Bagian-38. salah paham (2)

4.6K 815 431
                                    

Bughk

Bughk

Bughk

Bughk

"Lion! Lion dengerin gue!"

Bughk

Bughk

"Lion plis...."

"Gue mohon dengerin gue.."

Bughk

Lion tak mendengar Pila yg terus memanggil nama nya, pikiran nya terus berputar mengingat diruang uks bagaimana Albar dan Ara berciuman, tepat sekali didepan mata nya.

Emosi terlihat dari tangan nya yg sendari tadi memukul samsak diruang olahraga.

Keringat bercucur dipelipis dahi nya, aturan nafas yg berbentur, tak memperdulikan disekitar nya.

"Lion berenti! Gue mohon berenti! Tangan lo berdarah!" Pekik Pila yg melihat menetes nya darah Lion ke lantai olahraga.

Dirinya mencari Lion hingga ke ruang olahraga, dirinya berpikir akan meluruskan mengapa ia membela Albar, itu karna dirinya takut Albar mencelakai Anna teman nya.

"Lion gue mohon berenti... hiks..." Pila menunduk lemas, Lion berhenti, memegang samsak itu kelelahan.

"Lo mau apa lagi hah?" Tanya Lion, nafas nya yg masih tak teratur normal.

"Tangan lo berdarah Lion" saat Pila ingin memegang tangan Lion, Lion menepis nya.

"Jangan sok ngawatirin gue, lo mau apa?" Lion to the poin, bertopang dagu melihat Pila.

"Hiks... "

"Gak usah pake nangis"

"Gue.. gue.. "

"Lama lo!" Lion beranjak melangkah pergi.

"Lion tunggu!" Panggilan Pila menghentikan langkah kaki Lion.

"Lo mau apa lagi sih hah? Gak puas lo buat gue jauhan sama Ara karna cerita lo tanpa bukti itu? Atau jangan-jangan lo emang sengaja buat gue sama Ara jauhan?" Tuding Lion curiga.

"Gak! Gue gak ada niatan gitu Lion!, gue cuma minta tolong buat bantu cari Anna temen gue.."

"Terus kenapa lo gak ngaku didepan tadi anjing!" Lion menendang kursi disekitar nya. Emosi nya menguap.

"Itu.. itu karna gue takut Albar nyelakain Anna.."

"Gue takut Lion.. maafin gue.." Pila pun langsung memeluk Lion.

Disisi lain, di ruang Uks tempat nya.

"Hmm!---" Ara berusaha mendorong tubuh Albar, karna Albar yg mencium nya tiba tiba tanpa seizin nya. Albar yg merasa Ara memberontak, melepas dan menjauh.

"Albar lepasz!"

"Sory Ra gue hilap--"

"Albar sama Lion sama aja!"

"Lion...? jadi Lion pernah nyium lo..?" Albar yg terkejut bertanya.

Ara yg keceplosan menutup mulut nya, dan menatap Albar yg curiga dan menunggu jawaban nya.

"Albar mending pergi!" Ara mengusir nya.

"Iya gue bakal pergi setelah lo ngejawab pertanyaan gue" jawab Albar.

"Ara! Ara sayang, kamu gak papa?" Seorang wanita yg tak lain Fika, berburu-buru berlari menghampiri Ara sampai ingin terselandung.

"Ara--Ara gak papa Momy, Momy kenapa ada disini?"

"Momy ditelfon sama guru kamu, kamu kenapa sayang? Kenapa ini sampai diperban dua kali?" Fika yg menyadari perbanan dikepala Ara ditambah dua kali.

"Ara--Ara gak papa kok Momy.. Momy gak perlu khawatir.."

"Gak khawatir gimana Ara! Ini sampe diperban dua kali, jawab siapa yg giniin?" Tanya Fika.

"Ini Lion kemana?" Tanya Fika yg tidak menyadari keberadaan Lion.

"Itu Tan--" saat Albar ingin berbicara Ara menggeleng memberi kode supaya Albar tak memberitahu Fika.

"Kenapa Albar? Kasi tau Tante" Fika menoleh ke Albar.

"Gak Mom, gak ad--"

"Udah lah Ra! Jangan lo sembunyi-sembunyiin! Lion yg ninju Ara tan--"

"TAPI ITU GAK SENGAJA ALBAR!"

"Sengaja gak sengaja tetep Lion yg ngelakuin nya Ra!"

"Jawab Ara apa bener Lion yg mukul kamu?" Tanya Fika ke Ara yg mendengar itu dari Albar.

"Iya tapi gak sengaja Mom"

"Jadi bener Lion? Momy gak nyangka, kira Momy Lion beneran bisa jaga kamu tapi ini dia malah?" Fika tak percaya.

"Tinggal kamu bilang, anak itu mau aku keluarin atau sekolah ini yg ditutup?" Suara dari pintu, terlihat Arkan yg melangkah mendekati mereka dengan kepala sekolah serta wakil nya.

"Jangan--kita bisa membicarakan ini baik baik Tuan Arkan, atau kami akan mengeluarkan anak itu" ujar kepala Sekolah itu menawar agar sekolah itu tidak ditutup. Arkan yg memang termasuk donatur sekolah.

"Jangan Dad.. Ara gak papa kok, Momy Ara gakpapa jangan ngeluarin Lion ataupun nutup sekolah ini" pinta Ara.

"Hm.. sekarang ikut Momy pulang" Fika membantu Ara berjalan.

Sedangkan Albar tersenyum miring karna Fika sudah tidak mempercayai Lion, dirinya tinggal mengambil hati Fika untuk mempercayai dirinya.

Terpintas dibenak nya, siapa yg memberitahu tentang Anna ke Lion..?

Pila. Hanya gadis itu yg bisa berbuat seperti itu.

Dilorong sekolah Ara menjadi perbincangan murid Sma Garuda, karna melihat Arkan yg mereka tebak adalah Ayah nya.

"Iih gila gue baru tau kalo Ara anak Pak Arkan"

"Aduh mampus tuh kalo dia tau dulu Ara pernah dibully, dituduh aduh untung gue engga ikut-ikutan"

"Gue denger-denger Lion mau dikeluarin gara-gara nonjok si Ara? Atau enggak ni sekolah bakal ditutup anjir"

"Mom.. Lion jangan sampe dikeluarin, tolong bujuk Daddy" ucap Ara meminta.

"Kita bicarain dirumah" ucap Fika, Ara hanya menunduk, saat mendonggak melihat sekeliling tepat nya diruang olahraga, Ara melihat dari jendela, Lion yg sedang berpelukan dengan Pila.

Ara langsung menoleh ke tempat lain. Merasa sesak atas apa yg ia lihat barusan.

Brengsek.

***

"WOY FIK!!! TUMBEN LO--" suara Vina, kakak Arkan di balkon kamar nya. Arkan, Fika dan Ara menoleh keatas secara bersamaan melihat Vina.

"ASTAGA BUSYEEEET" Vina menutup mulut nya saat melihat wajah Ara.

"Dia...?" Geming Vina.

"KENAPA KAK?" Fika menyaut, kebiasaan lama tidak berubah.

"GAK GAK PAPA LANJOTT MASUK! ARKAN LO SINI KAGA! GUE MAU NGOMONG SAMA LO" teriak Vina yg dibalas anggukan Arkan. Arkan tahu apa yg akan ditanyakan, tentunya tentang Ara.




Tbc.

Yeeeee update...

Menurut tebakan kalian, Kakak nya Arkan mau ngomong apa ya tentang Ara?

Terus Ara bakal sama siapa nanti nya?

Kasi kata untuk Albar?

And Pila?

Curiga gak sama Pila?

Vote share and comen ya see you!

ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang