Bagian-05. Kesalahpahaman

15.7K 1.7K 1.2K
                                    

"Om...dad.." lirih Ara terkejut saat melihat Arkan yg menjadi pelanggan cafe.

Klien yg bersama Arkan pun melihat dan menatap Ara.

"Bukan kah ini Ara? Anak kamu Arkan?" ujar klien tersebut, ia mengetahui Ara anak Arkan karna disaat Hari peresmian kantor, Ara datang bersama Fika.

Arkan diam.

"Ara? Kamu menjadi pelayan cafe? Apa Om tidak salah liat?" Ujarnya lagi tak percaya.

Ara diam, dirinya bingung ingin menjawab apa.

"Arkan? Kamu membiarkan anak kamu kerja banting tulang sedangkan kamu sudah hidup dengan lebih dari pada cukup? Woah!" Tangan klien itu bertepuk. Menepuki perlakuan Arkan yg menurut nya tidak benar.

"Maaf Mr. Arkan saya tidak ingin berkerja sama dengan anda, terimakasi." Ujar klien itu beranjak pergi, saat Arkan ingin mencegah nya, mata nya langsung melirik Ara tajam.

Klien itu sudah pergi dari hadapan keduanya.

Kini Ara yg gemetar ketakutan melihat tatapan Arkan yg menusuk mata nya. Kepala nya menunduk, tangan nya ia tautkan takut.

Dengan cepat Arkan menarik tangan Ara kuat, sampai Ara meringis sakit.

"Omdad.... Sakit...lepasin Ara..." Rintih nya, ia yakini tangan nya sudah memerah.

Pelanggan cafe-cafe tersebut melihat itu, bahkan ada saja yg berdiri ingin menolong, namun niat itu terurung karna itu urusan mereka dan apalagi jika itu pribadi?

Namun menurut Ara, kenapa tidak ada yg menolong nya, bahkan banyak yg menonton, jikapun masalah itu pribadi.

"Maaf Pak, anda menyakiti nya" ujar Sandi datang tiba-tiba, menarik tangan Ara yg satunya, Arkan menoleh, menatap tajam ke arah sandi.

"Siapa kamu?" Ucap Arkan berjalan ke arah Sandi.

"Maaf Pak, saya tidak ada maksud untuk ikut campur, tapi anda menyakitinya Pak" jelas Sandi, tadi nya dirinya disibukan dengan urusan nya, namun mendengar ada keributan, dirinya langsung pergi dan melihat apa yg terjadi, terkejut nya ia yg melihat Ara ditarik kasar oleh seseorang.

Arkan menarik kerah baju sandi.

"Jangan menasehati saya, saya tahu betul apa yg saya lakukan!" Ucap nya tajam lalu menghempaskan Sandi secara kasar.

"Maaf Ra..."lirih Sandi menatap kepergian Ara dengan Arkan yg menarik tangan Ara.

***

"Omdad... Lepasin tangan Ara..hiks... Sakit... "

"Omdad...awh!"

Ara dihempaskan dengan kasar oleh Arkan saat sampai dirumah, hingga dahi Ara terbentur sofa, dan mengeluarkan darah.

Ara memegangi kepala nya, tepat didahi nya yg berdarah, dirinya melihat tangan nya yg berdarah, perih.

"Kamu!" Arkan menarik kuat rambut Ara, sehingga membuat Kepala Ara mendonggak ke atas.

"Kamu itu buat malu saya! Siapa yg ngijinin kamu untuk kerja, itu klien penting !" ucap Arkan dengan nada tinggi.

"BIBI!" panggil Arkan, Bi Juwi yg merasa terpanggil, berlari menghampiri Arkan, mata nya membulat saat melihat Arkan yg kejam dengan Ara.

"Ambilin saya gunting!" Suruh nya.

"Un..untuk apa...tuan?"

"Cepat!"

Pikiran Bi Juwi acak kadut, dirinya mengambil gunting dilaci, namun sebelum itu tangan nya merogoh-rogoh mencari ponsel nya, dengan cepat dirinya menelfon Fika.

ARANAWhere stories live. Discover now