Chapter-10

19 7 3
                                    

Trak!

Trak!

"Ups! Maaf tuan-tuan. Atau harus ku panggil... Bocah?"

Tiba-tiba ada seorang gadis muda-kira-kira delapan tahun lebih muda dari Joy-yang menendang kaleng bekas dijalanan ke kepala kedua orang itu.

"Siapa kau?!"

"Aku yakin kau tidak mau tahu siapa aku. Dasar bocah bodoh! Kau pasti banyak melewatkan kelas sejarah."

"Berani sekali kau memanggilku dengan sebutan bocah!"

"Rasakan ini!"laki-laki yang tadi sempat memarahi yang lain. Terlihat dia seperti menggunakan sihir. Dia mengarahkannya ke anak tadi.

Hup!

Sebelum sihir itu mengenai anak itu. Dengan sigap Joy menariknya menghindar. Yang otomatis membuat persembunyiannya ketahuan.

"Siapa lagi dia!"

"Joy! Lari!"Richard menggandeng tangan Joy sambil menariknya.

"I-iya."tanpa mereka sadari, wajah mereka sedikit memerah saat itu.

_______________________

"Hosh. Hosh. Hosh."Joy sampai dengan kelelahan karena dia berlari cukup jauh. Lagi pula dia menggendong anak itu.

"Siapa kamu?"tanya Joy ke anak itu.

"Asal kau tahu ya! Aku berusia lebih tua dari pada kau!"

"Baiklah-baiklah."walaupun Joy menganggap itu hanya omongan anak kecil. Tapi dia tidak membantahnya.

"Jadi, siapa namamu?"Joy mengulangi pertanyaannya.

"Huh! Irene."jawab gadis kecil itu kesal.

Entah kenapa dia merasa diremehkan. Bukan Joy. Tapi, dengan laki-laki disampingnya itu. Tatapannya yang membuatnya kesal.

"Irene, kamu tinggal dimana?"tanya Joy lembut.

"Apakah orang sepertiku membutuhkan tempat tinggal?"Irene menjawab dengan ketus.

"Apa kamu mau, tinggal bersamaku?"Joy menawarkan.

"Tidak perlu. Kalau kita memesan kamar lagi, kita akan membuang terlalu banyak uang."tiba-tiba Richard menyerobot.

"Siapa bilang kita akan memesan kamar lagi? Dia akan menginap di kamarku."Joy memonyongkan bibirnya.

"Tapi di dikamar mu itu hanya ada satu kasur."Richard mendekatkan mulutnya ke telinga Joy dan berbisik tentang itu.

"Tak pa. Bukankah dikamar itu ada sebuah sofa panjang."lalu dengan santainya, Joy menggendong anak itu dan pergi ke penginapan.

"O-oi!"Richard berteriak. Berusaha mencegah, tapi Joy terlalu cepat. Sepertinya Joy tidak mau menunggunya.

_________________________

Sudah dua hari sejak Joy mengajak Irene menginap di kamarnya. Sekarang anak itu masih tinggal disitu. Sepertinya dia mulai akrab bersama Joy.

"Irene, kamu tahu? Sebenarnya aku berasal dari dunia lain. Kalau tahu seperti ini dunia isekai yang ingin aku kunjungi. Aku lebih memilih pulang sekarang."

Joy merasa bosan karena sudah lama dia berada disana tapi tetap saja dia tidak keluar. Dia tidak berani pergi ketempat berminat besar saat itu. Pasti sekarang penjagaanya lebih ketat.

"Aku tahu."Irene memutar bola matanya malas.

"Bagaimana kamu bisa tahu?"Joy menatap Irene tak percaya.

"Aku mengetahui segalanya yang terjadi disini."walaupun dia terlihat masih kecil. Tapi, Joy mengamati kalau sikap Irene lebih bijaksana dan dewasa dari perkiraannya. Bahkan dia bisa mengalahkan Richard yang masih seperti anak-anak itu.

"Sebenarnya kamu itu siapa?"

"Kenapa kau selalu menggunakan kata kamu? Apa karena aku terlihat masih kecil untukmu? Atau-"

"Bukan. Itu karena dia memang sudah terbiasa dari kecil."Richard tiba-tiba menyerobot.

"Kau itu memang suka menyerobot ucapan ku ya."Irene kesal dengan Richard yang terus memotong perkataannya.

"Kalau iya, kenapa?"tantang Richard.

"Kau ini...."Irene geram.

"Sudahlah! Kalian ini kalau bertemu kerjanya hanya bertengkar!"Joy sudah bosan mendengar ocehan dari keduanya.

"Ya sudah. Kalau begitu aku keluar."Richard segera membuka pintu dan bergegas keluar kamar.

"Irene, apa kamu tahu caraku dan Richard untuk keluar dari sini?"Joy kembali memfokuskan pandangannya ke Irene.

"Kenapa? Memangnya kau mau keluar dari sini? Bukankah kau hidup nyaman disini? Tapi, kalau tentang itu, tentu saja aku tahu. Lagi pula kalian tidak bisa tinggal berlama-lama disini."Irene sekarang memusatkan pandangannya kearah Joy. Fokus.

"Kenapa tidak bisa? Yah... Benar juga sih. Bagaimanapun, aku tetap lebih suka tinggal disana, di duniaku yang dulu."

"Karena memang kodrat kalian tinggal disana. Tapi, ada orang yang bisa tinggal lama disini. Hanya ada satu orang."pembicaraan mereka mulai menjadi serius.

"Siapa? Apa itu orang yang kukenal?"

"Ya. Kau sangat mengenalnya."

"?"Joy memiringkan kepalanya karena penasaran.

"Dia......."Irene sengaja memanjangkan kata-katanya.

"Iya...."Joy ikut memanjangkan katanya.

"Rahasia."Irene mengakhiri perkataannya disana lalu beranjak keluar kamar. Dia bosan dengan suasana kamar yang hanya itu itu saja.

"Hei! Beri tahu aku siapa orangnya!"Joy berteriak dari dalam kamar.

"Tidak akan."

___________________________

"Terima kasih untuk apa yang kau berikan kepadaku selama ini."

"Tunggu dulu, kau mau kemana?"seorang memegang tangannya dari belakang.

"Memangnya kenapa? Kukira kau selama ini tidak memedulikan ku?"orang itu menantang.

"Dia akan sedih jika tahu kau pergi."liriknya ke orang yang sekarang sedang tertidur pulas di sebuah sofa panjang.

"Tidak mungkin. Dia baru mengenalku kurang dari seminggu. Memangnya kau tahu bagaimana sikapnya, Richard?"orang itu menyentakkan tangannya.

"Kau yang belum mengenalnya dengan baik. Irene."tatap Richard sendu.

Another World in the Mirror [Hiatus]Where stories live. Discover now