senior itu, ntar dibejek sama bokap lo"

"Bukan itu"

"Lha? Terus apa?"

"Selin, ada sesuatu yang mau Ara ceritain" Ara menghapus air matanya, rasa sakit dikepalanya kian mereda.

Ara menceritakan dari Lion yang tiba-tiba menyuruhnya menjauhi Albar, lalu Pila yang mengatakan jika Albar menghamili seorang gadis dan Pila meminta bantuan nya untuk membantu gadis tersebut yang tak lain teman nya Anna, Pila meminta tolong Ara agar menerima Albar menjadi pacarnya, tetapi disisi lain Pila membuatnya jauh dari Lion.

Selin sampai menutup mulunya mengetahui hal itu.

"Albar brengsek! PILA MONYET" umpatnya.

"Apasih yang namanya Pila itu nama doang yang polos, otak nya manipulatif" Selin gak habis pikir.

"Ara butuh bantuan Selin, Ara gak bisa sendiri"

Selin menatap Ara, dalam hatinya dulu ia membenci gadis didepan nya ini dan membuat nya celaka, tapi kali ini ia berharap bantuan nya ini bisa membantu Ara dan Ara bisa memaafkan dirinya .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang